#MERDEKADARISTIGMA
Merdeka dari Stigma Penampilan, Pelecehan Seksual Terjadi Bukan karena Pakaian Perempuan!
Masih dalam suasana merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia, sudah selayaknya setiap manusia berhak atas kebebasan dan kemerdekaan. Begitupun bagi para perempuan.
Masih tingginya angka kasus pelecehan seksual menjadi ketakutan para kaum hawa. Meskipun bisa dialami oleh siapapun, namun sebagian besar kasus pelecehan kerap dialami oleh perempuan.
Seperti kita ketahui, tindak kriminal pelecehan seksual tentu dapat terjadi akibat banyak faktor. Namun ironisnya, cara berpakaian perempuan seringkali dikait-kaitkan.
Kondisi semakin diperburuk dengan adanya pemikiran tersebut, gaya berpakaian perempuan kemudian menjadi stigma yang berkembang di masyarakat. Banyak orang beranggapan pakaian perempuanlah yang mendorong terjadinya pelecehan seksual.
Stop Stigma Penampilan Bagi Perempuan! Pelecehan Seksual Terjadi Bukan karena Pakaian
Beauties, sangat ironis mengetahui fakta bahwa Komnas Perempuan dan Anak menemukan proses penyidikan kasus pelecehan pada perempuan kerap disalahkan. Cara pandang inilah yang mendorong perempuan kerap menjadi target kekerasan seksual.
Tanggapan Para Ahli di Bidang Perlindungan Perempuan
![]() (Merdeka kan perempuan dari stigma penampilan. Pakaian bukan faktor pemicu pelecehan seksual/Foto: pexels.com/Maria Orlova) |
Melansir dari detikcom, Komisioner Komnas perempuan dan anak, Siti Nur Herawati pada salah satu kesempatan diskusi mempertanyakan bagaimana stigma pakaian perempuan yang mendorong terjadinya kasus pelecehan seksual.
Ia mengungkapkan, "Kenapa yang disalahkan pihak perempuan, hanya karena dengan menggunakan pakaian yang minim dan tubuhnya yang mengundang,".
Padahal menurutnya, perempuan seharusnya merdeka dari stigma ini. Sebab apapun gaya berpakaian yang kita gunakan adalah hak diri kita sendiri. Ia juga dengan tegas menyebutkan contoh kasus pelecehan yang dialami perempuan yang justru menggunakan pakaian tertutup.
"Seperti kekerasan seksual yang terjadi di pesantren. Masyarakat terdekat pun, dengan stigma hal tersebut tidak mengakui korban sebagai korban. Jadi bagaimana, menggali keterangan (adanya kekerasan seksual)."
Sama halnya dengan tanggapan pendiri perEMPUan, Rika Rosvianti yang dengan tegas menolak stigma pakaian perempuan menjadi pemicu terjadinya kekerasan seksual.
Mengutip dari detikcom, ia mengungkapkan, "Selama ini korban pelecehan seksual banyak disalahkan karena dianggap 'mengundang' aksi pelecehan dengan memakai baju seksi atau jalan sendiri di malam hari. Tapi semua anggapan itu bisa dibantah dengan hasil survei ini. Hasil survei ini jelas menunjukkan bahwa perempuan bercadar pun sering dilecehkan, bahkan pada siang hari,".
Faktor Utama Pelecehan Seksual
![]() (Bukan pakaian, ternyata ini faktor utama pemicu terjadinya pelecehan seksual/Foto: pexels.com/Monstera) |
Rika turut menyimpulkan bahwa nyatanya tindak kekerasan seksual murni terjadi karena niat pelaku. Tidak ada korban yang 'mengundang' untuk dilecehkan. Tidak seharusnya korban yang mengalami pelecehan seksual disalahkan karena kejahatan yang dilakukan orang lain.
Kasus pelecehan seksual menjadi salah satu fenomena sosial yang pembahasannya kerap menjadi bias. Banyak orang masih mempercayai stigma buruk cara berpakaian perempuan sebagai faktor utama terjadinya pelecehan.
Namun kini, sudah banyak pula perempuan yang berani menyuarakan kesalahpahaman ini.
![]() (Perempuan bebas berpakaian. Stigma penampilan terhadap perempuan sebaiknya dihilangkan/Foto: pexels.com/Ivan Samkov) |
Setiap perempuan berhak merdeka dari stigma, termasuk stigma pakaian perempuan ini. Tentu saja menjadi hak setiap perempuan untuk menentukan bagaimana ia akan berpenampilan.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) turut mengutarakan pendapat bahwa kejahatan terjadi karena ada peluang, maka untuk menghindarinya kita harus menutup peluang tersebut. Maka, berpakaian tertutup bahkan berhijab adalah sebuah bentuk perlindungan diri dari ancaman kriminalitas.
Itulah beberapa tanggapan para ahli perlindungan perempuan terhadap stigma pakaian perempuan yang masih berkembang di masyarakat. Beauties, lantas bagaimana tanggapanmu?
_______________
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!


