Hati-Hati! Sembarang 'Spill' Kasus Kekerasan Seksual Bisa Membuat Korban Kena 'Mobbing', Apa Itu?

Firzaputri Maulida Maharani | Beautynesia
Senin, 01 Apr 2024 21:00 WIB
Hati-Hati! Sembarang 'Spill' Kasus Kekerasan Seksual Bisa Membuat Korban Kena 'Mobbing', Apa Itu?
Hati-Hati! Sembarang 'Spill' Kasus Kekerasan Seksual Bisa Membuat Korban Kena 'Mobbing', Apa Itu?/Foto: Freepik/dragonimages

Dewasa ini, media sosial telah menjadi tempat netizen mendapatkan informasi. Bahkan, tak mengherankan apabila kini orang-orang menggunakan media sosial untuk menceritakan kasus yang dialami seseorang atau orang terdekatnya demi mendapat keadilan. Fenomena ini biasa disebut dengan istilah "spill" atau "spill the tea".

Tujuan dari spill the tea ini biasanya bertujuan agar suatu kasus dapat diusut segera, pelaku dapat diadili, dan korban mendapatkan perlindungan. Namun, ternyata budaya spill the tea ini tidak selalu baik, lho, Beauties. 

Rawan Victim Blaming dan Mobbing terhadap Korban

Victim blaming dan mobbing/Foto: Freepik/sinostudio

Menurut Poppy Diharjo, perwakilan dari Koalisi Masyarakat Sipil Anti Kekerasan Seksual (KOMPAKS), jika tidak dilakukan pemetaan risiko atas viralnya suatu kasus di media sosial, maka korban atau penyintas akan berada di posisi rentan dan mudah dilaporkan oleh pelaku. Terdapat UU ITE yang kini masih menjadi perdebatan karena berpotensi membuat korban atau penyebar kasus berada di posisi bersalah.

Selain itu, penyintas juga rentan terkena victim blaming, yaitu suatu kondisi di mana orang-orang akan justru menyalahkan korban atas peristiwa yang dialami.  Dilansir dari Very Well Mind, biasanya korban disalahkan karena ada anggapan bahwa setiap orang punya kekuatan dan kuasa untuk melawan. 

Serangan pada korban di media sosial ini biasanya dilakukan secara kolektif oleh netizen. Hal ini juga dapat dikenal dengan istilah mobbing atau pengepungan. Menurut Awas KBGO, mobbing sendiri telah termasuk dalam Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO). Jadi, alih-alih terlindungi, korban justru kembali menjadi "korban" untuk kedua kalinya karena dihakimi oleh netizen.

Cara Tepat Menolong Korban

Cara menolong korban/Foto: Freepik

Baik itu kasus yang marak di media sosial atau orang terdekat yang mengalami, menyalahkan korban bukanlah jalan yang tepat dan membuat korban takut melapor. Maka dari itu, Beauties perlu mengetahui bagaimana merespon kasus kekerasan seksual dan membantu korban dengan tepat.

Berikut adalah cara memberi dukungan pada korban menurut Rape Crisis dan Very Well Mind:

  1. Dengarkan korban. Selalu ingat bahwa apa yang dialami bukanlah salah korban, dan dengarkan mereka tanpa menghakimi
  2. Jaga kerahasiaan. Pastikan untuk tidak menyebarluaskan kronologi peristiwa tanpa seizin korban
  3. Tawarkan bantuan. Tanyakan bagaimana korban ingin dibantu dan jangan main hakim sendiri. Biarkan korban memutuskan apa langkah selanjutnya sesuai dengan kenyamanannya tanpa memaksa mereka
  4. Rekomendasikan untuk mendapat bantuan profesional. Kasus kekerasan seksual seringkali menimbulkan dampak traumatis dan melibatkan privasi korban, sehingga Beauties bisa merekomendasikan korban untuk mendapat pendampingan dari psikolog atau perlindungan hukum
  5. Edukasi diri sendiri. Selain membantu korban, Beauties juga dapat belajar terkait isu kekerasan seksual menggunakan sumber yang kredibel. Dengan begitu, Beauties mampu lebih bijak dalam menyikapi kasus dan dalam membantu korban.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

 

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.