Serba-serbi Hari Kesehatan Mental Sedunia 2025 yang Soroti Akses Layanan Kesehatan Mental
Kesehatan mental bukan isu baru di era digital ini. Buktinya setiap tanggal 10 Oktober 2025, kini dirayakan sebagai Hari Kesehatan Mental Sedunia. Kini kesadaran akan pentingnya layanan kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan medis.
Meskipun terkadang masih ditemukan masyarakat yang melakukan self diagnose, dan punya pemahaman informasi yang keliru hingga tak sedikit orang-orang yang diremehkan, padahal nyatanya, mereka butuh bantuan psikologis.
Dikutip dari berbagai sumber, situs The World Federation for Mental Health dan Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), simak berbagai fakta seputar kesehatan mental berikut, Beauties!
1. Tema Kesehatan Mental Sedunia Tahun 2025
Tahun ini, secara khusus The World Federation for Mental Health menekankan ‘Pentingnya Akses Layanan Kesehatan Mental’. Layanan ini tentu perlu diperoleh dalam bentuk dukungan psikologis, khususnya untuk orang-orang yang terkena dampak bencana alam, konflik, bahkan mereka yang merupakan pekerja yang rentan mengalami trauma di situasi darurat. Kesehatan mental jadi kunci kebahagiaan seseorang untuk tetap produktif dan hidup secara seimbang.
2. Layanan Konseling dan Psikoterapi untuk Situasi Darurat
Layanan Konseling dan psikoterapi sangat penting untuk situasi darurat. Pelayanan yang sigap akan membantu seseorang untuk kembali bekerja dengan lebih produktif dan merasa dirinya tidak sendirian dan didengar/Foto: Freepik.com/Freepik
Siapa pun berpotensi untuk menjadi korban dalam situasi darurat. Tak hanya ketika situasi perang, kondisi akibat konflik politik, masalah ekonomi, hingga kondisi genting yang memicu konflik di dalam keluarga.
Adanya para professional dan relawan di bidang psikologi yang siap memberi layanan konseling dan terapi, membuat para korban merasa dirinya aman, didengarkan dan punya teman yang siap memberikan dukungan dalam proses pemulihan diri untuk menjadi lebih baik lagi.
3. Kolaborasi Global
Kolaborasi global antara profesional di bidang psikologi dan berbagai pihak memberikan ruang agar kesehatan mental mudah diakses. Media sosial jadi sarana untuk mengedukasi masyarakan untuk stop self diagnose/Foto: Freepik.com/Freepik
Bicara isu kesehatan mental, tak hanya dapat dikerjakan oleh salah satu pihak saja. Jika di Indonesia ada sebuah Lembaga yakni HIMPSI (Himpunan Psikologi Indonesia), maka HIMPSI perlu berkolaborasi dengan pemerintah, layanan pendidikan, kesehatan, sosial hingga berbagai pihak untuk menyuarakan pentingnya kesehatan mental.
Bahkan perlu sigap mempromosikan melalui media sosial dengan bahasa yang mudah dimengerti dan edukasi yang menarik, menyentuh berbagai pihak dan kalangan. Hal ini penting supaya orang-orang berani untuk mencari bantuan ketika mereka merasa membutuhkan, tidak malu dihujat karena terkadang masih ada stigma kesehatan mental yang beredar.
Penting juga kolaborasi global yang disuarakan lewat bantuan media digital, untuk menekankan pentingnya mengakses layanan kesehatan mental untuk stop melakukan self-diagnose yang tentu akan berdampak untuk jangka panjang.
4. Pemerataan Komunitas
Pemerataan komunitas dapat menjangkau orang yang butuh bantuan kesehatan metal di kota kecil. Komunitas HIMPSI di Indonesia hadir untuk memberi akses layanan kesehatan mental ke berbagai kota/Foto: Freepik.com/gzorgz
Kebutuhan tentang kesehatan mental menjadi hak setiap orang, maka kemudahan akses pun tidak seharusnya hanya berpusat di negara besar dan pusat kota saja.
Beberapa kasus di kota besar saja, contohnya di layanan pendidikan terkadang masih menemukan kasus bullying yang tidak ditangani secara serius, kasus keluarga yang kerap dianggap normal, hingga berdampak ke situasi darurat besar lainnya. Terlebih di kota-kota kecil dan pedalaman, sangat membutuhkan komunitas yang siap memberi edukasi tentang menjaga kesehatan mental dan mengenal tanda-tanda penting untuk segera meminta bantuan di saat kondisi mental tidak baik-baik saja.
Salah satu upaya nyata yang sudah dilakukan komunitas HIMPSI adalah memberikan kampanye tentang edukasi kesehatan mental di NTT.
5. Kampanye dan Layanan Konseling dan Workshop Gratis
Layanan konseling dan workshop gratis dibutuhkan untuk menjangkau orang dengan hambatan ekonomi. Setiap orang berhak memperoleh layanan konseling untuk kesejahteraan hidup mereka/Foto: Freepik.com/freepik
Tidak semua orang memiliki kondisi atau dukungan finansial yang mapan, maka berbagai Lembaga Psikologi perlu bekerja sama dengan pemerintah, sekolah, layanan masyarakat demi memberikan akses gratis untuk setiap orang yang membutuhkan.
Faktanya, masih ditemukan orang-orang yang butuh bantuan untuk kondisi mentalnya, tapi terhalang kesulitan ekonomi. Di Indonesia sendiri beberapa biro psikologi rutin mengadakan workshop gratis dan layanan konseling gratis offline maupun online dalam rangka hari kesehatan mental.
Para professional juga mengembangkan berbagai metode terapi, salah satunya Art Therapy yang sangat cocok untuk membantu korban pasca terdampak bencana alam atau situasi darurat lainnya. Masih ada juga berbagai layanan psikologi yang terus dikembangkan untuk membantu masyarakat.
Pemerataan akses yang didukung kerja sama dari berbagai pihak akan meningkatkan kesejahteraan, banyak orang merasa berdaya dan kreatif untuk mengelola diri menjadi lebih produktif dan bahagia.
Oke, Beauties berikut tadi berbagai fakta seputar Hari Kesehatan Mental Sedunia 2025! Jangan ragu untuk meminta bantuan untuk jaga kesehatan mentalmu, ya!
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!