10 Jenis Diet Paling Populer, Ada yang Pernah Kamu Coba?

Gayuh Tri Pinjungwati | Beautynesia
Selasa, 30 Dec 2025 09:30 WIB
9. Diet Vegetarian
Diet Vegetarian/Foto: Pexels.com/ Vanessa Loring

Bagi banyak perempuan, kata diet sering kali terdengar seperti perjuangan berat antara menahan lapar dan keinginan tampil ideal. Padahal sebenarnya, diet bukan hanya tentang menurunkan berat badan.

Lebih dari itu, diet adalah cara untuk mengatur pola makan agar tubuh tetap sehat, bugar, dan seimbang. Tujuan setiap orang bisa berbeda, ada yang ingin menurunkan berat badan, menjaga kesehatan jantung, hingga memperbaiki sistem pencernaan.

Sebelum memulai diet, penting untuk memahami bahwa tidak ada satu jenis diet yang cocok untuk semua orang. Tubuh setiap orang unik, dengan kebutuhan gizi, aktivitas, dan metabolisme yang berbeda. Karena itu, mengenali beberapa jenis diet bisa membantumu menemukan pola makan yang paling sesuai dengan gaya hidup dan tujuanmu.

Melansir dari Cayman Medical berikut ada beberapa jenis diet yang bisa kamu coba dan sesuaikan dengan kebutuhan tubuh.

1.Diet Keto

Diet Keto/Foto: Pexels.com/ Foodie Factor

Diet keto, atau ketogenic diet, adalah diet yang menekankan konsumsi lemak tinggi, protein sedang, dan karbohidrat sangat rendah. Prinsip utamanya adalah membuat tubuh memasuki kondisi yang disebut ketosis.

Dalam kondisi ini, tubuh tidak lagi mengandalkan glukosa (gula dari karbohidrat) sebagai sumber energi utama, melainkan membakar lemak dan menghasilkan keton sebagai bahan bakar. Inilah yang membuat banyak orang yang menjalani diet keto berhasil menurunkan berat badan secara signifikan.

Kelebihan diet keto yang paling terasa tentu adalah kemampuannya membantu menurunkan berat badan dengan cepat. Saat tubuh terbiasa membakar lemak sebagai energi, simpanan lemak di tubuh ikut berkurang. Selain itu, banyak orang merasa lebih berenergi dan fokus, karena kadar gula darah menjadi lebih stabil tanpa lonjakan dari karbohidrat berlebih. Diet ini juga dikatakan dapat membantu mengontrol nafsu makan, membuat seseorang tidak mudah lapar seperti biasanya.

Namun, di balik kelebihannya, diet keto juga memiliki tantangan tersendiri. Pada awal menjalani diet ini, sebagian orang mengalami apa yang disebut keto flu, gejala seperti sakit kepala, lemas, mual, dan mudah lelah akibat tubuh beradaptasi dengan sumber energi baru. Selain itu, karena banyak jenis makanan yang dihindari, tubuh bisa kekurangan serat dan beberapa vitamin penting jika tidak diatur dengan baik.

2. Diet Mediterania

Diet Mediterania/Foto: Pexels.com/ Ella Olsson

Diet Mediterania terinspirasi dari kebiasaan makan masyarakat di negara-negara sekitar Laut Mediterania, seperti Italia, Yunani, dan Spanyol. Mereka dikenal memiliki tingkat penyakit jantung yang rendah, umur panjang, dan gaya hidup yang santai. Rahasianya ternyata ada pada pola makan yang sederhana namun penuh nutrisi, seperti makanan kaya akan sayuran, buah-buahan segar, biji-bijian utuh, ikan, serta lemak sehat dari minyak zaitun.

Berbeda dari diet ekstrem yang melarang banyak hal, diet Mediterania justru mengajarkan keseimbangan. Dalam pola makan ini, kamu masih bisa menikmati berbagai jenis makanan, asal tahu porsinya. Fokusnya bukan pada membatasi, tapi pada memilih bahan makanan yang memberi energi dan kebaikan bagi tubuh. Lemak sehat dari minyak zaitun dan alpukat, protein dari ikan laut seperti salmon dan sarden, serta karbohidrat kompleks dari gandum utuh atau quinoa menjadi bagian penting dari menu harian.

3. Diet Vegan

Diet Vegan/Foto: Pexels.com/ Cats Coming

Diet vegan adalah pola makan yang sepenuhnya berbasis tumbuhan, tanpa mengonsumsi produk hewani seperti daging, ikan, telur, atau susu. Banyak orang memutuskan menjadi vegan karena alasan etika, ingin menjaga bumi dari dampak industri peternakan, atau karena alasan kesehatan. Namun, apa pun alasannya, diet ini telah terbukti membawa banyak manfaat bagi tubuh, selama dilakukan dengan cara yang tepat dan seimbang.

Salah satu manfaat paling terasa dari diet vegan adalah peningkatan energi dan kebugaran. Karena pola makan ini kaya akan serat, vitamin, dan antioksidan dari sayur, buah, biji-bijian, serta kacang-kacangan, tubuh menjadi lebih ringan dan sistem pencernaan pun bekerja lebih lancar. Banyak perempuan yang menjalani diet vegan juga melaporkan kulit mereka menjadi lebih bersih dan cerah, karena asupan nutrisi alami yang tinggi dan rendah lemak jenuh.

Selain itu, diet vegan membantu menjaga kesehatan jantung. Mengganti daging merah dan produk susu dengan sumber protein nabati seperti tempe, tahu, lentil, atau quinoa dapat menurunkan kadar kolesterol jahat dan tekanan darah. Tak hanya itu, banyak penelitian juga menunjukkan bahwa pola makan vegan dapat menurunkan risiko penyakit kronis seperti diabetes tipe 2 dan kanker tertentu.

4. Diet Paleo

Diet Paleo/Foto: Pexels.com/ Karl Solano

Diet paleo berfokus pada makanan yang alami dan utuh, seperti daging tanpa lemak, ikan, telur, sayur, buah, kacang, dan biji-bijian. Pola makan ini menghindari makanan hasil olahan, gula tambahan, susu, serta gandum dan produk berbasis biji-bijian modern. Prinsipnya adalah bahwa tubuh manusia berevolusi untuk mencerna makanan alami, bukan makanan buatan yang sarat bahan kimia dan pengawet.

Salah satu manfaat besar dari diet paleo adalah kemampuannya dalam membantu menurunkan berat badan secara alami. Karena fokus pada makanan tinggi protein dan lemak sehat, pola makan ini membuat rasa kenyang bertahan lebih lama. Selain itu, menghindari gula dan makanan olahan membantu menurunkan kadar insulin, yang berperan penting dalam pembakaran lemak tubuh.

5. Intermittent Fasting

Intermittent Fasting/Foto: Pexels.com/ Foodie Factor

Konsep dasar intermittent fasting (IF) adalah membagi waktu antara periode makan dan periode berpuasa. Pola yang paling populer adalah 16:8, di mana kamu berpuasa selama 16 jam dan makan dalam jendela waktu 8 jam.

Misalnya, kamu bisa mulai makan pukul 12 siang dan berhenti pada pukul 8 malam, lalu berpuasa hingga keesokan harinya. Ada juga variasi lain seperti 5:2, dimana kamu makan normal selama lima hari dan membatasi kalori pada dua hari sisanya.

Banyak perempuan memilih intermittent fasting karena dinilai lebih fleksibel dan realistis untuk dijalani dalam kehidupan sehari-hari. Tidak perlu menghitung kalori secara ketat atau menghindari makanan tertentu, yang penting adalah disiplin dalam waktu makan. Pola ini memberi tubuh kesempatan untuk menyeimbangkan kadar gula darah, memperbaiki metabolisme, dan mengaktifkan proses pembakaran lemak alami.

6. Diet Rendah Karbohidrat (Low-Carb Diet)

Diet Rendah Karbohidrat (Low-Carb Diet)/Foto: Pexels.com/ Nadin Sh

Secara sederhana, diet rendah karbohidrat berarti membatasi asupan makanan yang mengandung karbohidrat seperti nasi putih, roti, mie, atau kue manis, dan menggantinya dengan sumber protein serta lemak sehat. Tujuannya adalah membuat tubuh beralih dari menggunakan karbohidrat sebagai sumber energi utama menjadi membakar lemak yang tersimpan. Dengan begitu, tubuh bisa lebih efisien dalam mengelola energi dan membantu proses penurunan berat badan.

Menariknya, diet ini tidak berarti kamu harus berhenti makan enak. Banyak perempuan yang menjalani low-carb diet justru merasa lebih puas karena bisa menikmati makanan seperti telur, ikan, daging tanpa lemak, alpukat, kacang-kacangan, hingga sayuran hijau. Bayangkan, kamu tetap bisa makan dengan nikmat tanpa rasa bersalah karena porsinya lebih seimbang dan bernutrisi tinggi.

7. Diet DASH

Diet DASH/Foto: Pexels.com/ Jane T D.

Salah satu pola diet yang sering direkomendasikan oleh para ahli kesehatan adalah Diet DASH singkatan dari Dietary Approaches to Stop Hypertension. Seperti namanya, diet ini awalnya dirancang untuk membantu menurunkan tekanan darah tinggi, tapi seiring waktu, manfaatnya terbukti jauh lebih luas, dari menjaga berat badan ideal hingga meningkatkan energi dan kebugaran tubuh.

Diet DASH menekankan pada konsumsi makanan yang kaya akan nutrisi penting seperti kalium, kalsium, magnesium, serat, dan protein, semua unsur yang berperan penting dalam menjaga kesehatan jantung dan sistem metabolisme. Pola makan ini juga mengajarkan kita untuk mengurangi asupan garam, gula tambahan, serta lemak jenuh, dan menggantinya dengan makanan yang lebih alami dan bernutrisi tinggi.

Dalam praktiknya, Diet DASH cukup mudah diikuti. Kamu dianjurkan untuk banyak mengonsumsi buah-buahan, sayuran segar, biji-bijian utuh, produk susu rendah lemak, ikan, unggas, dan kacang-kacangan. Misalnya, sarapan bisa berupa oatmeal dengan irisan pisang dan segelas susu rendah lemak, makan siang dengan salad sayur berisi ayam panggang dan alpukat, lalu makan malam dengan ikan panggang dan tumis brokoli.

8. Diet Atkins

Diet Atkins/Foto: Pexels.com/ Alberta Studios

Diet Atkins pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Robert Atkins pada tahun 1970-an. Prinsip utamanya sederhana: batasi karbohidrat dan perbanyak asupan protein serta lemak sehat. Dengan mengurangi karbohidrat, tubuh akan mengalami kondisi yang disebut ketosis, yaitu keadaan ketika tubuh membakar lemak sebagai bahan bakar utama, bukan glukosa dari karbohidrat.

 

9. Diet Vegetarian

Diet Vegetarian/Foto: Pexels.com/ Vanessa Loring

Secara sederhana, diet vegetarian berarti menghindari konsumsi daging, unggas, dan ikan, namun tetap mengonsumsi makanan nabati seperti sayuran, buah, biji-bijian, kacang-kacangan, serta produk olahan susu atau telur (tergantung jenis vegetarian yang dijalani). Menariknya, pola makan ini punya banyak variasi, mulai dari lacto-ovo vegetarian (masih mengonsumsi telur dan susu), lacto vegetarian (hanya susu, tanpa telur), hingga vegan (tidak mengonsumsi produk hewani sama sekali).

Salah satu alasan utama banyak perempuan beralih ke diet vegetarian adalah manfaat kesehatannya yang luar biasa. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pola makan berbasis nabati dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, obesitas, dan diabetes tipe 2. Kandungan serat yang tinggi dari sayur dan buah membantu pencernaan tetap lancar, membuat perut terasa kenyang lebih lama, dan menjaga kadar gula darah tetap stabil.

Selain itu, diet vegetarian juga dikenal dapat membantu menurunkan berat badan dengan cara yang lebih alami. Tanpa harus membatasi kalori ekstrem, tubuh tetap mendapatkan asupan gizi lengkap dari sumber nabati. Misalnya, protein bisa diperoleh dari tahu, tempe, edamame, atau lentil. Lemak sehat bisa didapat dari alpukat, kacang almond, atau minyak zaitun. Jadi, kamu tetap bisa makan enak tanpa rasa bersalah.

10. Diet The Zone

Diet The Zone/Foto: Pexels.com/ Shameel mukkath

Diperkenalkan oleh Dr. Barry Sears, diet The Zone berfokus pada rasio makronutrisi yang spesifik: 40 persen karbohidrat, 30 persen protein, dan 30 persen lemak dalam setiap kali makan. Tujuannya adalah menjaga kadar insulin tetap stabil agar tubuh tidak mudah lapar, tidak cepat lelah, dan tetap efisien membakar lemak sebagai sumber energi. Dengan cara ini, diet ini tidak hanya membantu menurunkan berat badan, tetapi juga meningkatkan fokus dan performa tubuh.

Semua diet di atas punya kelebihan dan kelemahan masing-masing. Tidak ada diet “terbaik untuk semua orang.” Hal yang penting adalah memilih yang sesuai dengan tubuhmu, gaya hidupmu, dan bisa dijalani dengan bahagia.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE