Dulu Tajir Sekarang Miskin, Ini Kisah Bandar Kripto Berharta Rp150 Triliiun Kini Tinggal Kenangan
Hidup bagai roda yang berputar. Hal ini mungkin akan dialami oleh semua orang di dunia, termasuk bandar kripto pemilik Three Arrows Capital (3AC), yang pada Maret 2022 ini disebut hedge fund kripto (cryptocurrency) menonjol di dunia.
Bagaimana tidak, mereka mampu mengelola aset US$10 miliar atau setara Rp150 triliun. Namun, kejayaan itu kini tinggal mimpi. Pasalnya, 3AC kini alami kebangkrutan karena beberapa masalah.
Ilustrasi Cryptocurrency atau kripto. / Foto: Getty Images/iStockphoto/guvendemir |
Dikutip dari CNBC Indonesia, masalah tersebut adalah anjloknya harga kripto, strategi perdagangan yang berisiko, dan kebijakan penghapusan aset bermasalah dan membuatnya tidak dapat membayar kembali pemberi pinjaman.
Tak hanya jadi masalah bagi satu perusahaan, masalah tersebut bisa berdampak luas pada perusahaan lainnya. Apalagi 3AC memiliki daftar rekanan yang banyak. Pasar kripto yang turun lebih dari US$ 1 triliun sejak April lalu, pasti membuat perusahaan seperti 3AC bakal menderita.
"Kredit sedang dihancurkan dan ditarik, standar penjaminan diperketat, solvabilitas sedang diuji, jadi semua orang menarik likuiditas dari pemberi pinjaman kripto," kata Nic Carter, direktur Castle Island Ventures, seperti dikutip dari CNBC International, Selasa (12/7/2022).
Cryptocurrency/ sumber: freepik.com/ Foto: Cynthia Claudia |
Strategi Three Arrows dinilai cukup berbahaya. Pasalnya, mereka melibatkan peminjaman uang dari banyak perusahaan untuk kemudian diinvestasikan ke proyek kripto, yang masih baru dan belum teruji. Padahal firma ini telah ada selama satu dekade (10 tahun).
"3AC seharusnya menjadi bijaksana dalam investasi kripto," ungkap Nik Bhatia, seorang profesor keuangan dan ekonomi bisnis di University of Southern California.
Kejatuhan Three Capital Arrow
Kisah kebangkurtan 3AC bisa dilihat dari runtuhnya harga terraUSD (UST) pada bulan Mei. TerraUSD merupakan salah satu proyek stablecoin yang dipatok dolar AS yang paling populer.
Ilustrasi crypotocurrency. / Foto: Jack Taylor/Getty Images |
"Koreksi aset berisiko ditambah dengan likuiditas yang lebih sedikit telah mengekspos proyek-proyek yang menjanjikan imbal hasil tinggi tidak berkelanjutan, yang mengakibatkan keruntuhan harga, seperti UST," kata Alkesh Shah, ahli strategi aset digital dan kripto global di Bank of America.
Dengan jatuhnya terraUSDT dan token saudara Terra LUNA, maka jatuh pula para investor. Pasalnya, mereka mengalami kerugian sebesar US$60 miliar.
"Keruntuhan terraUSD dan luna adalah titik nol," kata Bhatia dari USC. Dia menggambarkan kehancuran itu sebagai domino pertama yang jatuh dalam "rantai panjang dan mimpi buruk dari pengaruh dan penipuan."
Simak selengkapnya di SINI.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Ilustrasi Cryptocurrency atau kripto. / Foto: Getty Images/iStockphoto/guvendemir
Cryptocurrency/ sumber: freepik.com/ Foto: Cynthia Claudia
Ilustrasi crypotocurrency. / Foto: Jack Taylor/Getty Images