Gangguan kepribadian adalah salah satu jenis kelainan mental yang membuat penderitanya memiliki pola pikir, fungsi, serta perilaku yang kaku dan tidak sehat. Hal ini menyebabkan masalah signifikan dalam kehidupan sehari-hari, seperti keterbatasan dalam aspek hubungan, aktivitas sosial, dan kehidupan pekerjaan serta sekolah.
Gangguan kepribadian biasanya dimulai sejak usia remaja atau dewasa awal. Dilansir dari Life Stance Health, gangguan kepribadian sendiri dikelompokkan menjadi tiga cluster berdasarkan kemiripan karakteristik dan gejalanya. Berikut ulasannya!
Cluster A
Penderita gangguan kepribadian cluster A memiliki perilaku yang tidak menentu/Foto: Pexels/produksi SHVETS |
Penderita gangguan kepribadian dalam cluster A memiliki pola pikir dan perilaku yang aneh, eksentrik, dan tidak menentu. Perilaku yang tidak biasa ini membuat penderitanya merasa kesulitan dalam bersosialisasi.
Berikut adalah gangguan kepribadian yang termasuk dalam cluster A beserta dengan gejala yang ditunjukkan penderitanya:
Paranoid personality disorder
Penderitanya akan mengalami kesulitan dalam memercayai orang lain, bahkan meskipun kecurigaan yang mereka rasakan tidak beralasan. Mereka juga bisa menyimpan dendam dalam waktu yang lama, menolak bercerita tentang masalahnya, dan mudah merasa tersinggung.
Schizotypal personality disorder
Beberapa penderita gangguan kepribadian tidak nyaman menjalin kedekatan dengan orang lain/Foto: Pexels/JESSICA TICOZZELLI |
Penderitanya sering mendengar suara yang memanggil nama mereka. Mereka memercayai bahwa seluruh peristiwa yang terjadi menyimpan pesan tersembunyi dan pemikiran mereka dapat memengaruhi orang lain dan seluruh peristiwa dalam hidup mereka. Mereka juga tidak nyaman menjalin kedekatan personal.
Schizoid personality disorder
Penderitanya enggan berada di dekat orang lain, sehingga membuat mereka tampak dingin. Mereka tidak dapat menangkap isyarat sosial yang berlaku, mengekspresikan emosi, ataupun menikmati rutinitas yang dilakukan.
Cluster B
Penderita gangguan kepribadian dalam cluster B menunjukkan tingkah laku yang tidak terprediksi, impulsif, dan bereaksi berlebihan pada hal yang normal. Berikut adalah gangguan kepribadian yang termasuk dalam cluster B beserta dengan gejala yang ditunjukkan penderitanya:
Antisocial personality disorder
Orang dengan mental yang sehat akan merasa bersalah ketika menyakiti orang lain/Foto: Pexels/Liza Summer |
Penderitanya tidak memedulikan kebutuhan, emosi, dan keselamatan orang lain. Hal ini membuat mereka kerap berbohong dan mencuri dari orang lain demi mendapatkan keinginannya. Mereka juga tidak menunjukkan penyesalan setelah menyakiti orang lain sehingga kerap disebut sosiopat.
Borderline personality disorder
Penderitanya memiliki ego yang rapuh dan percaya bahwa orang yang dicintainya akan meninggalkan mereka. Hal ini dapat memicu mereka untuk menunjukkan perilaku mengancam, bunuh diri, mengamuk, hingga paranoia.
Histrionic personality disorder
Penderitanya menunjukkan perilaku yang haus perhatian. Mereka berbicara secara heboh dan menunjukkan perubahan emosi yang cepat. Mereka juga berpikir bahwa hubungan yang dijalaninya lebih dalam daripada yang dilihat oleh orang lain.
Narcissistic personality disorder
Beberapa penderita gangguan kepribadian berbohong demi mendapat pujian/Foto: Pexels/Greta Hoffman |
Penderitanya merasa bahwa kebutuhan dan perasaan mereka lebih penting daripada orang lain. Mereka juga berfantasi bahwa dirinya berkuasa, berbohong tentang hal yang telah dicapainya, dan mengharapkan banyak pujian dari orang lain sehingga kerap disebut arogan.
Cluster C
Penderita gangguan kepribadian dalam cluster C takut pada hal tertentu dan enggan menghadapi ketakutannya tersebut. Berikut adalah gangguan kepribadian yang termasuk dalam cluster B beserta dengan gejala yang ditunjukkan penderitanya:
Avoidant personality disorder
Penderitanya merasa takut pada penolakan dan kritikan. Hal ini membuat mereka menghindari kontak dengan orang lain di lingkungan pekerjaan dan sosial. Mereka sering merasa bahwa dirinya tidak menarik dan tidak layak disukai.
Dependent personality disorder
Beberapa penderita gangguan kepribadian rentan terjebak dalam hubungan abusive/Foto: Pexels/Khoa V |
Penderitanya tidak percaya diri dalam mengurus diri sendiri dan membuat keputusan. Hal ini membuat mereka bergantung pada orang lain. Mereka berisiko terjebak dalam hubungan yang abusive karena takut mengonfrontasi pelakunya.
Obsessive-compulsive personality disorder
Penderitanya menunjukkan perfeksionisme berlebihan. Mereka terobsesi pada kebersihan dan keteraturan. Mereka meyakini bahwa jika mereka tidak menyelesaikan tugas tertentu, maka sesuatu yang buruk akan terjadi.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!