Bukannya Ramping, Benarkah Telat Makan Malah Bikin Obesitas? Ini Pendapat Ahli!
Mengingat tren tubuh ramping masih populer, informasi seputar cara efektif menurunkan berat badan sangat mudah ditemui di internet. Namun, di samping menjamurnya penelitian tentang penurunan berat badan, masyarakat juga sering terlena dengan mitos-mitos yang ada. Tak jarang, masyarakat menerapkan hasil penelitian dengan berlebihan.
Salah satunya adalah dengan sengaja mengulur waktu makan. Ketika beraktivitas dengan perut kosong, tubuh memang akan membakar kalori dari cadangan lemak. Namun, sengaja membiarkan perut kosong terlalu lama justru bisa menambah timbunan lemak dan tingkatkan risiko obesitas, lho, Beauties!
Mau tahu penjelasannya? Simak, yuk! Â Â Â
Penelitian Awal Para Ahli
![]() Ilustrasi Penelitian/Foto: Pexels/ Pixabay |
Bermula dari keinginan para ahli untuk mengetahui hubungan antara waktu makan dengan penambahan berat badan, para peneliti melakukan serangkaian eksperimen yang melibatkan 16 sukarelawan dengan indeks massa tubuh (BMI) dalam kisaran kelebihan berat badan atau obesitas. Dilansir dari laman Science Alert, ahli saraf Frank Scheer dari Brigham and Women's Hospital mengungkapkan bahwa penelitian kali ini ingin melihat alasan biologis di balik dampak keterlambatan makan dengan peningkatan risiko obesitas.
"Penelitian sebelumnya oleh kami dan orang lain telah menunjukkan bahwa terlambat makan dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas, peningkatan lemak tubuh, dan gangguan keberhasilan penurunan berat badan. Kami ingin memahami alasannya." ujar Frank dilansir dari Science Alert.
Dalam penelitian yang berlangsung selama enam hari ini, setiap sukarelawan menjalani dua eksperimen berbeda dengan pola tidur dan makan yang dikontrol dengan ketat.
Dalam satu percobaan, para peserta mengikuti jadwal makan tiga kali sehari yang terdiri dari sarapan pada jam 9 pagi, makan siang pada jam 1 siang dan makan malam sekitar jam 6 sore. Kemudian pada eksperimen kedua, waktu makan pertama digeser menjadi jam 1 siang dan waktu makan ketiga digeser pada jam 9 malam, sedangkan waktu makan kedua ada di antara keduanya.
Setelah eksperimen dilakukan, peneliti mengamati sampel darah, mengajukan pertanyaan survei, dan melakukan serangkaian pengukuran lainnya kepada para peserta untuk diambil kesimpulan.
Lanjutkan membaca di halaman berikutnya, Beauties!
Bukannya Langsing, Telat Makan Malah Bikin Obesitas? Ini Pendapat Ahli!
Bukannya Ramping, Benarkah Telat Makan Malah Bikin Obesitas? Ini Pendapat Ahli!/Foto:Freepik.com/
Hubungan Pola Makan dengan Risiko Obesitas
![]() Ilustrasi Obesitas/Foto: Pexels/ Moe Magners |
Setelah melakukan pengamatan cermat terhadap data peserta, peneliti akhirnya menemukan dampak biologis dibalik keterlambatan waktu makan. Saat makan lebih lambat, pembakaran kalori berlangsung lebih lama. Selain itu, kadar hormon leptin, yakni hormon yang memberi sensasi kenyang, mengalami penurunan dalam 24 jam. Hal ini menandakan bahwa peserta menjadi lebih sering merasa lapar dan memungkinkan mereka untuk makan lebih sering atau dalam porsi banyak.
Hasil tes yang telah dipublikasikan dalam laman jurnal Cell Metabolism juga menunjukkan bahwa ekspresi gen yang memengaruhi cara tubuh menyimpan lemak (jaringan adiposa) meningkatkan proses adipogenesis yang membangun jaringan lemak dan menurunkan proses lipolisis yang memecah lemak. Hal ini berarti makan terlambat akan mengganggu proses pembakaran lemak, Beauties.
Frank Scheer juga mengemukakan bahwa hasil ini valid mengingat peneliti sengaja mengisolasi efek ini dengan mengontrol variabel pengganggu seperti asupan kalori, aktivitas fisik, tidur, dan paparan cahaya, tetapi dalam kehidupan nyata, banyak dari faktor ini sendiri dapat dipengaruhi oleh waktu makan. Hasil penelitian ini merupakan pengingat berharga bagi mereka yang tidak disiplin dalam menjaga pola makan, terutama yang sudah mengidap obesitas.
Terlebih, obesitas dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya yang jauh lebih serius, termasuk diabetes dan kanker. Sehingga menemukan cara sederhana untuk mengontrol proses pembakaran kalori tubuh akan membuat perbedaan besar bagi kesehatan populasi global. Kebiasaan buruk yang tampak sepele ternyata bisa mematikan jika luput dari perhatian, ya, Beauties.
Kesimpulan Peneliti tentang Anjuran Makan Lebih Awal
Ilustrasi/Foto: Freepik |
Setelah mengetahui bahwa pola makan kita memiliki kaitan erat dengan jumlah kalori yang kita bakar, tingkat rasa lapar kita, dan cara tubuh kita menyimpan lemak, para peneliti mengeluarkan anjuran bahwa lebih baik makan lebih awal daripada makan terlambat. Disiplin ini merupakan langkah menurunkan berat badan yang paling mudah dilakukan dibandingkan diet ketat atau olahraga konsisten.
Peneliti berharap di masa mendatang dapat menemukan faktor-faktor lain yang ikut berkontribusi atas peningkatan obesitas. Dalam skala yang lebih besar, Scheer membayangkan keterlibatan faktor pola tidur, faktor perilaku, dan perbedaan jenis kelamin yang mungkin memberi pencerahan baru dalam hasil penelitian.
Itu dia penjelasan ahli tentang hubungan keterlambatan makan dengan peningkatan risiko obesitas. Setelah mengetahui bahayanya, jaga pola makanmu lebih disiplin lagi, ya, Beauties!
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!


Ilustrasi/Foto: Freepik