STATIC BANNER
160x600
STATIC BANNER
160x600
BILLBOARD
970x250

#MERDEKADARISTIGMA

Cerita Hannah Al Rashid Melawan Stigma soal Menstruasi: Itu Bukti dan Tanda Kekuatan Perempuan!

Nadya Quamila | Beautynesia
Jumat, 12 Aug 2022 17:00 WIB
Cerita Hannah Al Rashid Melawan Stigma soal Menstruasi: Itu Bukti dan Tanda Kekuatan Perempuan!

Stigma soal menstruasi masih menjadi salah satu permasalahan yang merugikan kaum perempuan. Misalnya, menstruasi yang sebenarnya merupakan hal alami masih dipandang 'kotor' oleh sebagian masyarakat, perempuan yang menstruasi harus dijauhi karena 'moody', dianggap lemah, hingga menjadi hal tabu untuk dibicarakan.

Aktris, model, sekaligus aktivis yang vokal dalam menyuarakan hak-hak perempuan, Hannah Al Rashid, juga sempat merasakan dampak dari stigma menstruasi yang masih beredar di masyarakat. Ia sempat mendapat komentar bernada negatif saat menstruasi.

"Ketika menstruasi, tahu-tahu mendengar komentar-komentar cenderung negatif terhadap saya, even kalo lagi cranky dikit, pada bilang "oh lagi mens ya?", kayak sesuatu yang banyak sekali orang ngomong yang mungkin dianggap sepele tapi sebenarnya itu membawa stigma yang buruk terhadap menstruasi sebenarnya," tuturnya di acara 'Virtual Press Conference #RevolusiMenstruasi The Launch of Nona Woman Organic Pads' pada Jumat (5/8).

Aktris film dan model asal Indonesia, Hannah Al Rashid kerap memamerkan gaya busananya yang terkesan glamor tapi agak nyentrik. Kali ini ia tampak memadukan kemeja knit dengan kain tenun dengan nuansa hijau yang senada./Foto: Instagram.com/hannahalrashidHannah Al Rashid/Foto: Instagram/hannahalrashid

Ketika ia sedang mengalami perubahan mood atau merasa kesakitan karena menstruasi, reaksi yang didapatnya seakan-akan hal tersebut adalah hal yang memalukan. Padahal, menstruasi adalah hal yang alami.

"Saya sendiri merasa kayak kenapa, sih, kalo misalnya saya lagi moody atau lagi kesakitan, muka orang-orang langsung kayak sesuatu yang 'oh no, it's embarrassing!'.  Padahal menurut saya itu adalah sesuatu yang biasa, yang setengah dari populasi di dunia ini mengalami. Jadi kenapa segitunya jijik atau risih sama menstruasi?" lanjutnya.

Stigma Menstruasi: Perempuan Dianggap 'Moody' dan 'Lemah'

Ilustrasi menstruasiIlustrasi menstruasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Artem Laktikov

Tidak hanya soal moody, stigma bahwa perempuan yang sedang mengalami menstruasi dianggap lemah juga menjadi hal yang disorot Hannah. Memang rasa sakit yang dialami perempuan saat menstruasi terkadang bisa menghambat aktivitas, tapi bukan berarti mereka adalah sosok yang lemah. Justru, itu menjadi pembuktian bahwa perempuan bisa menjadi kuat dan tangguh.

"Salah satu hal yang mungkin selain moody, juga anggapan soal lemah. Padahal, in my experience, iya saya kesakitan. Iya, I'm bleeding, tapi saya masih bisa menjalankan aktivitas dan justru karena saya tetap bisa menjalankan itu biar pun sakit, biar pun berdarah itu membuat saya jadi lebih keren lagi dong," ungkapnya.

Hannah pun turut membagikan pengalamannya ketika syuting saat sedang menstruasi. Kala itu, ia sedang syuting salah satu adegan yang diakuinya sangat berat di film The Night Comes for Us.

"Bahkan salah satu adegan action terberat aku di film The Night Comes for Us, aku melawan Julie Estelle. Sepanjang syuting itu aku lagi mens. Dan aku nggak tau aku dapat kekuatan dari mana, tapi everytime aku lihat adegan itu, itu kayak salah satu adegan paling berat secara teknis yang aku pernah syuting dalam hidupku dan aku menjalakannya sambil mens, dan aku jadi makin bangga," pungkasnya.

Hannah Al RashidHannah Al Rashid/ Foto: Beautynesia

Alih-alih dipandang lemah, Hannah mendorong orang-orang untuk melihat bahwa perempuan yang sedang mengalami menstruasi sebagai sosok yang tangguh dan kuat karena masih bisa beraktivitas sembari menahan rasa sakit yang dialami.

Selain itu, penting pula untuk memberikan pemahaman soal menstruasi itu sendiri. Misalnya, perempuan dapat mengalami perubahan suasana hati karena efek dari premenstrual syndrome (PMS), umumnya terjadi 1-2 minggu sebelum menstruasi. Adanya perubahan mood ini disebabkan oleh kadar hormon estrogen, yaitu hormon yang berkaitan dengan suasana hati, yang naik turun dalam tubuh.

"Dengan adanya pemahaman tersebut, we all can understand dan provide better support untuk para perempuan yang sedang menstruasi. Dan anak perempuan di Indonesia yang mengalami nggak malu, nggak merasa sendiri, dan merasa didukung," tambah Hannah.

Cara Mendobrak Stigma Menstruasi versi Hannah Al Rashid

Hannah Al RashidHannah Al Rashid/ Foto: Beautynesia

Lantas, bagaimana cara menghapus stigma soal menstruasi versi Hannah Al Rashid? Menurut perempuan yang didapuk oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjadi penggerak SDG (Sustainable Development Goals) dalam bidang kesetaraan gender di Indonesia, bisa dimulai dengan cara sederhana, seperti tidak malu membicarakan perihal menstruasi secara terbuka.

"Kalau untuk saya sendiri sebagai perempuan yang kadang terlalu overthinking dan terlalu peduli orang mikir apa tentang saya, saya berusaha untuk I don't wanna know, I don't care what you think about me. Pokoknya aku jalanin aja, jadi harapannya, sih, ya memang we can just do stuff tanpa harus merasa malu," tuturnya.

Memang tidak semudah kedengarannya, oleh karena itu Hannah menyarankan untuk memulainya dari hal yang sederhana dulu, misalnya tidak sembunyi-sembunyi lagi saat memegang produk menstruasi.

"Kalau dulu saya punya pouch yang kecil, sekarang saya pegang aja pembalutnya, jadi saya nggak perlu sembunyi-sembunyi atau kalo mau ke toilet dan ingin mengganti pembalut, diomongin aja," tambahnya.

Hannah mengaku merasa lebih cantik saat mengenakan kebaya, terutama karena itu adalah warisan budaya Indonesia. Seperti pada foto ini, dirinya terlihat manis dalam outer kebaya dan bustier putih polos, plus celana jeans./Foto: Instagram/hannahalrashidHannah Al Rashid/Foto: Instagram/hannahalrashid

Langkah kecil tersebut, menurut Hannah, tidak hanya mengubah mindset untuk membuat kita menjadi lebih percaya diri untuk membahasnya, tapi juga untuk menormalisasi menstruasi di kehidupan sehari-hari.

"Ini adalah small steps yang sebenernya bisa mengubah, tidak hanya mindset untuk membuat kita jadi lebih pede untuk bahas ini, tapi juga untuk menormalisasi periods in our day to day life karena emang it's a day to day thing. Supaya rekan kerja kita, teman, keluarga, nggak malu kalau kita ngomongin mens, mereka bisa biasa aja," tuturnya.

Last but not least, Hannah juga ingin masyarakat berhenti melihat menstruasi sebagai hal yang buruk.

"Dan mungkin ini juga, saya udah males banget dengan yang kayak "oh lagi mens ya?", why do you see that as a bad thing? It's a not a bad thing. Jadi dilawan aja orang-orang atau komentar-komentar kayak gitu, tapi bisa dimulai dari langkah kecil yang saya bilang tadi," tutupnya.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE