4 Stigma Negatif yang Dihadapi Ibu Bekerja, Salah Satunya Dianggap 'Menelantarkan' Anak
Menjadi seorang ibu adalah sesuatu yang cepat atau lambat akan dirasakan oleh para perempuan yang sudah berkeluarga yang ingin memiliki anak. Bagi sebagian orang, ada banyak perubahan berarti dari kehidupan sebelum dan sesudah memiliki anak, terutama bagi ibu yang bekerja.
Selain disibukkan dengan pekerjaan di kantor, seorang ibu bekerja juga harus pandai mengatur waktunya dalam mengasuh anak serta mengatur rumah. Namun sayangnya, perjuangan dan peran hebat dan tangguh ibu bekerja sering kali dianggap sebelah mata hingga dilabeli dengan berbagai stigma yang menyakitkan.
Ada banyak stigma yang menusuk dan melukai mental para perempuan ketika mereka tetap memilih bekerja sekalipun sudah menjadi seorang ibu. Dilansir dari Bustle, inilah faktanya!
Dianggap Menelantarkan Anak-Anaknya
![]() Ilustrasi ibu pekerja/Foto: Pexels/Tatiana Syrikova |
Ibu yang bekerja biasanya lekat dengan stigma bahwa mereka tidak memberikan perhatian yang cukup pada anak-anaknya. Stigma tersebut juga muncul dari stigma lain bahwa mendidik seorang anak merupakan tanggung jawab dari seorang ibu.
Padahal, masyarakat sering kali memandang seorang ayah yang bekerja sebagai ayah yang baik, meskipun sepulang bekerja belum tentu menghabiskan seluruh sisa waktu untuk putra-putrinya.
Dinilai Tidak Mau Menjalankan Perannya
Selayaknya membesarkan anak, peran seorang perempuan dalam sudut pandang masyarakat tradisional adalah menjalankan pekerjaan rumah, mulai dari bersih-bersih, mencuci pakaian, hingga menyiapkan makanan untuk anggota keluarga.
Ibu yang bekerja cenderung dianggap lari dari fitrahnya sebagai perempuan dan memilih pekerjaan kantoran yang lebih mudah dan jauh dari stres daripada menyelesaikan tanggung jawabnya di rumah. Padahal, menjalani dua peran sebagai ibu rumah tangga sekaligus seorang pekerja bukan hal yang mudah, lho! Dibutuhkan tekad, ketangguhan, dan komitmen yang kuat untuk bisa menjalani itu semua. Lantas, mengapa perjuangan hebat tersebut malah diremehkan?
Dicap Ingin Unjuk Diri
![]() Ilustrasi ibu pekerja/Foto: Pexels/Anastasia Shuraeva |
Semua pekerja, tentu, menyimpan rasa bangga tersendiri terhadap pekerjaan yang dilakukannya, begitu pula para ibu yang bekerja. Namun, ini bukan berarti mereka bekerja hanya karena ingin menunjukkan bahwa mereka mampu.
Banyak perempuan yang sudah berstatus sebagai seorang ibu bekerja bukan karena alasan ingin membuktikan diri, melainkan karena alasan yang lebih mendesak, seperti harus membantu kebutuhan finansial keluarga, mengejar cita-cita, atau alasan personal lainnya yang tidak perlu dipublikasi hanya demi mendapat justifikasi.
Meremehkan Ibu Rumah Tangga
![]() Ilustrasi ibu pekerja/Foto: Pexels/Ketut Subiyanto |
Tidak ada yang lebih tahu kesulitan menjadi seorang ibu daripada para ibu itu sendiri. Jadi, kalau ada yang perdebatan antara mana yang lebih berat antara menjadi ibu rumah tangga atau ibu pekerja, percayalah bahwa provokatornya bukan dari kalangan ibu-ibu sendiri.
Semua ibu tahu apa yang terbaik untuk keluarganya, entah itu dengan dirinya tinggal di rumah atau dengan mendapatkan penghasilan tambahan dengan bekerja di luar rumah. Semua pilihan punya kurang dan lebihnya. Jadi, sudah saatnya masyarakat berhenti melabeli ibu pekerja dengan berbagai stigma buruk yang menjatuhkan. Stop mom shaming!
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!


