
Pergi Liburan dan Banting Barang sebagai Penyembuhan Luka, Self-Healing atau Pelampiasan?

Dewasa kini, media sosial bukan lagi hanya tempat untuk berjejaring dengan banyak orang di seluruh dunia. Lebih dari itu, media sosial juga menjadi lahirnya istilah-istilah populer yang kemudian digunakan di kehidupan nyata. Salah satunya ialah 'self-healing'.
Di media sosial, banyak orang menginterpretasikan bahwa self-healing merupakan kegiatan menyembuhkan diri dengan kegiatan-kegiatan menyenangkan dan melegakan. Belakangan ini, liburan dan menghancurkan barang adalah dua hal yang kerap dikaitkan dengan dengan penyembuhan diri dari luka yang membebani.
Erat kaitan dengan kesehatan mental, Beautynesia mencoba mencari penjelasan dari pakarnya. Adjie Santosoputro, seorang pakar kesehatan mental, berpendapat bahwa kata-kata "healing" merupakan abuse word di masa sekarang. "Segala sesuatu dikaitkan dalam rangka healing," kata Adjie di sebuah kesempatan webinar melalui ZOOM.
![]() |
Lebih lanjut, menurut Adjie, self-healing yang ia pelajari bukan seperti itu. "Sebatas ilmu yang saya perlajari, healing itu bagaimana kita menengok menemui diri kita sendiri, tapi tidak terhanyut dalam pikiran dan perasaan saat itu, dengan memahami ini," jelas Adjie.
Adjie menambahkan bahwa bisa jadi healing yang kita lakukan selama ini bukan self-healing tapi self-running. "Misal patah hati, sedih, lalu healing menjalin hubungan dengan orang baru, itu bukan healing, tapi melarikan diri dari perasaan sedih," papar penulis buku Sejenak Hening ini.
Latihan Healing yang Bisa Dilakukan
Melihat fenomena healing dengan membanting barang, menurut Adjie, kegiatan tersebut juga bukan healing. "Healing dengan membanting benda di dalam kamar, itu juga bukan healing, tapi pelampiasan, padahal healing bukan pelampiasan dan pelarian," imbuh Adjie.
![]() |
Sebaliknya, menurut pria lulusan cumlaude Psikologi UGM ini, healing merupakan sebuah penyadaran dan penerimaan terhadap seluruh perasaan dan pikiran yang dirasakan. Kepada Beautynesia, Adjie menjelaskan latihan healing yang tepat menurut apa yang ia pelajari sebagai pakar kesehatan mental.
"Salah satu latihan untuk healing adalah dengan duduk diam, pejamkan mata, apa pun perasaan dan pikiran yang muncul, sadari, temui, tidak diusir, kita juga tidak hanyut terseret dengan pikiran dan perasaan itu," kata penggagas Santhosa Emotional Healing Center ini.
"Menurut saya, itu sebenar-benarnya healing yaitu ketika kita bisa beristirahat dari melawan dan mempertahankan pikiran juga perasaan," tandas Adjie.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!