Bikin Geram! Kepsek dan Guru Agama Madrasah di Wonigiri Diduga Cabuli 12 Muridnya: Ancam Beri Nilai Jelek Jika Melapor
Lingkungan sekolah yang dianggap aman dan merupakan tempat orang-orang terpelajar, nyatanya tak luput dari kasus pelecehan hingga kekerasan seksual. Seperti halnya yang baru-baru ini terjadi di Kecamatan Baturetno, Wonogiri, seorang guru agama dan kepala sekolah (kepsek) madrasah diduga mencabuli 12 muridnya.
Berdasarkan pengakuan para korban, pelaku berinisial M adalah Kepala Madrasah sementara pelaku berinisial Y adalah guru Pendidikan Agama Islam (PAI). Tercatat ada 12 korban dan semuanya perempuan, sementara pelakunya adalah pria.
Berikut sederet fakta soal guru agama dan kepsek di Wonogiri diduga cabuli 12 muridnya.
Ada 12 Korban, Berusia Sekitar 7 Tahun
Awalnya hanya ada dua korban yang melaporkan. Namun berdasarkan pengembangan yang dilakukan Dinas PPKB P3A, PPA kecamatan, camat dan perangkat desa, hingga Jumat (26/5) siang tercatat ada 12 korban.
"Korban perempuan semua. Kalau pelakunya laki-laki semua," ungkap Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKB P3A) Wonogiri, Mubarok, Sabtu (27/5), dikutip dari detikJateng.
Dilaporkan para korban masih kecil dan berusia sekitar tujuh tahun. Berdasarkan pengakuan korban, pelaku menggerayangi tubuh korban. Namun para korban belum sampai disetubuhi oleh pelaku.
Korban Diancam Nilai Jelek Jika Melapor
Bikin Geram! Kepsek dan Guru Agama Madrasah di Wonigiri Diduga Cabuli 12 Muridnya, Ini Fakta-Faktanya!/Foto: Getty Images/iStockphoto/Tinnakorn Jorruang
Korban Diancam Nilai Jelek Jika Melapor
Pelaku diduga mengancam para korban untuk tidak melaporkan perbuatan bejat yang mereka lakukan. Jika korban melapor, maka mereka akan diberi nilai jelek.
Mubarok, mengatakan berdasarkan pengakuan korban, ada ancaman yang diterima oleh para korban terkait perbuatan pencabulan tersebut.
"Salah satu korban ada yang mengaku diancam nilainya akan jelek jika dilaporkan (kasus pencabulan)," kata Mubarok, dikutip dari detikJateng.
Adapun peristiwa pencabulan ini terjadi sekitar satu tahun lalu. Menurut Mubarok, pencabulan dilakukan ada yang di ruang guru dan di ruang kelas.
Awal Kasus Terbongkar
Ilustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/bymuratdeniz |
Kasus pencabulan oleh guru agama dan kepsek ini terbongkar saat orang tua para korban mendapatkan informasi dari anak jika anak mereka dicabuli oleh pelaku. Orangtua lantas melaporkan kepada kades setempat. Kemudian dilanjutkan ke camat hingga dinas.
Saat ini kondisi anak-anak tersebut mengalami trauma.
"Kami meminta masyarakat ikut bersama dengan pemerintah melakukan pengawasan terhadap anak. Baik saat di sekolah, rumah dan lingkungan lain. Komunikasi dengan anak bisa ditingkatkan," kata Mubarok, dikutip dati detikJateng.
Kepsek Diganti-Guru Dinonaktifkan
Ilustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/dragana991 |
Kabar terbaru, kepsek dan guru pelaku pencabulan diganti dan dinonaktifkan. Kepsek madrasah yang terlibat kasus itu tidak berstatus sebagai PNS. Namun ditugaskan dari yayasan.Â
Sementara itu, guru yang diduga melakukan pencabulan itu berstatus sebagai ASN di bawah naungan Kemenag. Mulai Senin (29/5), guru tersebut akan dinonaktifkan.
"Akan kami nonaktifkan dulu yang bersangkutan (guru). Kalau kepseknya nanti kewenangan dari organisasi atau yayasan. Kalau yang bersangkutan masih memimpin di situ tidak kondusif," ungkap Kepala Kantor Kemenag Wonogiri Anif Solikhin, dikutip dari detikJateng.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Ilustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/bymuratdeniz
Ilustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/dragana991