Viral Tentara Israel Diminta Lakukan Kekerasan Seksual pada Warga Palestina, Pesannya Dikirim Lewat Bungkus Kopi

Riswinanti Pawestri Permatasari | Beautynesia
Sabtu, 14 Jun 2025 19:30 WIB
Viral Tentara Israel Diminta Lakukan Kekerasan Seksual pada Warga Palestina, Pesannya Dikirim Lewat Bungkus Kopi
Ilustrasi/Foto: Freepik.com

Pesan dukungan untuk tentara di medan perang memang bukan hal baru. Namun, bagaimana jadinya jika pesan itu justru menyerukan kekerasan seksual? Hal inilah yang terungkap baru-baru ini dalam aksi genosida Israel di Palestina.

Melansir laman Middle East Eye, pesan berisi seruan untuk melakukan asusila justru muncul dalam paket kopi yang dikirim untuk tentara Israel di Gaza. Di dalam 'surat' itu terdapat seruan agar para tentara Israel tidak ragu memerkosa warga Palestina dengan cara yang kejam.

Mirisnya, pengirimnya diduga masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Hal ini jelas memunculkan keprihatinan baru di tengah serangan yang berlangsung. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Seruan Kekerasan Seksual pada Bungkus Kopi

Pesan Kontroversial di Bungkus Kopi Tentara Israel/Foto: X.com
Pesan Kontroversial di Bungkus Kopi Tentara Israel/Foto: X.com

Daniel Amram, jurnalis independen asal Israel, mengunggah gambar di Instagramnya, yang memperlihatkan bungkus kopi yang dibubuhi tulisan:

"Rape them in the ass with a rusty iron bar until there is blood coming out, thank you for protecting us. Michal, second grade."

Dia menyatakan bahwa kopi tersebut memang diterima oleh tentara Israel yang bertugas. Namun, tak lama setelah menuai perhatian dan komentar publik, unggahan tersebut dihapus.

Meski demikian, berbagai tangkapan layar sudah terlanjur menyebar, lengkap dengan reaksi netizen yang justru memperkuat keresahan. Mirisnya, kalimat tersebut  diklaim berasal dari anak kelas dua SD bernama Michal. Meski belum bisa diverifikasi sepenuhnya, gambar itu dilaporkan dibagikan langsung kepada tentara Israel yang bertugas di Gaza.

Reaksi Netizen

Ilustrasi/Foto: Freepik.com

Secara mengejutkan, beberapa pengguna media sosial justru menanggapi pesan itu dengan dukungan. Beberapa kalangan, terutama netizen Israel, justru menganggap hal itu normal dan patut diapresiasi.

Cara pendidikan yang luar biasa, saya menyukainya,” tulis salah satu netizen.

Beginilah saya akan mendidik anak-anak saya,” bunyi pesan lain, seperti dikutip dari Middle East Eye.

Komentar-komentar ini menunjukkan bahwa sebagian masyarakat sudah begitu terpolarisasi, hingga bahkan pesan kekerasan seksual pun bisa diterima sebagai bentuk semangat patriotik.

[Gambas:Instagram]

Walaupun netizen pendukung Israel melontarkan kata-kata dukungan, namun, tak sedikit yang menyayangkan hal ini. Selain kata-kata yang dianggap tidak berperikemanusiaan, mereka juga menyayangkan kenapa seorang anak SD bisa terpikir menuliskan hal seperti itu. Berikut beberapa komentar pada postingan di Instagram @middleeasteye.

"Saya tidak bisa membayangkan kengerian seperti apa yang dialami orang Palestina. Ini terlalu brutal," tulis @s**a_h**n.

"Jika kau (Israel) masih berpikir berada di sisi sejarah yang benar, pikirkan lagi karena (fakta) ini benar-benar mengerikan," tulis @a**hin*ki.

"Apa maksudmu kelas dua? Ini gila. Bagaimana mungkin seorang ANAK tahu bahwa ada kekerasan semacam ini?" imbuh @_l**_0.**.

"Apakah mereka ini bisa disebut manusia?" komentar @d**a*u.

"Nggak hanya pemerintah atau kelompok yang mereka sebut tentara itu. Seluruh masyarakatnya sudah sakit! Duh," kata @m**ah**7.

Masih banyak lagi komentar pedas terkait munculnya pesan yang begitu kejam untuk membantai warga Palestina. Banyak netizen yang juga mengajak untuk tidak ragu mengungkap semua sisi gelap Israel dan semua pendukungnya ke permukaan agar dunia bisa menilai siapa yang benar dan salah.

Kekerasan Seksual terhadap Tahanan Palestina Bukan Kasus Baru

Ilustrasi/Foto: Freepik.com
Ilustrasi/Foto: Freepik.com

Isu kekerasan seksual terhadap warga Palestina bukan hanya muncul dari pesan di bungkus kopi. Tahun 2024 lalu, sebagaimana dilaporkan Middle East Eye, beberapa penjaga di fasilitas tahanan Sde Teiman ditangkap karena diduga memerkosa seorang tahanan Palestina menggunakan benda tajam. Aksi ini menyebabkan luka yang membahayakan nyawa korban.

Mirisnya, para penjaga tersebut mendapat dukungan dari politisi sayap kanan Israel, dan hingga kini, proses hukum terhadap mereka masih berjalan.

Komisi Penyelidikan PBB dalam laporan Maret 2025 menyebut adanya “pola penggunaan kekerasan seksual secara sistematis” oleh pasukan keamanan Israel terhadap warga Palestina.
Bentuknya beragam, mulai dari pelecehan seksual, pemaksaan telanjang di depan umum, hingga kekerasan fisik berbasis gender yang dapat dikategorikan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.

Sejak Oktober 2023, hampir 7 ribu warga Palestina ditangkap oleh tentara Israel, termasuk perempuan, anak-anak, dan lansia. Sebagian telah dibebaskan, namun sekitar 2.790 orang masih ditahan di akhir Mei 2025. Sebanyak 660 di antaranya ditahan di Sde Teiman, yaitu fasilitas yang dikenal sebagai tempat penyiksaan.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE