
Nggak Cuma Citayam Fashion Week, Ini Subkultur Fashion Populer nan Nyentrik di Berbagai Negara

Citayam Fashion Week masih ramai jadi perbincangan di mana remaja Citayam, Bojong, dan Depok nongkrong pusat kota, tepatnya depan stasiun MRT Dukuh Atas. Mereka berkumpul dalam busana yang sangat ekspresif dan penuh karakter. Street style kaum “SCBD” (Sudirman, Citayam, Bojong, Depok) yang merupakan cerminan gaya di areanya pun jadi sorotan di media sosial, mendongkrak gaya unik mereka jadi semakin viral. Fenomena ini pun dinilai membawa subkultur fashion baru yang endemik Indonesia.
Subkultur fashion dalam suatu masyarakat muncul sebagai pengaruh dari budaya populer, seperti musik, film, estetika seni dalam periode tertentu, dan lain sebagainya. Gaya kolektif ini juga bisa terbentuk karena kesamaan ideologi politik atau tren dalam suatu wilayah. Sepanjang sejarah, sudah banyak subkultur yang bermunculan––mendefinisikan tren sebuah zaman. Diambil dari berbagai sumber, berikut beberapa diantaranya yang paling populer, Beauties.
Harajuku
![]() Gaya Harajuku/ Foto: instagram.com/tokyofashion |
Harajuku merupakan kawasan di kota Tokyo, Jepang, di mana beberapa komunitas berbagai subkultur berkumpul. Kawasan ini dikenal sebagai pusat urban fashion Jepang yang populer sejak tahun 80an berkat pertunjukkan jalanan memakai outfit flamboyan. Orang-orang bebas berekspresi dengan gaya yang unik dan nyentrik, seperti gaya lolita yang sangat girly, kogal (seragam SMA Jepang yang dimodifikasi), cosplay, decora (gaya cute ala Jepang), hingga goth.
Punk
![]() Gaya punk rock/ Foto: pinterest.com/flashbak.com |
Punk sudah populer di Amerika Serikat dan Britania Raya sejak pertengahan tahun 70an. Gaya punk muncul dilatarbelakangi musik punk rock, politik kiri, dan kondisi sosial. Gaya ini memodifikasi busana sesuai kreativitas individu serta identik dengan gaya nyentrik dan berkesan memberontak. Brand mewah Vivienne Westwood juga dikenal sebagai pengadopsi gaya fashion punk ini, Beauties.
Goth
![]() Goth/ Foto: pinterest.com/Steal The Look |
Subkultur goth pertama muncul di Inggris dan populer sekitar tahun 1980an. Gaya goth terinspirasi dari gaya gotik pada arsitektur dan literasi. Penampilan komunitas ini terasosiasi nuansa gelap, terdiri dari pakaian serba hitam hingga makeup dengan rona gelap pula, seperti eyeliner dan lipstick hitam.
Hip Hop
![]() Gaya hip hop/ Foto: pinterest.com/highsnobiety.com |
Hip hop merupakan sebuah aliran musik yang punya fashion style khasnya sendiri. Pendorong subkultur ini adalah musik anak muda marginal tahun 80an. Gaya mereka terkoordinasi dari pakaian-pakaian oversize, seperti baju, celana baggy, dan sneakers. Kini, gaya hip hop kian populer sehingga turut dikreasikan oleh rumah mode ternama.
Rave
![]() Rave/ Foto: pinterest.com/Rave Hackers |
Rave culture bermulai di era awal 90an sebagai akibat dari munculnya musik dance. Orang-orang memilih berpakaian nyaman yang memudahkan mereka untuk berdansa. Seiring perkembangan waktu, gaya rave berevolusi dan terinfusi subkultur lainnya. Busana yang ditampilkan biasa mengadopsi motif psychedelic, warna neon, hingga sekarang dengan potongan terbuka.
Skate
![]() Skatewear/ Foto: pinterest.com/jaedyn |
Olahraga skateboard turut menjadi tren fashion berkat gaya yang berbeda dari kebanyakan––kombinasi kaus, celana pendek, dan kaus kaki. Bersama dengan punk rock, skate meraih popularitas di era 70an di Amerika Serikat. Seiring meningkatnya popularitas tren itu, gaya lebih kontemporer pun dirancang, seperti celana jeans, sneakers, hoodie, dan lainnya hingga dikenal sebagai skatewear.
Incroyables & Merveilleuses
![]() Incroyables pada laki-laki dan Merveilleuse pada perempuan/ Foto: pinterest.com/Lauren Lee Klop |
Disebut sebagai hipster pertama fashion, incroyables & merveilleuses merupakan Bahasa Prancis yang berarti luar biasa dan menakjubkan. Subkultur ini dilatarbelakangi revolusi Prancis akhir abad 18. Fashion digunakan sebagai alat protes terhadap aristokrasi. Ini menjadi cikal bakal subkultur merveilleuses di mana perempuan mengenakan gaun sensual semi-transparan warna putih dikenakan tanpa korset––sebuah busana yang sangat kontroversial kala itu.
Subkultur incroyable mendefinisikan kembali kebebasan berekspresi melalui pakaian oleh laki-laki. Busana nyentrik nan komikal ditampilkan para pemuda di Paris sebagai bentuk sindiran atas kehidupan mewah para bangsawan sebelum revolusi. Busana laki-laki lebih berkesan dandy, terdiri dari celana ketat, lengan coat panjang melebihi tangan, kerah lebar melebihi bahu, serta ekstra aksesori yakni cravat besar dan dua jam tangan. Kedua subkultur di Prancis ini pudar sejak Napoleon Bonaparte memegang kuasa pemerintahan.
---
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!