Miris! Viral Aksi Bullying Anak di Bawah Umur Disiarkan Live di TikTok, Ini Kronologinya
Miris, aksi bullying di kalangan anak kembali terjadi. Kali ini, aksi perundungan terhadap bocah di bawah umur viral di media sosial. Pilunya, aksi perundungan itu disiarkan secara langsung atau live di media sosial TikTok.
Dari video yang beredar dengan durasi tiga menit, terlihat dua orang pelaku melakukan bullying terhadap seorang bocah. Pelaku melakukan aksi kekerasan dengan memukul kepala korban. Aksi perundungan tersebut terjadi di Bandung, Jawa Barat.
Dirangkum dari detikJabar, berikut kronologi aksi bullying bocah di bawah umur yang disiarkan live di TikTok!
Kronologi Aksi Bullying Disiarkan Langsung di TikTok
Ilustraasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/AlexLinch
Dari video yang viral beredar, terdengar pelaku menggunakan bahasa Sunda. Para pelaku meminta korban untuk membuka aplikasi WhatsApp melalui smartphone.
Namun karena menganggap melawan, pelaku langsung memukul korban menggunakan botol dan membuat korban menangis kesakitan.
Di video lainnya, pelaku mengaku, punya paman yang merupakan seorang jenderal. Dia juga dengan lantang mengatakan, tidak takut berurusan dengan hukum dan siap untuk dibui (penjara).
"Bodo amat aing mah, rek dibui nya dibui (Tak peduli saya, mau di penjara ya di penjara saja)," ujar pelaku. "Sia wani teu jeung jenderal (kamu berani enggak dengan jenderal)."
Dilansir dari CNN Indonesia, pelaku juga terdengar mengumpat kata-kata kasar kepada korban. Ada pula suara pelaku yang lainnya yang mengancam korban. Dalam rekaman tersebut, terdengar juga korban berteriak kesakitan, usai mendapat perlakuan kasar dari pelaku.
Beberapa komentar pada tayangan langsung itu meminta pelaku untuk menghentikan aksinya. 'atos a (sudah bang)', 'alah [mani] ni karunya (aduh kasihan banget)' adalah beberapa komentar dalam tayangan langsung dugaan perundungan yang viral itu.
Warganet yang menonton siaran itu merasa sangat geram. Tak sedikit yang berkomentar meminta polisi untuk menangkap para pelaku.
Pelaku Diduga Sering Melakukan Aksi Bullying
Ilustrasi/Foto: Freepik.com
Siaran langsung aksi perundungan itu lalu diunggah oleh seorang content creator di akun Instagram, yaitu @arief_rachman_saputra. Ia mengaku mulanya kerap mendapat notifikasi untuk memviralkan pelaku, yang diketahui berinisial YW alias U.
"Saya tuh kenal nggak kenal ya dengan U, saya tahu dia kalau di lapangan. U ini salah satu ketua geng motor lah di Bandung. Saya tahu, karena ya saya dulu juga ketua salah satu geng motor tapi sudah meninggalkan lah dunia itu, saya sekarang content creator sebagai personal branding saya jeger kahiji, gerengseng (preman, ugal-ugalan). Tapi ya cuma konten, entertain aja, parodi preman," ucap Arief Rachman alias Romo Otot, saat dihubungi detikJabar, Minggu (28/4).
Arief mengatakan bahwa ia telah memantau aksi U seminggu terakhir. Banyak pengikutnya di Instagram yang melaporkan aksi U yang meresahkan.
"Ada beberapa kejadian sudah sering mukul (korban). Sabtu subuh saya bangun, liat notif banyak yang share U itu lagi live dan kacau, sudah parah perilakunya. Saya inisiatif untuk record dan viralin di IG karena kalau di TikTok pasti di-take down," lanjut dia.
Arief menceritakan bahwa U sudah sering melakukan hal serupa, yakni memukuli korban yang berinisial D (14), kemudian merekamnya. Ia mengatakan, kejadian perundungan tersebut terjadi pada Sabtu (27/4) sekitar pukul 07.00 WIB.
Menurut Arief, U tersulut emosi karena banyak warganet yang memberi komentar provokatif agar U bertindak kasar. Tak lama kemudian setelah Arief mengunggah video tersebut, polisi mulai mencari keberadaan U.
Kehidupan Korban
Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/kieferpix
Menurut penuturan Arif, D yang merupakan korban adalah bocah di bawah umur yang berprofesi sebagai juru parkir di Kota Bandung. Ia seharusnya masih mengenyam pendidikan di bangku SMP, namun bocah yatim piatu tersebut memutuskan untuk tak bersekolah demi menyambung hidup.
Saat ditemui Arief, D dikatakan tak banyak bicara mengenai kronologi perundungan tersebut. D hanya menceritakan kesehariannya dan kondisi rumahnya.
"Saya temui korban jam 15.00 WIB, dia sudah divisum dan waktu ditemui kalau dilihat tidak ada luka yang gimana. Tapi saya anehnya, nggak tahu korban ini apa memang tertutup atau kenapa, tapi informasi yang diberikan terbatas. Mungkin karena syok, jadi dia pendiem," kata Arief.
D bercerita kepada Arif bahwa diirnya bekerja sebagai tukang parkir di sebuah perempatan. D diketahui tinggal bersama saudara tirinya.
"Dia nggak mau lanjut sekolah. Ya saat ini kita tetep galang donasi dan nanti akan kami salurkan langsung ke rumahnya," imbuh dia.
Rencananya, Arief dan rekan-rekan akan menyalurkan donasi untuk prioritas kebutuhan hidup D. Ia pun berharap agar proses hukum terus berlangsung agar tidak ada lagi kasus perundungan serupa.
Saat ini, kasus perundungan anak di bawah umur masih diselidiki oleh pihak kepolisian.
Di lain sisi, Pihak Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengaku, belum menerima laporan, sedangkan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bandung belum memberikan tanggapan.
"Kasus tersebut jelas memilukan. Sementara kami belum terima laporan, tapi akan saya cek ke pengaduan," kata Komisioner KPAI Aries Adi Leksono.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!