Dunia mode berduka atas kepergian perancang busana terkemuka. Fashion designer asal Jepang, Issey Miyake tutup usia pada Jumat (5/8) malam. Diketahui laki-laki kelahiran Hiroshima, 22 April 1938 itu meninggal dunia akibat kanker. Sejak mengawali karir di tahun 70an dengan label Issey Miyake, ia telah meninggalkan jejak luar biasa di bidang fashion yang menobatkannya bukan cuma sebagai desainer, tapi juga inovator.
Mulai dari salah satu orang yang selamat dari bom Hiroshima-Nagasaki 1945, pindah ke Prancis dan Amerika Serikat untuk belajar mode, hingga menjadi perancang busana ternama, berikut kilas balik perjalanan hidup Issey Miyake yang tersusun dari berbagai sumber.
Aspirasi Belajar Desain
Issey Miyake/ Foto: twitter.com/cfda |
Miyake hanyalah anak berusia 7 tahun ketika ia selamat dari peristiwa bom atom. Fakta yang baru diungkapkan pada tahun 2009 itu mengingatkannya kembali ke masa kecil di mana ia bercita-cita menjadi seorang penari. Namun ketertarikannya pada fashion muncul setelah ia menikmati majalah mode milik saudara perempuannya. Tanpa disadari, lokasi dekat episentrum bom, tepatnya dua jembatan di Hiroshima, menginspirasinya untuk ciptakan desain.
Koleksi Busana Pertama
Desain pertama Issey Miyake pada Toyo Rayon kalender 1963/ Foto: mds.isseymiyake.com |
Keinginan untuk terjun di bidang desain semakin kuat, Miyake mengenyam pendidikan di Fakultas Graphic Design, Tama Art University, tahun 1960an. Ia menjadi salah satu siswa paling menonjol karena pendapatnya bahwa merancang busana bukan bagian dari fashion, melainkan desain––suratnya kepada sekretariat fakultas mempertanyakan kenapa desain busana tidak masuk dalam program kuliah.
Ambisi untuk belajar desain pakaian pun membawa Miyake pada koleksi pertamanya, yakni pakaian untuk kalender perusahaan Toyo Rayon 1963 sesuai permintaan direktur seni Jo Murakoshi.
Merantau ke Paris dan New York
Sketsa original Issey Miyake ketika bersekolah di Prancis/ Foto: mds.isseymiyake.com |
Setelah lulus dari Tama Art University, ia beranjak ke Paris pada tahun 1965 untuk belajar haute couture di Ecole de la Chambre Syndical de la Couture Parisienne sebelum beralih menjadi asisten 2 perancang busana, yaitu Guy Laroche dan Hubert de Givenchy. Di City of Light inilah Miyake kembali mendapat inspirasi baru setelah menghadapi kerusuhan Paris 1968. Baginya, fashion tak terbatas pada haute couture untuk perempuan.
Miyake pun bertolak ke New York pada tahun berikutnya, belajar Bahasa Inggris sambil bekerja untuk desainer Geoffrey Beene di mana ia mempelajari ready-to-wear Amerika. Tahun 1969, ia kembali ke Jepang untuk mengeksplorasi ilmu ini.
Mendirikan Miyake Design Studio
Koleksi East Meets West, Issey Miyake 1975/ Foto: mds.isseymiyake.com/Tatsuo Masubuchi |
Miyake Design Studio segera didirikan pada 1970 di mana ia mengembangkan banyak material baru. Pengembangan teknik dan desain terwujud dalam konsep besar ‘satu lembar kain’ yang menjadi trademark label. Konsep ini mengeksplorasi hubungan fundamental tubuh dengan kain yang menutupinya, serta jarak dan ruang yang terbentuk diantara elemen-elemen ini.
Tidak selalu teknik baru, Miyake juga mempelajari teknik tradisional, revitalisasi metode lama, dan mengimplementasikan kembali dalam desain modern. Contohnya bordiran sashiko dan gaiter pelindung kaki. Era 70an pun terisi dengan berbagai momen besar bagi Miyake yang mulai meraih nama––ia mempresentasikan rancangannya di berbagai acara mancanegara, termasuk di Paris tahun 1973.
Inovasi Issey Miyake
Koleksi PLEATS PLEASE ISSEY MIYAKE, 1993/ Foto: mds.isseymiyake.com/Phillippe Brazil |
Miyake Design Studio menjadi fasilitas penyalur kreativitas. Berbagai inovasi high-tech tercipta, mulai dari pembuatan pakaian material plastik, kertas, dan kawat tahun 1980an, kreasi pakaian lebih simpel dan longgar untuk segala usia, gender, dan bentuk tubuh yang dirilis dalam label Plantation tahun 1981, hingga teknik baru membuat lipit untuk koleksi PLEATS PLEASE ISSEY MIYAKE tahun 1993.
Namun kreasi yang dinilai paling revolusioner adalah pengembangan A-POC (A Piece of Clothing), yakni tekstur dan bentuk kain terbuat dari satu benang serta busana yang dibuat sesuai teknik desain yang terkonsep di komputer.
Berbagai inovasinya dipamerkan dalam eksibisi, seperti di Museum of Modern Art (MoMA), pameran Issey Miyake Making Things, dan The Work of Miyake Issey.
Penghargaan & Rancangan Paling Populer Issey Miyake
Bao Bao Issey Miyake/ Foto: pinterest.com/isseymiyake.com |
Sejak label Issey Miyake berdiri, begitu banyak karya bernuansa futuristik dan industrial yang ditawarkan. DNA nyaman, universal, abadi, dan berkelanjutan diadopsi label asli Jepang ini. Kreasi paling populer diantaranya tas material polypropylene berstruktur geometris 'Bao Bao Issey Miyake' yang begitu mudah dikenali, turtleneck hitam favorit Steve Jobs, dan parfum L’eau d’issey.
Selama 84 tahun hidupnya, Issey Miyake juga meraih banyak penghargaan, Beauties. Ia masuk dalam daftar 'Most Influential Asians of The 20th Century' versi majalah Time tahun 1999, Prancis memberikan penghargaan Legion of Honour Commander, dan masih banyak lagi. Selain mendirikan The Issey Miyake Foundation tahun 2004, warisan kreasi Issey Miyake sukses menginspirasi generasi perancang busana muda di dunia sampai sekarang.
---
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Pilihan Redaksi |