Beberapa waktu lalu sempat heboh soal tingginya angka warga Bandung yang mengidap HIV/AIDS. Namun tak hanya itu, pernyataan Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum baru-baru ini pun jadi sorotan hingga tuai kontroversi. Ia menyarankan agar warga menikah dan melakukan poligami agar terhindar dari HIV/AIDS.
Sebelumnya, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Bandung membeberkan fakta dari 5.943 kasus positif HIV di Bandung selama periode 1991-2021, 11 persen di antaranya adalah ibu rumah tangga (IRT). Selain itu, sekitar 414 kasus terjadi pada mahasiswa.
Pernyataan Uu Soal Menikah Muda dan Poligami Jadi Solusi Cegah HIV/AIDS
Menurut Uu, salah satu penyebab tingginya angka kasus HIV/AIDS di Bandung adalah suami yang melakukan hubungan seks tidak menggunakan pengaman dengan pekerja seks.
"Sekarang kan sedang viral di Bandung ternyata ibu- ibu banyak yang kena HIV/ AIDS. Kedua, anak- anak muda banyak juga yang kena. Maka pernikahan menjadi solusi untuk memelihara sesorang dari perbuatan zina," kata Uu dalam keterangan yang diterima detikJabar, Selasa (30/8).
Sosialisasi, penyuluhan, serta pendidikan seks menjadi upaya yang harus lebih serius diberikan kepada anak muda. Selain pemahaman tentang bahaya HIV/AIDS, Uu mengatakan bahwa menikah juga bisa jadi solusi jika seseorang sudah tidak kuat ingin menyalurkan hasrat birahinya. Menurutnya, hasrat seksual adalah hal biologis dan manusiawi. Akan tetapi tetap harus disalurkan dengan cara benar sesuai syariat agama.
"Saya berharap kepada anak- anak muda kalau kebelet kawin saja, orang tua memberikan dukungan jangan dihalang- halang. Kalau dihalang semacam itu, khawatir lebih parah lagi (dampaknya). Nikah muda juga belum tentu sengsara, berantakan, apalagi kalau nikahnya niatnya ibadah. Sekalipun sedang kuliah atau belum dapat kerja atau lainnya, kalau sudah kebelet ya bagaimana," tambahnya.
Tak hanya itu, melihat ibu rumah tangga yang juga banyak tertular HIV/AIDS, Uu menyampaikan salah satu solusi agar suami tidak 'jajan sembarangan' adalah dengan poligami. Namun dengat syarat dan sejumlah catatan besar seperti harus mampu, adil, dan bijaksana.
"Daripada seolah- olah dia (suami) tidak suka begitu, tapi akhirnya kena (HIV/AIDS) ke istrinya sendiri, toh agama juga memberikan lampu hijau asal siap adil, kenapa tidak? Makanya daripada ibu kena (HIV/ AIDS), sementara ketahuan suami seperti itu, mendingan diberikan keleluasaan untuk poligami," ucapnya.
Gubernur Jabar Sampaikan Pendapat yang Berbeda
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tidak sependapat dengan Uu jika poligami menjadi solusi untuk menekan angka kasus HIV/AIDS. Melalui akun Instagramnya, ia awalnya mengoreksi pemberitaan yang telah luas beredar soal angka kasus HIV/AIDS di Bandung.
"414 Kasus HIV di kalangan mahasiswa Kota Bandung itu adalah AKUMULASI data selama 30 tahun: 1991-2021. Bukan data dalam 1 tahun. Beragam program dan agenda untuk mendeteksi dan menangani masalah ini sudah dilakaksanakan secara progresif oleh Pemprov Jabar," tulisnya melalui akun Instagram @ridwankamil pada Selasa (30/8).
Ia juga menambahkan, "Dan pendapat pribadi Pak Wagub Uu Ruzhanul Ulum terkait poligami sebagai solusi, saya pribadi tidak sependapat. Pemprov Jabar fokus pada kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan dalam penanggulangan HIV AIDS dan IMS di Provinsi Jawa Barat."
Wagub Jabar Minta Maaf Soal Poligami Jadi Solusi Cegah HIV/AIDS
Atas pernyataan yang disampaikannya soal poligami jadi solusi untuk mencegah penularan HIV/AIDS dan menuai kecaman dari berbagai pihak, Uu pun meminta maaf.
"Saya kalau memang ada hal yang disampaikan oleh saya tidak sependapat dengan masyarakat banyak, ya saya permohonan maaf ya tentang statement saya dalam sebuah wawancara seperti itu," kata Uu saat ditemui di gedung Pusdai Jabar, Rabu (31/8), dilansir dari detikJabar.
Menurut Uu, pernyataannya tersebut bersifat pribadi, bukan pernyataan resmi dari pemerintah. Ia pun memohon maaf jika ada yang tidak setuju dan tersinggung dengan apa yang disampaikannya.
"Seandainya ada yang tersinggung dengan pendapat saya sebagai wagub saya menyampaikan permohonan maaf. Dan saya bicara bukan atas nama pemerintah ya, tapi atas nama pribadi saya. Jadi kalaupun ada hal-hal yang tidak sependapat dengan saya, ya itu menurut kami hal-hal yang biasa dalam kehidupan ini. Tidak usah semua sependapat. Tapi sekalipun pribadi tidak sependapat, ya saya permohonan maaf," ungkapnya.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!