Kenapa Bidet Sulit Ditemukan di Luar Negeri? Ini 5 Alasannya

Natasha Riyandani | Beautynesia
Rabu, 10 Dec 2025 18:00 WIB
2. Konsep Asing
Bidet dianggap konsep asing/ Foto: Freepik.com/mrsiraphol

Bukan hanya sekadar berbeda bahasa dan budaya, orang Indonesia dan bule pun memiliki perbedaan kebiasaan saat di toilet. Kalau orang Indonesia harus menggunakan air untuk cebok, sedangkan orang bule terbiasa membersihkan diri pakai tisu setelah buang air.

Tak ayal, banyak orang Indonesia yang merasa kaget saat berkunjung ke luar negeri karena tidak menemukan bidet di toiletnya. Bidet merupakan alat sanitasi yang digunakan untuk membersihkan area intim setelah buang air besar maupun kecil di toilet, biasanya dilengkapi dengan semprotan air.

Warga Indonesia tentu sering menjumpai bidet, terutama di tempat-tempat umum seperti mal. Namun, kenapa benda ini jarang ditemui di negara barat, ya? Melansir dari detikProperti, berikut informasi lengkapnya.

1. Perbedaan Budaya

Perbedaan budaya/ Foto: Freepik.com/freepik

Salah satu alasan utama bidet sulit ditemukan di luar negeri adalah perbedaan budaya dan tradisi. Di negara-negara seperti Jepang, Italia, dan Indonesia, bidet dianggap sebagai standar kebersihan yang lebih baik dibandingkan hanya menggunakan tisu toilet.

Namun, di negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Australia, bidet sering kali tidak ditemukan di kamar mandi karena penggunaan tisu toilet lebih umum dan sudah menjadi bagian dari kebiasaan sehari-hari warganya.

Selain itu, penyebab lainnya adalah faktor cuaca. Cuaca dingin membuat masyarakat di sana malas bersentuhan dengan air. Entah itu untuk mandi atau cebok. Sementara masyarakat tropis, tidak keberatan jika harus bersentuhan dengan air setiap hari.

2. Konsep Asing

Bidet dianggap konsep asing/ Foto: Freepik.com/mrsiraphol

Awalnya, bidet hanya digunakan oleh bangsawan Prancis pada zaman dahulu. Alat ini tersebar di sebagian besar negara Eropa, Timur Tengah, Asia Timur, dan beberapa negara Amerika Selatan.

Sebagian besar orang bule menganggap bidet atau jet shower sebagai konsep asing. Kebanyakan orang mulai beralih ke bidet setelah mereka berkunjung ke negara-negara yang menggunakan alat canggih ini.

Selain itu, media sosial juga berkontribusi dalam mengubah pandangan masyarakat. Sebagian besar orang yang akhirnya mencoba bidet setelah melihat pengalaman positif orang lain. Ini menunjukkan bahwa dengan edukasi dan promosi yang tepat, adopsi bidet bisa meningkat di negara-negara yang sebelumnya tidak mengenalnya.

3. Konotasi Buruk

Bidet dianggap konotasi buruk/ Foto: Freepik.com.lifeforstock

Persepsi masyarakat ternyata berperan penting dalam adopsi bidet di masyarakat. Di beberapa negara, bidet kerap disalahpahami atau dikaitkan dengan konotasi buruk.

Di Amerika Serikat, misalnya, bidet sempat dianggap tidak maskulin dan terkait dengan praktik tertentu. Itu karena selama Perang Dunia II, tentara Amerika melihat bidet digunakan di rumah bordil. Hal ini diperparah oleh kurangnya edukasi tentang manfaat bidet, seperti kebersihan yang lebih baik dan pengurangan penggunaan tisu toilet.

4. Faktor Ekonomi dan Lingkungan

Faktor ekonomi dan lingkungan/ Foto: Freepik.com/jcomp

Sistem perpipaan di luar negeri, seperti di Amerika Serikat memang dibangun tidak memadai untuk bidet, apalagi pasca perang. Banyak kontraktor rumah baru yang tidak menyertakan bidet di dalamnya.

Bukan hanya soal desain kamar mandi, ketiadaan bidet di beberapa negara juga mencerminkan faktor ekonomi dan lingkungan. Di negara-negara yang mengandalkan tisu toilet seperti Amerika Serikat, hal ini berpengaruh besar terhadap lingkungan.

Pasalnya, produksi tisu toilet memerlukan banyak air, energi, dan penebangan pohon, yang dapat berdampak negatif pada lingkungan. Dengan beralih ke bidet, kita dapat mengurangi limbah kertas dan dampak negatif yang ditimbulkan oleh industri tisu toilet tersebut.

5. Inovasi Bidet yang Semakin Canggih

Toilet di Jepang/ Foto: Trip To Japan

Di negara-negara dengan budaya bidet yang kuat, berbagai inovasi terus dikembangkan. Contohnya, di Jepang yang sangat mengedepankan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, termasuk alat kebersihan atau bidet.

Kecanggihan toilet di Jepang tidak hanya menawarkan fitur kebersihan, tetapi juga kenyamanan dan analisis kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa bidet bukan hanya sekedar alat, tetapi bagian dari gaya hidup modern yang lebih bersih dan sehat.

Di Indonesia, meskipun bidet belum menjadi standar di setiap toilet, tetapi tidak susah untuk menemukannya. Terlebih lagi, jet shower atau selang air menjadi pilihan favorit karena efektivitasnya untuk membersihkan area intim.

Itulah beberapa alasan mengapa bidet sulit ditemukan di luar negeri, terutama Amerika Serikat. Terlepas dari kebudayaan yang sudah terlanjur menjadi kebiasaan, riset ilmiah telah membuktikan bahwa cebok menggunakan air lebih bersih. Jika kamu berencana liburan ke luar negeri, jangan lupa membawa bidet portabel, ya!

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE