
Rekomendasi Pilihan Alat Kontrasepsi Untuk Pria

Penggunaan alat kontrasepsi tidak seharusnya hanya bergantung pada wanita. Para pasangan sebenarnya juga bisa mempertimbangkan kontrasepsi pria. Kebanyakan wanita yang mendapatkan efek samping serius akibat pil KB bisa mencari alternatif lain bagi suaminya untuk menggunakan alat kontrasepsi.
![]() Kondom/ Sumber: Freepik.com |
Kondom
Kondom dapat mencegah pembuahan hingga 98% sehingga cukup direkomendasikan untuk alat kontrasepsi yang aman. Tidak hanya itu, penggunaan kondom juga bisa mencegahmu dari paparan risiko penyakit menular seksual, atau PMS, seperti herpes dan klamidia.
Jika kamu ingin menggunakan kondom, pastikan untuk hanya menggunakan kondom lateks atau poliuretan yang kamu simpan di tempat yang sejuk dan kering. Kondom yang terbuat dari bahan lain berisiko tidak dapat melindungimu dari paparan penyakit menular seksual.
![]() Vasektomi/ Sumber: Freepik.com |
Vasektomi
Vasektomi juga dikenal sebagai metode "sterilisasi pria." Untuk melakukan ini, kamu membutuhkan ahli bedah yang dapat memotong dan menutup tabung yang akan dilewati sperma untuk mencapai testis. Ini adalah pilihan alat kontrasepsi yang paling efektif untuk pria. Vasektomi biasanya banyak dipilih karena mudah, lebih murah, dan bekerja lebih baik daripada sterilisasi wanita. Prosedur ini juga tidak akan mengubah gairah seks atau ejakulasi untuk pria atau pasangannya. Air mani pun masih terlihat sama. Akan tetapi, prosedur ini tidak dapat mencegah penularan penyakit menular seksual.
![]() Senggama terputus/ Sumber: Freepik.com |
Senggama Terputus
Senggama terputus atau yang biasa disebut coitus interruptus dalam bahasa Latin merupakan metode kontrasepsi paling sederhana, tetapi kurang efektif. Pada dasanya, ini dilakukan dengan menarik penis keluar dari vagina sebelum ejakulasi. Metode ini memang yang paling murah karena tidak membutuhkan biaya apapun. Namun, ini hanya bisa bekerja jika dilakukan dengan benar. Pasalnya, pria harus benar-benar memastikan timing yang tepat untuk menarik penis dan tidak meninggalkan cairan semen di dalam vagina.
Itu sebabnya metode senggama terputus hanya mampu mencegah pembuahan hingga 78%. Dengan kata lain 22 dari 100 pasangan yang mengandalkannya untuk alat kontrasepsi akan berakhir dengan kehamilan. Selain itu, metode ini juga tidak akan mencegahmu dari penularan penyakit menular seksual.