Rekap 5 Komentar Absurd Pemerintah di Sepanjang Maret 2025

Rini Apriliani | Beautynesia
Selasa, 25 Mar 2025 14:30 WIB
Rekap 5 Komentar Absurd Pemerintah di Sepanjang Maret 2025
Sederet komentar absurd pemerintah di sepanjang Maret 2025/Foto: Agus Tri Haryanto/detikINET

Maret 2025 menjadi salah satu bulan tersibuk. Banyak fenomena yang muncul di masyarakat atas berbagai hal.

Namun, jajaran pemerintah yang seharusnya lebih peka atas apa yang terjadi, justru cenderung nir empati. Sederet komentar yang diucapkan terdengar konyol hingga tak masuk akal. 

Berikut rekap komentar absurd pemerintah di sepanjang Maret 2025. Simak!

1. Hasan Nasbi : 'Masak kepala babi'

Kepala Komunikasi Kepresidinean, Hasan Nasbi,

Hasan Nasbi/Foto: Agus Tri Haryanto/detikINET

Komentar paling absurd pertama dilontarkan oleh Kepala Komunikasi Kepresidenan Republik Indonesia Hasan Nasbi. Ia melontarkan kalimat nir empati atas masalah yang dihadapi oleh media Tempo. 

Saat kantor redaksi Tempo mendapatkan teror pertamanya, yakni kiriman kepala babi. Kepada awak media ia mengatakan, "Udah dimasak aja. Kalo kepala babi mah dimasak aja". 

"Saya liat dari media sosialnya Francisca Tempo, dia justru minta dikirimin daging babi. Artinya dia nggak terancam kan? Buktinya dia bisa bercanda minta dikirimin daging babi," lanjutnya. 

Lebih lanjut, ia pun mengatakan bahwa dirinya tidak bisa menanggapi apa-apa. Hasbi melihat bahwa Tempo juga menanggapinya dengan jokes. 

"Inikan problem mereka entah dengan siapa, entah siapa yang ngirim, buat saya nggak bisa kita tanggapi apa-apa. Problem mereka entah dengan siapa. Itu beneran seperti itu atau cuman jokes, karena saya melihat juga mereka menanggapinya dengan jokes. Jadi menurut saya nggak usah dibesar-besarkan," kata Hasbi. 

Kantor Tempo mendapat kiriman paket berisi kepala babi yang ditujukan kepada 'Cica', nama panggilan salah satu wartawan politik Tempo.Kantor Tempo mendapat kiriman paket berisi kepala bab/Foto: Istimewa

Sebagai informasi, Tempo tidak hanya mendapatkan kepala babi, beberapa hari setelahnya juga kembali mendapatkan teror kiriman 6 ekor bangkai tikus yang dipenggal. Telah disorot oleh warganet hingga Aliansi Jurnalis Independen (AJI) bahwa ini merupakan bentuk intimidasi terhadap kerja jurnalistik. 

"Tindakan ini merupakan bentuk intimidasi dan ancaman pembunuhan simbolik terhadap jurnalis perempuan sekaligus ancaman terhadap kerja-kerja jurnalistik yang dilakukan oleh Tempo sebagai salah satu media yang kritis dan vokal dalam merespon isu-isu publik," bunyi pernyataan AJI dan LBH yang diunggah di situs AJI, Kamis (20/3).

Sayangnya, komentar Hasan Hasbi justru menunjukkan ketidakpeduliannya pada sebuah media yang bekerja untuk kepentingan publik, khususnya hak masyarakat atas berita berkualitas di Indonesia. 

Klarifikasi Hasan Nasbi

Setelah viral dengan ucapannya agar "dimasak saja", Hasan Nasbi pun memberikan klarifikasinya. Mengutip CNN Indonesia, ide soal memasak babi tersebut didapatkannya setelah melihat akun medsos Cica, jurnalis Tempo.

"Padahal kan saya mengutip dari X-nya Francisca, wartawati yang dikirimi kepala babi itu. Saya tuh sebenarnya jarang sepakat sama Tempo lho, ya tapi saya setuju dengan cara Francisca merespons itu," kata Hasan dilansir detik, Sabtu (22/3).

Ia berkata bahwa teror adalah cara kuno, Nasbi sepakat bahwa cara Cica menanggapi teror dengan mamasaknya. Terakhir, Hasan menegaskan bahwa pernyataannya tidak merendahkan pers, justru merendahkan penerornya. 

"Dan kalau saya ya karena saya tahu dari X-nya dia makan daging babi ya saya bilang kalau dikirim gitu cara melecehkan peneror yang lebih paripurna lagi ya dimasak," ujar Hasan.

2. Prabowo : 'Jangan banyak makan terlalu pedas'

Presiden Prabowo. (Dok. YouTube Setpres)

Presiden Prabowo/Foto: Dok. YouTube Setpres

Dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (21/3), Presiden Prabowo Subianto sempat menyinggung soal kondisi pangan di Indonesia kini cukup stabil pada periode Ramadan hingga Lebaran. 

"Bertahun-tahun kita selalu khawatir dengan keamanan pangan kita, kita selalu khawatir, kita harus impor, alhamdulillah tahun ini produksinya sangat baik, dan saya monitor harga-harga sampai hari ini terkendali," ujar Prabowo, dikutip dari detikcom. 

Prabowo pun mengatakan harga cabai rawit yang sempat naik, kini sudah mulai turun. Namun, ia menyarankan agar tak terlalu banyak makan pedas. 

"Mungkin harga cabai rawit yang agak naik beberapa saat lalu, sekarang mulai turun. Tapi saran saya jangan terlalu banyak makan pedas, saya waktu muda sukanya pedes sekali. Sekarang dokter melarang saya makan terlalu pedas, yang muda-muda silakan," katanya. 

Terakhir, ia berkata bahwa Indonesia merupakan negara keempat terbesar di dunia dengan jumlah pendudukan yang besar. Namun, ia mengingatkan agar tidak terlalu khawatir dengan stok pangan. 

3. Wamenag : 'Ormas minta THR itu budaya'

Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo H. R. Muhammad Syafi'i menyebut, Kementerian Agama tidak akan menjadikan pesantren dan madrasah terbengkalai untuk Sekolah Rakyat

Wamenag Romo H. R. Muhammad Syafi'i/Foto: Hanif Hawari/detikcom

Sering kali mendekati Lebaran Ormas membuat resah karena meminta uang THR kepada para pengusaha. Salah satu yang disorot adalah tiga Ormas Depok meminta uang THR. 

Surat edaran oleh tiga ormas itu turut beredar luas di media sosial. Dalam surat tersebut, ketiga Ormas itu meminta THR dengan dalih social control keamanan menjelang Lebaran.

"Sejumlah pemilik usaha di Sawangan mengaku resah setelah menerima tiga surat dari organisasi masyarakat (ormas) yang meminta dana keamanan Hari Raya Idulfitri," demikian keterangan dalam unggahan yang beredar.

Menanggapi fenomena tersebut, Wakil Menteri Agama (Wamenag) Muhammad Syafi'i tak mempersoalkan hal tersebut. Mengutip CNN INdonesia, ia mengatakan bahwa Ormas yang meminta THR adalah budaya lebaran di Indonesia sejak dulu. 

"Saya rasa itu fenomena budaya lebaran Indonesia sejak dahulu kala. Tak perlu dipersoalkan," kata Syafi'i dalam video yang dikutip dari 20Detik. 

Sebagai informasi, THR merupakan hak pendapatan yang wajib diberikan oleh pemberi kerja kepada pegawainya, menjelang hari raya. Umumnya juga, THR diberikan oleh pelaku usaha kepada para pelanggannya.

Lalu, bagaimana dengan Ormas (Organisasi Masyarakat)? Jika mengacu pada yang telah dituliskan di atas, Ormas bukan termasuk sebagai pegawai atau pelanggan dari pelaku usaha. Apakah berhak mendapat THR juga?

4. Kepala BGN : 'Timnas kurang gizi'

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana/Foto: Ilyas Fadilah/detikcom

Selanjutnya, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengaitkan kekalahan tim Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dalam beberapa kali pertandingan karena gizi yang tak bagus. 

Mengutip detikcom, Dadan mengatakan bahwa gizi seimbang bagi anak di masa depan bisa memengaruhi produktivitas anak tersebut. Jika tidak diintervensi, khawatir akan menciptakan tenaga kerja berkualitas rendah. Lalu, ia pun mengaitkannya dengan kekelahan Timnas RI beberapa waktu lalu. 

"Kita khawatir tenaga kerja produktif ini berkualitas rendah. Jadi jangan heran kalau PSSI itu sulit menang karena main 90 menit berat. Kenapa? Karena gizinya tidak bagus dan banyak pemain bola lahir dari kampung," kelakar Dadan.

Lebih lanjut, ia mengatakan saat ini PSSI sudah cukup baik dengan adanya pemain naturalisasi dari beberapa negara yang menurutnya punya gizi yang lebih baik. Terakhir, Dadan berharap kehadiran program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Indonesia sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) bisa menjadi solusi untuk masa mendatang.

Komentar Dadan tersebut telah disorot oleh Wakil Ketua Komisi X DPR Lalu Hadrian Irfani. Ia mengatakan, hal tersebut terlalu lebay. 

"Kepala BGN jangan terlalu lebay menyangkutpautkan PSSI dengan makanan bergizi apalagi menyampaikan statement bahwa pemain Indonesia kurang makan bergizi. Kurang pas statement tersebut," kata Lalu kepada wartawan, Minggu (23/3). 

"Sebaiknya kepala BGN fokus saja menyukseskan program MBG. Jangan buat gimmick statement. Program MBG masih ditemukan kekurangan dan keluhan dalam pelaksanaannya, sebaiknya fokus urus itu saja, laksanakan sesuai arahan Presiden," sambungnya.

5: Annisa Mahesa : 'Kenapa mesti demo?'

Annisa M A Mahesa, Anggota Termuda DPR 2024-2029

Annisa M A Mahesa/Foto: Tangkapan Layar Youtube DPR RI

Baru-baru ini juga viral pernyataan dari Anggota Termuda DPR 2024-2029 Annisa Mahesa. Saat hari pelantikannya sebagai wakil rakyat, ia mengaku heran atas aksi demo yang dilakukan oleh masyarakat. 

"Kenapa nggak diskusi aja?" ujar Annisa. 

Ia pun tidak takut didemo masyarakat. Namun, menurutnya diskusi lebih baik daripada demo. 

"Kalau misalnya demo, mengkritik kebijakan itu nggak apa-apa selama kebijakannya buruk. Tapi kalau demo secara personal, buat apa?" jelasnya. 

"Kalau didemo nggak takut, tapi kalau bisa kita diskusi secara langsung, supaya bertatap mata, bicara dari hati ke hati. (Kalau diskusi) Kita bicara dari hati ke hati, kita bisa paham oke. Kalau didemo, oke kita paham isu yang kamu bawa," sambungnya. 

Pertanyannya: dimana ruang diskusinya? memang mudah masuk gedung DPR untuk diskusi?

Beauties, itu sederet komentar absurd pemerintah di sepanjang Maret 2025. Bagaimana menurutmu?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE