Frenemy: Teman Sekaligus Musuh! Ini Cara Mengetahui dan Menghadapinya, Beauties..

Menjalin hubungan pertemanan memang penuh lika liku. Terkadang sarat kebahagiaan karena bisa berbagi suka duka. Terkadang cukup menguras emosi ketika konflik melanda.

Ending dari hubungan pertemanan juga terkadang tidak terduga. Terkadang bisa awet hingga berdekade-dekade, namun tak jarang pula yang terputus karena alasan tertentu.

Menjalani hubungan pertemanan dengan banyak orang mungkin membuatmu familiar dengan istilah frenemy. Atau mungkin saat ini kamu justru sedang berhadapan dengan frenemy?

Wah, kamu perlu hati-hati ya, Beauties. Bagi kamu yang belum paham dengan istilah frenemy bisa menyimak penjelasan berikut ini.

Definisi Frenemy

Sebelum kita melangkah lebih jauh, kamu perlu tahu arti dari istilah frenemy itu sendiri. Melansir dari laman Bustle, Irene S. Levine, seorang psikolog sekaligus pakar hubungan pertemanan menjelaskan bahwa istilah frenemy adalah perpaduan dari kata fr(iend) dan enemy (musuh). 

Gabungan kata tersebut mengacu pada seseorang yang berpura-pura menjadi teman tetapi sebenarnya adalah seorang musuh. Perumpamaan yang tepat adalah serigala berbulu domba di dalam hubungan pertemanan.

Wah, bahaya juga punya teman sekaligus musuh ya, Beauties!

Ciri-Ciri Teman Berpredikat Frenemy

Setelah mengetahui definisi frenemy, sekarang kamu perlu tahu ciri-cirinya. Melansir dari laman The Cut, ada 9 ciri seorang teman dikatakan seorang frenemy. Di antaranya adalah kerap membicarakan keburukanmu di belakangmu, selalu merepotkanmu, kebutuhan emosional mereka secara konsisten melebihi kebutuhanmu, dan selalu membicarakan dirinya sendiri.

Tidak hanya itu, frenemy juga tidak suka dengan pencapaianmu, bersikap pasif agresif, memberikan kritik kejam terhadap permasalahanmu, melempar candaan yang menyakitkan, hingga menjadikan hubungan pertemanan kalian terasa buruk. 

Menghadapi Frenemy

Lalu apa yang bisa kamu lakukan untuk menghadapi frenemy? Melansir dari laman Scientific American, menyatakan bahwa dalam hubungan pertemanan, kamu perlu mengedepankan kualitas ketimbang kuantitas. Artinya, memiliki sedikit teman akan lebih baik daripada memiliki banyak teman namun harus berhadapan dengan frenemies.

Akan tetapi jika kamu masih ingin mempertahankan hubungan pertemanan dengan frenemy, Psikolog Julianne Holt-Lunstad dari Universitas Brigham Young merekomendasikan untuk menghindari subjek atau situasi yang sebelumnya bermasalah.

Jika musuh cenderung membatalkan janji pada menit terakhir, misalnya, buatlah rencana cadangan. Jika berbicara tentang politik atau agama telah menyebabkan komentar sinis, jauhi topik itu.

Intinya, sebisa mungkin kamu membatasi interaksi atau mencari masalah dengan frenemy. Dengan begitu, hidupmu akan lebih tenang dan frenemy tidak akan lebih jauh mengganggu hidupmu.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!