Usai Lakukan Pelecehan, Pebulutangkis Yeremia Rambitan Ditegur dan Minta Maaf, Netizen: Stop Normalisasi!

Nadya Quamila | Beautynesia
Rabu, 25 May 2022 19:00 WIB
Usai Lakukan Pelecehan, Pebulutangkis Yeremia Rambitan Ditegur dan Minta Maaf, Netizen: Stop Normalisasi!
Yeremia Rambitan/Foto: Instagram/pbsibadminton_ina

Atlet bulutangkis Yeremia Rambitan jadi sorotan, bahkan hingga ke mancanegara. Bukan karena prestasi, namun karena pelecehan seksual secara verbal yang ia lontarkan pada seorang volunteer perempuan asal Vietnam di SEA Games 2021.

Melalui potongan video yang beredar dan jadi viral di media sosial sejak Selasa (24/5), tampak Yeremia dan beberapa atlet lainnya sedang berdiri di dalam sebuah bus. Ia terlihat sedang mengenakan baju kontigen.

Kala itu, tampaknya Yeremia Rambitan sedang mengobrol dan bersenda gurau dengan rekan-rekan di sekelilingnya. Kemudian, ia mengucapkan kata-kata tak pantas, "I love you, I want to f*** you."

Usai Yeremia melontarkan kalimat yang bernada melecehkan tersebut, gelak tawa terdengar dari orang-orang sekitarnya. Kabarnya, video tersebut merupakan potongan saat Yeremia sedang melakukan live TikTok.

Yeremia Rambit Minta Maaf: Menyesal dan Khilaf

Yeremia Rambitan Minta MaafYeremia Rambitan Minta Maaf/ Foto: Instagram/pbsibadminton_ina

Melalui video yang diunggah oleh akun Instagram PBSI @pbsibadminton_ina, Yeremia Rambitan menyampaikan permintaan maaf atas aksinya tersebut. 

"Halo semuanya. Atas nama saya pribadi, Yeremia, saya memohon maaf kepada PBSI, tim NOC Indonesia, dan pencinta bulutangkis Indonesia. Saya menyesali perbuatan saya dan khilaf saat bercanda dengan perkataan-perkataan saya," ujar Yeremia.

Yeremia juga telah meminta maaf ke volunteer perempuan yang dilecehkannya tersebut. Pebulutangkis berusia 22 tahun itu mengatakan telah mendapatkan teguran dari pelatih.

"Pelatih sudah menegur saya dengan keras dan juga saya sudah meminta maaf kepada volunteer tersebut. Sekali saya meminta maaf untuk semuanya," ujarnya.

Yeremia Ditegur, Pelatih Ikut Minta Maaf

Pramudya/YeremiaPramudya/Yeremia/ Foto: (dok PBSI)

Pelatih Tim Bulutangkis Ganda Putra Indonesia Aryono Miranat juga ikut minta maaf atas aksi tak pantas yang dilakukan oleh Yeremia Rambitan. 

"Mohon maaf kepada semua yang merasa terlukai atas komentar yang tidak pantas itu," ucapnya kepada detikSport, Selasa (24/5/2022).

Aryono juga mengungkapkan bahwa dirinya telah menegur secara langsung para atletnya saat turun dari pesawat. Ia minta mereka tidak lagi melontarkan ucapan negatif.

"Tadi banget turun dari pesawat sudah saya kumpulkan anak-anak dan langsung saya tegur keras supaya tidak mengulangi komentar-komentar yang tidak baik dan tidak pantas. Sekali lagi kami mohon maaf yang sebesar-besarnya," ungkapnya.

Aryono menegaskan kalimat pemainnya tersebut itu tetap tidak selayaknya diucapkan, walaupun dalam konteks bercanda.

"Saya tidak satu bus dengan mereka, jadi baru tahu banget turun dari pesawat. Sebenarnya tidak ada alasan apapun untuk bercanda yang kebablasan seperti itu. Ya tetap salah dan keterlaluan," ucap Aryono tegas.

"Saya sudah suruh dia untuk minta maaf dan tidak mengulangi perbuatannya."

Stop Normalisasi, Pelecehan dalam Bentuk Apapun Bukan Bahan Candaan!

Ilustrasi depresi/ Foto: Freepik.comIlustrasi korban pelecehan seksual/ Foto: Freepik.com

Banyak netizen Indonesia yang merasa kecewa, marah, mengecam, hingga hilang respect akibat perbuatan Yeremia Rambitan tersebut. Tentu tidak menutup mata atas prestasi yang berhasil diraihnya. Namun, bukan berarti prestasi yang diraihnya serta merta bisa menghapus atau membenarkan tindakan pelecehan yang ia lakukan.

Meski banyak yang mengecam, tak sedikit yang memberi dukungan dan seolah menormalisasi pelecehan verbal tersebut sebagai candaan. Yang harus dipahami, pelecehan, dalam bentuk apapun, bukanlah suatu hal yang bisa dijadikan bahan candaan. Stop normalizing! 

Jika kerap dinormalisasi tanpa diberi sanksi yang tegas, bukankah kejadian yang sama bisa terulang kembali?

Posisikan diri sebagai korban, apakah pernyataan 'maaf dan khilaf' bisa langsung menghapus trauma yang dirasakan ketika menerima aksi pelecehan tersebut?

Pelecehan Seksual di Metaverse/ Foto: Canva/RyanKing999Ilustrasi korban pelecehan seksual/Foto: Canva/RyanKing999

Tidak hanya aksi pelecehan Yeremia Rambitan yang jadi sorotan, netizen juga mempertanyakan sikap orang-orang yang berada di video tersebut yang ikut tertawa.

"Ini yang ketawa siapa aja? Yang ketawa juga sama disgustingnya sama kelakuan Yere, artinya dia menikmati jokes si Yere. Less attitude banget sih mereka," tulis akun @missm****** di Twitter.

Ada yang lebih penting dari kemampuan dan skill, yaitu attitude atau sikap. Terlebih apabila sosok tersebut menjadi perwakilan negara di mancanegara.

Berdasarkan keterangan Yeremia dan pelatih, ia mendapat teguran sebagai sanksi atas perbuatannya. Tak hanya teguran, ia juga kini mendapat sanksi sosial, yakni kecaman dari masyarakat. Bahkan, pada Rabu (25/5) pagi, akun Instagram pebulutangkis itu sudah tidak lagi bisa ditemukan di platform tersebut setelah sebelumnya kolom komentar di akunnya diserang netizen.

Kasus pelecehan seksual di Indonesia sendiri kian meningkat tiap tahunnya, tak terkecuali pelecehan secara verbal. Pelecehan verbal yang tergolong pelecehan non fisik, kebanyakan terjadi karena adanya perilaku dominan dari pelaku, adanya relasi kuasa, sehingga membuat pelaku mengontrol, merendahkan, hingga menghina korban.

Di Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS) yang baru disahkan pada 12 April 2022 lalu, juga mengatur soal pelecehan verbal, Beauties. Jika korban mendapat komentar seksual dan pelecehan verbal lainnya yang bertujuan merendahkan, maka pelaku bisa dijerat hukum.

Sudah ada payung hukum yang sah, maka kini penting untuk mengawal implementasi atau penegakan UU TPKS agar tidak akan lagi terjadi kekerasan dan pelecehan seksual dalam bentuk apapun di Tanah Air.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
CERITA YUK!
Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE