Studi: Otak Manusia Menciut Makin Kecil Akibat Bumi yang 'Panas Mendidih'
Beauties, tahukah kamu kalau perubahan iklim ternyata berhubungan dengan ukuran otak manusia? Otak manusia dilaporkan makin kecil untuk bisa beradaptasi dengan "kiamat" perubahan iklim.
Fakta ini diungkap dalam penelitian Jeff Morgan Stibel, seorang ahli ilmu kognitif dari Natural History Museum. Studi tersebut menunjukkan hubungan antara perubahan iklim di masa silam dan otak manusia yang menciut.
Penelitian bertujuan untuk memahami cara manusia berkembang dan beradaptasi di tengah tekanan perubahan lingkungan. Ia menganalisis riwayat iklim dan fosil manusia dalam periode 50.000 tahun terakhir.
"Tren pemanasan global membuat sangat penting untuk memahami dampak perubahan iklim, terhadap ukuran otak dan perilaku manusia," kata Stibel dalam laporan penelitiannya, dikutip dari Science Alert.
Ilustrasi/Foto: Pexels.com/pixabay |
Ia meneliti ukuran otak dari 298 sampel dari genus Homo, yang berubah dalam 50.000 tahun terakhir. Kemudian, ia membandingkan ukuran otak tersebut dengan suhu, kelembaban dan curah hujan global.
Hasilnya, otak manusia makin kecil ketika iklim Bumi makin hangat.
"Kita tahu bahwa otak di semua spesies makin besar dalam jutaan tahun terakhir, tetapi kita tahu sangat sedikit soal tren evolusi di tingkat makro," kata Stibel.
Ia mengambil data ukuran tengkorak dari beberapa sumber, yang secara total terdiri dari 373 pengukuran atas 298 tulang manusia yang usianya tersebar dalam 50.000 tahun. Dalam penelitian, ia juga mempertimbangkan ukuran tubuh yang disesuaikan dengan wilayah geografi dan gender untuk melakukan estimasi ukuran otak.
Ilustrasi cuaca panas terik/ Foto: freepik.com/freepik |
Data ukuran otak kemudian dibandingkan dengan empat riwayat iklim termasuk data temperatur dari European Project for Ice Coring in Antartica (EPICA) Dome C, yang menyimpan data suhu permukaan sehingga 800 ribu tahun yang lalu.
Dalam 50.000 tahun terakhir, ada beberapa peristiwa penting seperti Last Glacial Maximum (Glasial Maksimum Terakhir), yang menyebabkan rerata suhu Bumi merosot tajam hingga akhir jaman Pleistocene. Ketika Bumi memasuki era Holocene, suhu kembali meningkat secara konstan hingga hari ini.
Data menunjukkan bahwa otak manusia berukuran lebih besar saat suhu Bumi lebih dingin dibanding suhu yang lebih hangat dalam pengelompokan periode setiap 100 tahun dan setiap 10.000 tahun.
Untuk informasi selengkapnya, lanjutkan membaca dengan KLIK DI SINI.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Pilihan Redaksi |
Ilustrasi/Foto: Pexels.com/pixabay
Ilustrasi cuaca panas terik/ Foto: freepik.com/freepik