Viral di Media Sosial, Apa Itu ADHD dan Gejalanya?
Berawal dari unggahan video bertajuk “POV Terkena ADHD” di TikTok, topik tentang Attention Deficit Hyperactivity Diorder (ADHD) kini viral di dunia maya. Video yang menarasikan perilaku pengidap ADHD tersebut menuai beragam komentar, baik yang pro dan kontra.
Viralnya unggahan ini, yang kemudian disusul dengan munculnya konten-konten serupa, membuat para ahli ikut memberikan tanggapan. Pasalnya, informasi dalam postingan tersebut dianggap kurang akurat sehingga membuat banyak orang salah mendiagnosa awal dirinya sendiri.
Psikolog Klinis Ohana Spaca Kantiana Mega Radyani, sebagaimana dilansir dari detikHealth, menjelaskan bahwa mendiagnosa Attention Deficit Hyperactivity Diorder tidak bisa sembarangan dan butuh pemeriksaan klinis. Lalu sebenarnya apa itu ADHD? Seperti apa gejala? Berikut ulasannya:
Apa Itu ADHD?
![]() ADHD Dikategorikan Sebagai Kondisi Kronis/Foto: Pexels.com/Tara Winstead |
Menurut laman CDC, ADHD adalah gangguan perkembangan saraf yang menyebabkan penderitanya kesulitan untuk memperhatikan dan mengendalikan perilaku impulsif sehingga sering bertindak spontan tanpa memikirkan akibat. Dalam beberapa kasus, ADHD juga menyebabkan seseorang menjadi terlalu aktif.
Kondisi ini biasanya pertama kali didiagnosis pada masa anak-anak dan sering berlangsung hingga dewasa. Sementara itu, Psychiatry menjelaskan bahwa ADHD adalah gangguan mental kronis yang dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan penderitanya, mulai dari akademik, profesional, interpersonal, hingga fungsi sosial.
Misalnya pada anak-anak, ADHD bisa menyebabkan masalah dalam penerimaan materi di kelas dan penyelesaian tugas. Sedangkan orang dewasa penderita gangguan ini umumnya menerima kritik tinggi karena sulitnya mengikuti norma yang berlaku sehingga berimbas pada buruknya reputasi.
Jenis ADHD dan Gejalanya
![]() Ilustrasi ADHD/Foto: Shutterstock |
Laman Psychiatry juga menjelaskan bahwa ADHD terdiri dari tiga jenis, dan masing-masing menunjukkan gejala yang mungkin berbeda. Berikut penjelasannya:
1. Tipe Inatentif
![]() Ilustrasi ADHD Inatentif/Foto: Pexels.com/Polina Tankilevitch |
Penderita ADHD tipe ini umumnya paling sulit berkonsentrasi sehingga berdampak pada proses penyelesaian tugas. Berikut beberapa gejala umumnya:
- Sulit memperhatikan sesuai secara detail atau sering melakukan kecerobohan di sekolah maupun pekerjaan.
- Sulit berkonsentrasi pada tugas atau aktivitas.
- Sering mengabaikan perintah atau mampu memulai suatu tugas namun kemudian cepat kehilangan fokus.
- Sering tidak mendengarkan saat diajak bicara.
- Kesulitan mengatur sesuatu, misalnya manajemen waktu, mematuhi deadline, dan sebagainya.
- Terlalu sering kehilangan benda-benda penting yang seharusnya dijaga.
- Perhatiannya mudah teralihkan.
- Sering lalai mengerjakan tugas sehari-hari.
Diagnosa ADHD Butuh Rangkaian Pemeriksaan Panjang
Viral di Media Sosial, Apa Itu ADHD dan Gejalanya?/Foto: Pexels.com/Tara Winstead
2. Tipe Hiperaktif/Impulsif
![]() Ilustrasi ADHD/Foto: Pexels.com/Sebastian Arie Voortman |
Penderita tipe ini sering menunjukkan perilaku hiperaktif dan melakukan tindakan spontan tanpa mempertimbangkan akibatnya dengan baik. Berikut beberapa gejalanya:
- Selalu tampak gelisah saat berada dalam satu situasi selama beberapa saat, misalnya menggeliat, terus menggerakkan kaki, dan lain-lain.
- Tidak bisa duduk terlalu lama.
- Suka berlari atau memanjat hal yang kurang lazim.
- Selalu bergerak.
- Terlalu banyak bicara.
- Tidak sabar dalam percakapan. Seringkali menjawab sebelum lawan selesai bicara. Beberapa penderita bahkan hampir selalu memotong pembicaraan.
- Sulit mengantre atau menunggu giliran.
- Beberapa penderita bahkan tak ragu mengambil alih apa yang sedang dilakukan orang lain.
3. Tipe Kombinasi
Selain kedua tipe di atas, ada pula penderita yang mengalami kombinasi ADHD hiperaktif/impulsif dan inatentif sekaligus. Adapun gejalanya adalah perpaduan dari kedua jenis Attention Deficit Hyperactivity Diorder seperti yang disebutkan di atas.
Penyebab ADHD
![]() ADHD/Foto: Pexels.com/Tara Winstead |
Pada dasarnya, penyebab pasti munculnya ADHD masih belum diketahui secara akurat. Namun berdasarkan berbagai pengamatan, CDC menjabarkan bahwa ada beberapa hal yang disinyalir menjadi penyebab, antara lain:
- Cedera otak.
- Terpapar gangguan lingkungan (misalnya saat masih kecil atau ketika dalam kandungan).
- Alkohol dan tembakau
- Lahir secara prematur.
- Berat lahir yang terlalu rendah
Apa yang Harus Dilakukan?
![]() ADHD/Foto: Unsplash.com/Lance Reis |
Dalam banyak kasus, ADHD harus ditangani dengan terapi perilaku dan konsumsi obat. Proses ini harus diawasi secara ketat oleh tim medis yang bertanggung jawab. Meski demikian, CDC memaparkan bahwa selama proses penyembuhan, penderita juga disarankan melakukan hal-hal sebagai berikut:
- Menerapkan pola makan yang sehat dengan konsumsi makanan bergizi yang kaya protein.
- Mengikuti program aktivitas fisik atau olahraga sesuai kelompok usia.
- Membatasi penggunaan gadget dan elektronik, misalnya TV, ponsel, dan lain-lain.
- Mengatur pola tidur dengan baik.
Demikian sekilas informasi tentang apa itu ADHD dan gejalanya. Mengingat ADHD adalah kondisi yang bisa mengganggu kehidupan pribadi dan sosial, jangan lupa untuk meminta bantuan para ahli jika merasa mengalaminya.
Namun perlu diketahui bahwa untuk mengetahui apakah seseorang mengidap ADHD atau tidak, perlu dilakukan serangkaian uji klinis dan tidak bisa didasarkan pada diagnosa pribadi. Jadi, jangan asal klaim tanpa berkonsultasi dengan ahlinya, ya, Beauties!
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!





