Profil Rima Hassan, Aktivis-Politikus yang Ditahan Israel Gegara Menolak Dideportasi

Gayuh Tri Pinjungwati | Beautynesia
Kamis, 12 Jun 2025 14:30 WIB
Rima Terjun ke Dunia Politik dengan Bergabung La France Insoumise (LFI)
Rima Hassan/Foto: Instagram.com/@Rimamobarak

Belum lama ini, Rima Hassan, seorang anggota Parlemen Eropa dari Prancis yang keturunan Palestina menjadi sorotan karena ikut dalam kapal bantuan kemanusiaan Madleen. Kapal ini merupakan bagian dari Freedom Flotilla, yang berlayar dari Catania, Italia, sejak 1 Juni 2025, dengan tujuan menembus blokade laut Israel dan mengantar bantuan ke Gaza.

Melansir dari Aljazeera, pada dini hari tanggal 9 Juni 2025, kapal Madleen dicegat oleh pasukan Israel di perairan internasional, sekitar 185 km dari Gaza. Drone mengelilingi kapal dan kemudian tentara Israel menaiki kapal, memerintahkan awak untuk membuang ponsel, dan kemudian memindahkan kapal ke Pelabuhan Ashdod.

Rima dan sebagian awak menolak menandatangani dokumen yang menyatakan “masuk ke wilayah Israel secara ilegal”. Akibatnya, mereka kini ditahan menunggu sidang di pengadilan Israel.

Lantas, siapa sebenarnya sosok Rima Hassan?

Sosok Inspiratif yang Lahir dari Kamp Pengungsian, Kini Jadi Anggota Parlemen Eropa

Rima Hassan/Foto: Instagram.com/@rimamobarak

Rima Hassan Mobarak, lahir pada 28 April 1992 adalah sosok penuh inspirasi, lahir di kamp pengungsi Neirab dekat Aleppo, Suriah, dari keluarga Palestina, dan kemudian tumbuh besar di Prancis sejak usia sembilan tahun. Kini, ia menjelma menjadi suara penting untuk pengungsi dan hak asasi, menggabungkan kepedulian sosial, intelektual, dan suara politik.

Sebagai anak bungsu dari enam bersaudara, Rima lahir dari ibu pendidik dan ayah mantan mekanik Angkatan Udara Suriah. Masa kecilnya berlalu dalam kondisi kamp yang padat dan rentan, sebuah pengalaman yang kemudian membentuk kepeduliannya terhadap kondisi pengungsi.

Melansir dari Middle East Eye, setelah ibunya berhasil membawa Rima dan saudaranya pindah ke Prancis, ia menetap di Niort dan tumbuh menjadi sosok cerdas dan pekerja keras, sempat terpilih di dewan anak-anak setempat. Rima kemudian melanjutkan studi hukum internasional di Sorbonne, menulis tesisnya tentang apartheid di Afrika Selatan dan Israel.

Pada 2019, Rima mendirikan Refugee Camps Observatory, sebuah LSM yang fokus pada pemetaan, advokasi, dan perlindungan hak pengungsi. Dua tahun kemudian, ia juga membentuk “Action Palestine France” untuk memberi suara atas penderitaan Palestina, terutama di Gaza.

Rima Terjun ke Dunia Politik dengan Bergabung La France Insoumise (LFI)

Rima Hassan/Foto: Instagram.com/@Rimamobarak

Rima terjun ke dunia politik dengan bergabung La France Insoumise (LFI) pada 2023, dan segera dipilih dalam daftar kandidat pemilu Eropa 2024. Ia menjadi anggota Parlemen Eropa mewakili Prancis sejak 16 Juli 2024 yang menjadikannya perempuan berkebangsaan Prancis keturunan Palestina pertama dalam posisi tersebut.

Di Parlemen, ia langsung mengambil isu menerpa konflik Israel–Palestina, menekan Uni Eropa agar memberikan tekanan diplomatik dan sanksi terhadap Israel atas dugaan pelanggaran HAM. Ia juga menyoroti pentingnya narasi Eropa dalam mendukung hak-hak pengungsi dan Palestina.

Ditahan dan Mendapatkan Tekanan, Inilah Kabar Terakhir Rima Hassan dan Aktivis Lainnya

Rima Hassan/Foto: Instagram.com/@Rimamobarak

Menurut laporan Press TV, Rima ditawari tandatangan untuk cepat dipulangkan, namun menolak meski mendapat ancaman keras. Hal ini memicu protes dan kritik dari Eropa, terutama soal pelanggaran imunitas seorang anggota Parlemen Eropa .

Informasi terakhir yang didapatkan dari Instagram @gazafeedomflotilla, bahwa Rima telah dipindahkan dari sel isolasi ke Givon. Berita per pukul 6 sore waktu Yerusalem, aktivis lainnya, Thiago Avila ditempatkan dalam isolasi di Penjara Ayalon karena mogok makan dan minum yang terus berlanjut, yang dimulainya dua hari lalu. Ia juga diperlakukan secara agresif oleh otoritas penjara, meskipun tidak meningkat menjadi penyerangan fisik.

Anggota parlemen Eropa, Rima Hassan, ditempatkan dalam isolasi dalam kondisi yang tidak manusiawi di Penjara Neve Tirza setelah menulis "Free Palestina" di dinding Penjara Givon. Ia dipindahkan ke sel kecil tanpa jendela dengan kondisi kebersihan yang sangat buruk dan ditolak aksesnya ke halaman penjara. Sementara itu, aktivis lainnya masih ditahan secara ilegal oleh otoritas Israel.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang dapat ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE