4 Perbedaan Cara Gen Z dan Milenial dalam Mengelola Keuangan
Gen Z dan Milenial memiliki perbedaan signifikan dalam cara berpikir dan perspektif hidup yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial dan teknologi. Gen Z, yang lahir antara pertengahan 1990-an dan awal 2010-an, adalah digital natives sejati; sedangkan Milenial, yang lahir antara awal 1980-an dan pertengahan 1990-an, menyaksikan peralihan cepat dari dunia analog ke digital dan dibentuk oleh pengalaman-pengalaman seperti resesi ekonomi 2008.
Perspektif yang lebih pragmatis dan proaktif dari Gen Z terhadap teknologi dan kewirausahaan juga terlihat berbeda dengan Milenial yang umumnya lebih mengutamakan stabilitas sambil tetap mencari makna dalam karier mereka.
Perbedaan-perbedaan antara Gen Z dan Milenial juga tercermin dari cara mengelola keuangan mereka seperti yang dilansir dari Credello ini!
Milenial Dikenal Idealis, Sedangkan Gen Z Lebih Pragmatis
![]() Ilustrasi/Foto: Freepik |
Menurut sebuah survei dari Merkle, sekitar 83% perempuan Milineal cenderung memilih produk dari merek yang menerapkan praktik ramah lingkungan dalam keputusan pembelian mereka. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya nilai-nilai sosial bagi generasi ini.
Pandangan bahwa Milineal sering menghadapi tantangan finansial, seperti kesulitan membeli rumah dan menabung untuk pensiun, juga ada dasarnya. Mereka mengalami masa-masa sulit ketika masuk ke dunia kerja, terutama akibat resesi global sekitar tahun 2008, yang membatasi akses mereka ke berbagai pencapaian finansial. Hal ini memengaruhi pola pengeluaran mereka yang lebih berfokus pada pengalaman hidup dibandingkan pada akumulasi barang atau kekayaan material semata.
Di sisi lain, Gen Z sering dianggap lebih pragmatis dan berhati-hati dalam pengeluaran. Mereka lebih sensitif terhadap harga dan cenderung memilih keamanan jangka panjang dalam konsumsi. Pendekatan pragmatis ini mungkin dipengaruhi oleh masa kecil yang menghadapi ketidakpastian ekonomi sehingga mereka tumbuh dengan kebiasaan konsumsi yang berbeda dari milenial.
Generasi Z Mengubah Pandangan tentang Keuangan Pribadi
Ilustrasi/Foto: pexels.com/yankrukov
Generasi Z mengelola keuangan pribadi mereka dengan penekanan pada stabilitas keuangan jangka panjang. Mereka dibesarkan dalam era digital yang memberikan akses mudah ke teknologi dan informasi, termasuk mengenai keuangan.
Salah satu tren yang muncul di kalangan Gen Z adalah cash stuffing, yaitu metode anggaran yang melibatkan penyimpanan uang tunai dalam amplop untuk alokasi pengeluaran tertentu. Metode ini menjadi populer di platform seperti TikTok, di mana banyak pengguna berbagi pengalaman dan tips mengelola keuangan mereka.
Selain itu, Gen Z menggunakan media sosial sebagai alat untuk belajar tentang keuangan yang membantu mereka menjadi lebih cerdas dalam mengelola finansial sejak usia dini. Mereka juga sangat termotivasi untuk meningkatkan kekayaan bersih mereka dengan memulai usaha sampingan dan mengembangkan bisnis secara daring.
Milenial Memilih Penasihat Keuangan Daripada Robo-Advisor
Ilustrasi/Foto: Pexels.com / Karolina Grabowska
Menurut survei yang dilakukan oleh Natixis Investment Managers, sekitar 40% Milenial memilih untuk mendapatkan nasihat investasi secara langsung daripada mengandalkan robo-advisor. Meskipun mereka terbuka terhadap teknologi investasi, banyak yang masih lebih memilih interaksi tatap muka dengan penasihat keuangan.
Di sisi lain, survei Charles Schwab menunjukkan bahwa generasi Milineal memang makin percaya diri dalam mengelola investasi mereka dan tertarik pada berbagai strategi investasi, termasuk investasi yang lebih inovatif seperti fractional shares dan socially responsible investing. Sementara itu, Gen Z ingin lebih memahami dan mengendalikan keputusan finansial mereka sendiri sehingga sering kali menghindari ketergantungan terhadap penasihat keuangan konvensional.
Gen Z Sangat Memperhatikan Pinjaman Pendidikan
Ilustrasi/Foto: Freepik/halayalex
Menurut survei dari Handshake, sekitar 70% mahasiswa yang akan lulus pada tahun 2024 menyatakan bahwa pinjaman pendidikan akan memengaruhi pilihan karier mereka. Banyak dari mereka yang bersedia mengambil pekerjaan yang tidak mereka sukai demi segera memenuhi kewajiban membayar utang tersebut.
Meskipun begitu, dalam hal pinjaman pendidikan, Gen Z berada dalam posisi yang lebih baik dibandingkan dengan generasi Milenial. Michael Lux, seorang pengacara dan pendiri Student Loan Sherpa, menjelaskan bahwa peminjam Gen Z memiliki akses yang lebih baik terhadap pelayanan pinjaman yang lebih transparan dan sederhana. Hal ini berbeda dengan generasi sebelumnya yang menghadapi aturan pinjaman yang lebih rumit.
Selain itu, makin banyak perusahaan yang menawarkan bantuan pembayaran utang sebagai bagian dari paket manfaat karyawan. Hal ini menunjukkan adanya perubahan positif dalam cara perusahaan mendukung karyawan mereka yang berurusan dengan utang pendidikan.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
