Crying Selfie Marak di Instagram dan TikTok, Bentuk Validasi atau Komunikasi Emosi?

Tria Oktyana | Beautynesia
Jumat, 03 May 2024 17:15 WIB
Crying Selfie Marak di Instagram dan TikTok, Bentuk Validasi atau Komunikasi Emosi?
Foto: Instagram/com/bellahadid/ Instagram.com/justinbieber

Justin Bieber membuat para penggemar khawatir dengan membagian selfie sedang menangis di akun Instagram. Penyanyi pop asal Kanada ini bukan selebriti Hollywood pertama yang membagikan foto selfie sedang menangis atau juga dikenal dengan “crying selfie”.

Supermodel Bella Hadid pernah melakukan hal yang sama dengan membagikan carousel Instagram sedang menangis. Begitu pula dengan Lizzo yang pernah membagikan dirinya sedang menangis di TikTok.

Apakah crying selfie bermanfaat untuk kesehatan mental atau hanya itu mencari perhatian? Cari tahu di bawah ini, Beauties.

Crying Selfie hanya untuk Mencari Perhatian?

Justin Bieber/Foto: Instagram/justinbieber

Crying selfie tidak hanya dilakukan oleh para selebriti Hollywood, tetapi juga banyak diikuti oleh anak muda di Instagram dan TikTok. Fenomena ini cukup kontroversial. Sebagian orang mendukung hal ini dikarenakan nilai baik untuk kesehatan mental. Namun, tidak sedikit orang juga menilai bahwa hal ini hanya dilakukan untuk mencari perhatian. 

Dalam sebuah wawancara bersama dengan WSJ Magazine, Hadid mengungkap alasan mengambil sebuah selfie sedang menangis bukan untuk mencari perhatian. Adik Gigi Hadid ini mengatakan bahwa mengambil sebuah foto lebih mudah daripada mengungkapkan apa yang sedang ia rasakan.

“Saya akan mengalami episode depresi dan ibu atau dokter saya akan bertanya bagaimana keadaan saya dan daripada harus menjawab melalui sebuah pesan, saya hanya mengirimi mereka foto,” jawabnya.

“Itu adalah hal termudah yang saya lakukan saat itu karena saya tidak pernah bisa menjelaskan perasaan saya. Saya hanya akan merasakan sakit mental dan fisik yang menyiksa dan melemahkan, dan saya tidak tahu alasannya,” tambahnya.

Semua Orang Pernah Merasakan Kesedihan

Bella Hadid/Foto: Instagram/bellahadid

Menunjukan crying selfie bukan hanya untuk membagikan perasaan sedih pada orang lain, tetapi juga merupakan sebuah perasaan saling mendukung bahwa “kamu tidak sendirian”. Dalam akun Instagramnya, Bella Hadid yang selalu vokal dalam masalah kesehatan mental ini menjelaskan bahwa hampir setiap orang pernah merasakan sedih. Semua senyum bahagia yang ia tunjukkan di Instagram bukan berarti dirinya tidak pernah merasa sedih.

“Ini hampir menjadi keseharian saya, setiap malam selama beberapa tahun sekarang. Media sosial tidak nyata. Bagi siapa pun yang sedang berjuang, harap ingat itu,” ungkapnya dalam caption Instagram.

Hal ini juga didukung oleh model Imaan Sayed. Pada Vogue, sang model berusia 26 tahun ini mengatakan bahwa “crying selfie” yang dilakukan oleh Bella Hadid membantunya dalam mengatasi kecemasan dan depresi yang dirasakan.

“Saya merasa percaya diri dengan kerentanan saya, dan sebagai seseorang yang pernah mengalami kecemasan dan depresi, hal ini membantu saya untuk tidak terlalu terisolasi,” katanya kepada Vogue.

Bagaimana Fenomena Crying Selfie Menurut Psikolog?

Justin Bieber/Foto: Instagram/justinbieber

Natasha Page, seorang konselor dan psikoterapis terakreditasi di British Association for Counseling and Psychotherapy mengatakan gaya komunikatif dengan selfie yang dilakukan Bella Hadid ataupun Justin Bieber ini cukup bagus untuk mengungkapkan emosi.

Dalam wawancara oleh HuffPost UK, Page mengingatkan bahwa setiap orang sangat berbeda. Apabila hal itu baik dilakukan oleh para selebriti bukan berarti akan sama baiknya untuk orang lain.

“Sangat menyenangkan bahwa Bella Hadid telah menemukan cara yang dia rasa dapat membantunya untuk mengomunikasikan kebutuhannya. Menunjukkan kerentanan juga dapat bermanfaat bagi orang lain yang mungkin mengalami kesulitan dengan kesehatan mentalnya sendiri. Namun, tidak semua orang merasa nyaman dan tenteram dalam mengekspresikan emosinya,” ungkapnya.

Dr Monica Johnson, pendiri dan psikolog di Kind Mind Psychology memberikan saran untuk berhati-hati saat ingin membagikan crying selfie. Hal ini mungkin baik dilakukan untuk mengekspresikan diri dan mengeluarkan perasaan negatif, namun membagikan kesedihan di media sosial juga dapat menjadi dua mata tombak yang dapat merugikan pada diri kita.

“Ada situasi di mana melihat konten ini [selfie menangis] secara online dapat menjadi validasi bagi orang lain, namun perlu diingat bahwa hal itu juga dapat menjadi pemicu,” katanya kepada Vogue.

Semua orang memiliki pandangan yang berbeda, mungkin ada sebagian orang yang akan mendukung namun tidak menutup kemungkinan akan ada orang yang akan memberikan komentar yang sangat buruk.Oleh karena itu, Johnson menyarankan untuk melakukan filter teman-teman yang akan kita bagikan.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE