Disambut Riuh, Delegasi Indonesia Walk Out saat PM Israel Netanyahu Pidato di PBB

Nadya Quamila | Beautynesia
Selasa, 01 Oct 2024 06:15 WIB
Disambut Riuh, Delegasi Indonesia Walk Out saat PM Israel Netanyahu Pidato di PBB
Disambut Riuh, Delegasi Indonesia Walk Out saat PM Israel Netanyahu Pidato di PBB/Foto: X/Kemlu_RI

Delegasi Indonesia melakukan walk out saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB ke 79 di New York, Amerika Serikat pada (27/9). Momen ini dibagikan oleh akun X resmi Kementerian Luar Negeri, @Kemlu_RI.

Dari video dan foto yang dibagikan, terlihat deretan kursi yang sebelumnya terisi oleh delegasi Indonesia, menjadi kosong saat Netanyahu mulai memberikan pidatonya. Tak hanya Indonesia, sejumlah negara yang ikut melakukan walk out merupakan anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Liga Arab, dan Gerakan Non-Blok, termasuk Kuwait, Iran, Pakistan, Malaysia, dan Kuba, menurut keterangan resmi Kementerian Luar Negeri Ri, dikutip dari situs Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

"Indonesia bersama banyak negara melakukan walk out saat Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato di Sidang Majelis Umum PBB ke 79 di New York, Amerika Serikat pada (27/9). #IniDiplomasi #UNGA79 #SMUPBB79," tulis akun @Kemlu_RI, Sabtu (28/9).

Aksi walk out ini dilakukan sebagai bentuk protes atas kekejaman genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina. Aksi itu disambut dengan riuhnya delegasi dari berbagai negara yang turut meninggalkan ruang sidang.

Isi Pidato PM Israel di Sidang Majelis Umum PBB

Netanyahu di Sidang Majelis PBB.

Netanyahu di Sidang Majelis PBB/Foto: Reuters

Dilansir dari situs PBB, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa ia awalnya bermaksud untuk tidak datang ke Sidang Majelis Umum PBB tahun ini. Namun, setelah mendengar "kebohongan dan fitnah" yang dilontarkan terhadap negaranya oleh para pemimpin lain, ia memutuskan untuk datang dan "meluruskan keadaan".

“Kita menghadapi musuh-musuh biadab yang ingin menghancurkan kita, dan kita harus membela diri terhadap para pembunuh biadab ini, [yang] tidak hanya ingin menghancurkan kita tetapi juga menghancurkan peradaban kita bersama dan mengembalikan kita semua ke zaman kegelapan tirani dan teror," ujarnya.

Selain itu, Netanyahu mengatakan bahwa berbagai konflik di Timur Tengah masih jauh dari kata selesai, dan ia berjanji untuk terus memerangi Hizbullah Lebanon dan mengalahkan Hamas di Jalur Gaza hingga “kemenangan total.”

"Israel memiliki hak penuh untuk menyingkirkan ancaman ini dan memulangkan warga negara kami ke rumah mereka dengan selamat. Dan itulah yang sedang kami lakukan. Kami akan terus melemahkan Hizbullah hingga semua tujuan kami tercapai," katanya, dilansir dari AFP.

Tak lama usai Netanyahu berpidato, ledakan mengguncang ibu kota Lebanon, Beirut, dan militer Israel mengatakan telah menyerang markas besar Hizbullah. Seperti diketahui, Israel melancarkan serangkaian serangan udara di Lebanon belakangan ini. 

Akibat serangan ini, lebih dari 500 warga Lebanon tewas, di antaranya 50 anak-anak dan 94 perempuan. Sekitar 2 ribu orang terluka, menurut data dari Kementerian Kesehatan Publik Lebanon dilansir dari Al Jazeera.

Menlu RI Retno Marsudi Ragukan Israel Ingin Berdamai

Indonesia's Foreign Minister Retno Lestari Priansari Marsudi addresses the 79th United Nations General Assembly at U.N. headquarters in New York, U.S., September 28, 2024.  REUTERS/Eduardo Munoz

Menlu RI Retno Marsudi/Foto: REUTERS/Eduardo Munoz

Merespon pidato Netanyahu, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan pesannya pada forum yang sama di Markas Besar PBB New York, Amerika Serikat, Sabtu (28/9). Dengan tegas, Retno meragukan pernyataan Netanyahu yang mengatakan bahwa Israel ingin berdamai.

"Kemarin PM Netanyahu menyatakan, 'Israel ingin damai...', 'Israel mendamba perdamaian'. Apa benar? Bagaimana mungkin kita akan percaya pernyataan itu?" kata Menlu Retno dilansir detikcom dari Antara, Minggu (29/9/2024).

Retno meragukan keinginan tersebut karena Israel tetap melakukan serangan. Salah satunya serangan udara di Beirut, Lebanon.

"Kemarin, saat dia di sini, Israel melakukan serangan udara besar-besaran terhadap Beirut yang belum pernah terjadi sebelumnya. PM Netanyahu ingin perang berlanjut. Kita harus menghentikannya, sekali lagi, kita harus menghentikannya," tuturnya.

Menurut Retno, jalan yang harus diambil negara dunia adalah memberikan tekanan kepada Israel untuk kembali ke jalan keluar politis, Solusi Dua Negara.

Pernyataan Menlu tersebut kemudian mendapat sambutan riuh tepuk tangan dari para delegasi yang hadir.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE