Mengenal Deforestasi dan Dampaknya Terhadap Lingkungan, Apa Saja?

Cindy Novita | Beautynesia
Jumat, 31 Jan 2025 18:30 WIB
4. Kerusakan Habitat
Ilustrasi Orang utan/Foto: freepik.com/wirestock

Hutan dikenal sebagai “paru-paru dunia” karena berperan penting dalam menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida. Selain itu, hutan juga menyimpan segudang manfaat bagi kehidupan manusia, lingkungan, serta makhluk hidup lainnya, seperti melindungi keanekaragaman hayati, mencegah erosi dan tanah longsor, hingga sebagai sumber pangan.

Namun, penggundulan hutan secara besar-besaran atau deforestasi sering kali dilakukan untuk berbagai keperluan, Beauties. Dikutip dari Earth. ORG, sejak tahun 1990, sekitar 420 juta hektare hutan telah hilang akibat aktivitas manusia, termasuk pembukaan lahan untuk pertanian.

Menurut data Good Stats pada tahun 2022, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara menjadi wilayah dengan angka deforestasi tertinggi di Indonesia, Beauties. Bila dilakukan secara terus-menerus, deforestasi akan memberikan dampak buruk terhadap lingkungan, salah satunya perubahan iklim.

Melansir Earth. ORG, berikut dampak dari deforestasi terhadap lingkungan. Apa saja sih? 

1. Perubahan Iklim dan Pemanasan Global

Ilustrasi Pemanasan global/Foto: freepik.com/bedneyimages

Deforestasi dapat menyebabkan perubahan iklim. Sebab, hutan bertindak sebagai penyerap gas karbon dioksida alami melalui fotosintesis. Ketika pohon-pohon ditebang atau dibakar, karbon dioksida yang tersimpan dalam pohon akan dilepaskan ke atmosfer sebagai karbon dioksida (CO2), salah satu gas rumah kaca berbahaya yang berkontribusi terhadap pemanasan global.

Selain itu, deforestasi juga meningkatkan risiko kebakaran hutan yang tidak terkendali loh! Menurut sebuah studi yang dilakukan antara tahun 2010 dan 2018, deforestasi di sisi Timur hutan Amazon telah menyebabkan pemanasan yang lebih besar, terutama selama musim kemarau yang membuat hutan rentan terhadap kebakaran.

2. Penurunan Kapasitas Air

Ilustrasi Air/Foto: freepik.com/JackSellaire

Pohon berperan penting dalam menjaga siklus air. Pohon menyerap air hujan melalui akarnya dan dialirkan ke daun. Bila penebangan pohon dilakukan, hal itu dapat mengurangi kemampuan hutan untuk menyerap pasokan air sehingga sumber daya air tanah akan berkurang dan terjadilah kekeringan.

3. Erosi Tanah

Ilustrasi Retakan tanah/Foto: freepik.com/serhii_bobyk

Selain kontribusinya terhadap kapasitas air, pohon, terutama akarnya bermanfaat untuk menahan tanah agar tetap stabil serta mencegah partikel-partikel tanah terlepas oleh air atau angin.

Penggundulan hutan (deforestasi) bisa menyebabkan tanah mudah terkikis dan rentan terhadap erosi. Hal tersebut memberikan dampak buruk terhadap lingkungan, seperti kerusakan tanah dan peningkatan risiko terjadinya banjir atau longsor.

4. Kerusakan Habitat

Ilustrasi Orang utan/Foto: freepik.com/wirestock

Hutan adalah rumah bagi lebih dari 80% seluruh spesies hewan dan tumbuhan. Dampak utama deforestasi adalah hilangnya habitat alami yang mengancam kelangsungan hidup beragam spesies. Kebanyakan hewan sangat bergantung pada hutan untuk mencari sumber makanan.

Menurut sebuah penelitian, di Kalimantan, orang utan terancam punah dan kehilangan hampir 80% populasinya dalam 50 tahun terakhir. Sebab, tingginya penebangan hutan di Kalimantan.

5. Menurunnya Kualitas Udara

Ilustrasi Polusi udara/Foto: pixabay.com/Kanenori

Pembakaran hutan untuk membuka lahan menghasilkan polutan berbahaya ke atmosfer, yaitu karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), hingga nitrogen dioksida (NO2), yang dapat menurunkan kualitas udara.

Selain itu, hutan juga berfungsi sebagai penyaring udara dengan menyerap karbon monoksida dan menghasilkan oksigen. Hilangnya hutan akibat deforestasi berarti berkurangnya penyaring udara alami yang memperburuk kualitas udara.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE