Sampah Fashion Merajalela! Hal Apa yang Bisa Dilakukan untuk Menguranginya?

Maura Valysha Carmelie | Beautynesia
Selasa, 29 Apr 2025 11:00 WIB
Fast Fashion: Murah Meriah, Mahal di Bumi
Fast Fashion/Foto: freepik.com/master1305plus

Dunia fashion memang penuh pesona, dari tren yang silih berganti hingga diskon besar-besaran yang menggoda iman belanja. Namun di balik gemerlap industri ini, tersimpan satu kenyataan pahit: sampah fashion semakin merajalela.

Tumpukan pakaian bekas yang tak terpakai kini menjadi ancaman nyata bagi lingkungan, menyumbang limbah dalam jumlah yang mencengangkan setiap tahunnya. Lalu, apakah kita hanya bisa pasrah melihat bumi kian sesak oleh sisa-sisa gaya hidup instan ini?

Tenang, masih ada harapan! Yuk, cari tahu hal-hal sederhana namun berdampak besar yang bisa kita lakukan untuk membantu mengurangi jejak sampah fashion.

Fast Fashion: Murah Meriah, Mahal di Bumi

Fast Fashion/Foto: freepik.com/master1305plus

Fast fashion adalah tren industri pakaian yang menekankan produksi cepat dan koleksi baru yang terus berganti dalam waktu singkat. Brand-brand besar bahkan bisa meluncurkan desain terbaru setiap dua minggu sekali! Akibatnya, konsumen pun terbiasa membeli pakaian murah yang tidak dirancang untuk bertahan lama.

Dengan tren fashion yang bergerak secepat kilat, baju yang hari ini hits bisa langsung terasa "out-of-date" minggu depan. Untuk memenuhi permintaan ini, brand memproduksi pakaian secara massal yang sayangnya, sering kali hanya dipakai sekali atau bahkan tidak pernah dipakai sama sekali sebelum akhirnya dibuang.

Padahal, proses produksi pakaian menyedot banyak sumber daya alam. Misalnya, dibutuhkan sekitar 2.700 liter air untuk membuat satu kaus katun, jumlah yang cukup untuk kebutuhan minum satu orang selama dua setengah tahun!

Belum lagi penggunaan energi dan bahan kimia dalam prosesnya. Ketika pakaian ini akhirnya dibuang, sebagian besar tidak mudah terurai, menyebabkan gunungan sampah tekstil yang terus bertambah.

Jadi, Kita Harus Stop Belanja Baju?

Jadi, Kita Harus Stop Belanja Baju?/Foto: freepik.com/antonvolkov

Tidak harus ekstrem begitu juga. Fashion adalah ekspresi diri, bagian dari budaya, dan tentunya bisa jadi sumber kebahagiaan.

Kita bisa kok menjadi konsumen yang lebih bijak dan bertanggung jawab tanpa harus kehilangan gaya. Yuk, intip beberapa cara keren untuk mengurangi sampah fashion yang bisa kamu mulai dari sekarang:

  1. Belanja dengan Pikiran, Bukan Emosi: Sebelum beli, tanya ke diri sendiri, “Butuh beneran atau cuma lapar mata?”, “Bisa dipakai 30 kali?”, “Cocok dipadu-padankan?” Kalau jawabannya “iya”, baru lanjut.
  2. Pilih Brand yang Ramah Bumi: Cek apakah brand-nya pakai bahan daur ulang, proses produksinya etis, dan minim limbah. Harganya mungkin lebih mahal, tapi impact-nya jauh lebih positif.
  3. Thrift & Swap Saja: Belanja baju bekas atau tukar baju bareng teman itu fun, hemat, dan bantu kurangi sampah. Satu langkah kecil buat gaya yang lebih berkelanjutan.
  4. Sayangi Bajumu: Rawat baju biar awet: cuci dengan air dingin, hindari dryer, dan simpan dengan benar. Baju tahan lama = sampah berkurang.
  5. Upgrade Baju Lama: Ubah baju lama jadi item baru dengan DIY atau upcycling. Bisa dijahit ulang, dipotong, atau dihias. Unik dan personal! 
  6. Sebar Ilmu, Ajak Teman: Mengobrol soal fast fashion bareng teman, share konten edukatif, atau buat campaign kecil-kecilan. Dengan bersama-sama, kita bisa buat perubahan.

Fashion Boleh Cepat, Tapi Kesadaran Harus Lebih Dulu

Fashion Boleh Cepat, Tapi Kesadaran Harus Lebih Dulu/Foto: freepik.com/kues1

Industri fashion memang tidak akan berubah dalam semalam. Namun, kita bisa mulai dari langkah-langkah kecil yang konsisten. Sebab, setiap keputusan belanja kita adalah bentuk suara, dan suara kita bisa mendorong perubahan.

Jadi, next time kamu tergoda beli baju karena FOMO, ingat: fashion itu ekspresi, tapi jangan sampai ekspresimu jadi beban buat bumi.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang dapat ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE