BILLBOARD
970x250

Stop! 4 Kebiasaan Terlalu Keras pada Diri Sendiri Ini Malah Bikin Stres dan Stagnan

Dian Aprilia | Beautynesia
Selasa, 05 Jan 2021 19:00 WIB
Stop! 4 Kebiasaan Terlalu Keras pada Diri Sendiri Ini Malah Bikin Stres dan Stagnan

Setiap orang tentu memiliki cara yang berbeda-beda untuk memotivasi dirinya. Ada yang terbiasa memberikan reward saat mencapai keberhasilan, ada yang memilih punya mentor, ada yang termotivasi karena prinsip hidup dan lainnya.

Dalam prakteknya, cara memotivasi diri sendiri tidak selalu benar dan tepat. Pasalnya ada yang malah kebablasan dengan bersikap terlalu keras pada diri sendiri. Mulanya hal itu dikira akan membuat seseorang maju dan berkembang, nyatanya sikap itu malah bikin kamu stres dan stagnan di satu tempat. 

Berikut beautynesia.id telah merangkum 4 kebiasaan terlalu keras pada diri sendiri yang bikin stres dan stagnan:

Berambisi jadi sempurna

Ambisi
Ambisi/pexels.com

“Jika selalu menunggu segala sesuatunya sempurna baru melakukan sesuatu, maka kita tidak akan memulai apapun” dari Ivan Turgenev. Ini bukti bahwa terobsesi jadi sempurna tak akan membawamu kemana-mana, karena kamu sendiri justru ketakutan untuk melangkah.

Meski di sisi lain, perfeksionis bisa membawamu pada hasil yang baik karena kualitas yang bagus, biasanya individu perfeksionis kerap menghadapi masalah psikologis. Hal ini dikarenakan mereka memiliki ekspektasi terlalu tinggi kemudian dijatuhkan dengan realitas. Alhasil mereka rentan merasa kecewa, tertekan dan juga marah.

Harapan tidak realistis

Harapan tidak realistis
Harapan tidak realistis/pexels.com

Harapan tidak realistis juga jadi salah satu kebiasaan terlalu keras pada diri sendiri yang bikin kamu stagnan. Pernahkah kamu berharap yang muluk-muluk dalam hidup? Misalnya, usia 25 harus sudah jadi top manajer, punya rumah, dan lainnya. Memang bermimpi tinggi tidak ada salahnya, tapi kamu juga harus membenturkan dengan kapasitas dan kerealistisan untuk mencapainya.

Bermimpi tinggi tapi asal, ya sama saja seperti bunga tidur yang tidak akan tercapai di dunia nyata. Berpikir realistis nyatanya justru membuat seseorang lebih mudah bertahan dalam kondisi apapun. Dengan melakukannya kamu bisa mengurangi kemungkinan kecewa, lebih mudah dalam mencapai tujuan hidup, tidak membebani diri sendiri dan lebih mudah bersyukur serta bahagia.

Tidak pernah merasa puas

Tidak pernah puas
Tidak pernah puas/pexels.com

Memang secara fitrah manusia tidak pernah merasa puas. Hal ini terjadi di segala bidang kehidupan manusia, seperti halnya bidang pendidikan, ekonomi, hubungan sosial, percintaan dan lainnya. Hal ini memang wajar dialami oleh seseorang, tapi jika kamu tidak membiasakan diri untuk banyak bersyukur, sikap tidak pernah merasa puas ini malah akan bikin kamu kewalahan.

Kamu dikejar oleh obsesimu sendiri yang membabi buta. Bukan tidak mungkin pada akhirnya kamu rela mengorbankan apapun demi mencapai tujuanmu. Saat sudah mencapai tujuanmu, kamu baru sadar bahwa kamu lebih banyak kehilangan daripada mendapatkan.

Tidak pernah istirahat

Tidak pernah istirahat
Tidak pernah istirahat/pexels.com

Hayo, coba ingat-ingat kapan terakhir kali kamu mengambil cuti dari kantor? Atau kapan terakhir kali kamu jalan-jalan? Jika kamu tidak ingat kapan terakhir kali kamu beristirahat dan bersenang-senang, bisa jadi pertanda bahwa kamu kurang istirahat.

Semua orang memang perlu bekerja untuk menafkahi diri sendiri dan keluarga, tapi jangan lupa, setiap orang juga perlu istirahat. Istirahat tidak cukup dengan hanya tidur di malam hari saja, kamu juga perlu mengistirahatkan pikiran dan memberi kesempatan dirimu untuk bernafas dan lepas dari segala kepenatan hidup dengan pergi jalan-jalan, refreshing dan melakukan hobimu.

Ingat, terlalu keras pada diri sendiri malah membawamu stagnan dan stres. Lebih baik buat tujuan yang realistis, hargai perjuanganmu, dan banyak bersyukur agar hidup jadi lebih mudah dan terarah.

(arm2/arm2)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE