Kenali 6 Jenis Seksisme dan Contohnya di Kehidupan Sehari-Hari

Dwi Lindah Permatasari | Beautynesia
Selasa, 20 Aug 2024 17:00 WIB
Kenali 6 Jenis Seksisme dan Contohnya di Kehidupan Sehari-Hari
Kenali 6 Jenis Seksisme dan Contohnya di Kehidupan Sehari-Hari/Foto: Getty Images/iStockphoto/DragonImages

Apa kamu pernah merasa insecure terlahir sebagai perempuan? Atau kamu kerap tidak dihargai di tempat kerja hanya karena kamu seorang perempuan? Beauties, ini adalah contoh paling sederhana perilaku seksisme di lingkungan sosial.

Seksisme adalah prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atau kelompok berdasarkan jenis kelamin atau gender. Hal ini paling sering terjadi pada perempuan dan anak perempuan. Seksisme juga yang menjadi akar penyebab ketidaksetaraan gender di seluruh dunia.

Sementara itu, tindakan seksis mencakup tindakan yang menggambarkan satu jenis kelamin atau gender sebagai inferior. Entah itu berupa perilaku, gestur, ucapan, tulisan, maupun gambar.

Merangkum dari Medical News Today, ada 6 jenis seksisme dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari. Yuk, simak!

Hostile Sexism

Ilustrasi/Foto: Freepik/master1305
Ilustrasi/Foto: Freepik/master1305

Jenis yang pertama ini merujuk pada keyakinan dan perilaku yang secara terbuka memusuhi sekelompok orang berdasarkan jenis kelamin maupun gender seseorang. Contoh utama dari seksisme ini adalah misogini atau kebencian terhadap perempuan.

Orang yang memiliki pandangan yang bermusuhan dan seksis akan memandang perempuan sebagai manipulatif, penipu, ataupun perayu untuk mengendalikan pria.

Adapun contoh seksisme ini dalam kehidupan sehari-hari, seperti melecehkan atau mengancam seseorang karena menentang norma gender atau memperlakukan orang sebagai bawahan berdasarkan jenis kelamin.

Benevolent Sexism

Benevolent Sexism /Foto: Freepik/jcomp

Seksisme ini meliputi pandangan dan perilaku yang membingkai perempuan sebagai orang yang rapuh dan membutuhkan perlindungan. Namun, bentuk seksisme ini lebih diterima secara sosial dan lebih mungkin didukung oleh pria dan perempuan.

Meski begitu, jenis seksisme ini tetaplah membingkai satu jenis kelamin atau gender sebagai kaum yang lebih lemah daripada yang lain. Selain itu, jenis benevolent sexism juga dapat merusak kepercayaan diri anak perempuan terhadap dirinya sendiri dan kemampuannya.

Nah, beberapa contoh seksisme yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari antara lain:

  1. Mendasarkan nilai seorang perempuan pada perannya sebagai ibu, istri, atau pasangan.
  2. Memfokuskan perhatian dan pujian pada penampilan seseorang daripada atribut lainnya.
  3. Mendukung kebijakan yang mempersulit perempuan untuk bekerja, memiliki kemandirian, atau menyimpang dari peran gender tradisional.
  4. Memusuhi kesuksesan perempuan di tempat kerja.

Ambivalent Sexism

Ambivalent Sexism/Foto: Freepik/prostooleh

Seksisme ambivalen merupakan gabungan dari hostile sexism dan benevolent sexism. Orang-orang yang terlibat dalam seksisme ambivalen mungkin berbeda antara melihat perempuan sebagai orang yang baik dan melihat perempuan sebagai orang yang manipulatif.

Adapun beberapa contoh seksisme ambivalen, yaitu:

  1. Mengagungkan perilaku feminine tradisional.
  2. Mempekerjakan seseorang karena mereka menarik, lalu memecat mereka jika mereka tidak menanggapi rayuan seksual.
  3. Membedakan antara perempuan baik dan buruk berdasarkan cara berpakaian mereka.

Seksisme Institusional

Seksisme Institusional/Foto: Freepik/jcomp

Jenis seksisme institusional merujuk pada seksisme yang mengakar dalam organisasi dan institusi, seperti pemerintah, sistem hukum sistem pendidikan, lembaga keuangan, dan tempat lainnya.

Salah satu indikator paling kelas dari seksisme institusional adalah kurangnya keberagaman gender di antara para pemimpin politik dan eksekutif bisnis.

Indikator lainnya bisa dilihat dari kesenjangan gaji berdasarkan gender. Hal ini merujuk pada kondisi di mana perempuan memperoleh lebih sedikit gaji daripada pria di hampir setiap bidang pekerjaan.

Seksisme Interpersonal

Seksisme Interpersonal/Foto: Freepik

Seksisme interpersonal terlihat dari adanya interaksi seseorang dengan orang lain. Ini bisa terjadi di mana pun, baik di tempat kerja, dalam hubungan, di antara anggota keluarga, maupun interaksi dengan orang asing.

Contoh seksisme interpersonal yang paling sering terjadi antara lain:

  1. Mengatakan kepada seseorang agar bersikap lebih feminin.
  2. Menghakimi seseorang karena tidak sesuai dengan stereotip kewanitaan, seperti bersikap peduli atau patuh.
  3. Memberikan komentar yang tidak pantas tentang penampilan seseorang.
  4. Terlibat dalam perhatian atau sentuhan seksual yang tidak diinginkan.

Internalized Sexism

Ilustrasi sedih

Ilustrasi/Foto: Freepik/freepik

Seksisme yang terinternalisasi mengacu pada keyakinan seksis yang dimiliki seseorang tentang dirinya sendiri. Biasanya, seseorang mengadopsi keyakinan ini secara tidak sengaja sebagai akibat dari paparan perilaku seksis atau pendapat orang lain.

Sementara seksisme yang terinternalisasi ini dapat menyebabkan perasaan ragu pada diri sendiri, tidak kompeten, tidak berdaya, ataupun malu. Lebih lanjut, stereotip seksis ini akan mempengaruhi prestasi akademik seseorang.

Beberapa contoh dari seksisme yang terinternalisasi ini meliputi:

  1. Seorang perempuan yang mendasarkan harga dirinya pada seberapa diinginkannya dirinya di mata pria.
  2. Merasa malu dengan aspek-aspek kewanitaannya, seperti mengalami menstruasi.
  3. Merasa bahwa penting untuk menyesuaikan diri dengan cita-cita gender, bahkan jika ini berarti akan menyakiti diri sendiri. Misalnya, diet ketat.

Intinya, semua jenis seksisme ini berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Sebagai perempuan, kita harus tetap berdaya dan tidak minder dengan kaum pria.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE