7 Tipikal Mindset Orang Tua Asia atau Asian Parents, Valid Nggak Nih?
Meski tiap keluarga dan orang tua punya cara-cara berbeda dalam upaya mendidik dan memberikan yang terbaik bagi anaknya, tetapi secara garis besar tipikal orang tua Asia atau Asian parents punya kesamaan, lho.
Karena itu jangan coba-coba bandingkan lebih jauh dengan orang tua Western, karena bisa jadi memang beda banget!
Merangkum dari laman Tally Press, cek yuk mindset orang tua Asia berikut!
1. Anak Harus Mendengar dan Patuh
Sejak kecil, kita dibiasakan untuk selalu mendengar dan patuh apa kata orang tua. Sebaliknya, kalau kamu merespon semisal sedang 'dibilangin' alias dimarahi, maka kerap disebut tidak sopan.
Salah satu dampaknya, mungkin kita jadi nggak begitu kritis bertanya di kelas saat di sekolah karena malu dan nggak biasa, hingga jadi 'yes-man' saat di dunia kerja.
ilustrasi anak menangis /Foto: Unsplash/ Arwan Sutanto |
2. Nilai Akademik Bagus adalah Segalanya
Nilai akademik nyatanya memang penting, tetapi orang tua Asia tampak akan melakukan berbagai cara agar anaknya bisa memenuhi standar nilai akademik yang dianggap baik tersebut. Pasalnya mempercayai bahwa nilai akademik yang bagus, dapat menunjang masa depan yang baik.
3. Hukuman Dianggap Lebih Efektif
Menghukum anak yang didapati bersalah dianggap lebih efektif, dibanding mengevaluasi dan memberi encouragement seperti yang dilakukan orang tua Western.
4. Anak Mesti Mengejar Karir yang Dianggap Orang Tua Baik
Kebanyakan orang tua Asia sudah merencanakan apa-apa saja yang mesti anaknya lakukan, hingga karir yang nantinya mereka kejar sejak anak masih balita. Itu semua biasanya dengan alasan agar anak-anaknya dapat hidup lebih baik dari diri mereka. Padahal, belum tentu bidang tersebut disukai oleh anak-anak mereka.
Ilustrasi anak tidak diajarkan berbagai macam emosi. / Sumber: Freepik.com |
5. Tidak Membiasakan Anak Ekspresikan Emosi
'Anak-anak' Asia kebanyakan dibesarkan dengan cara menerima instruksi verbal yang tak terhitung seperti diktaktor, sehingga hampir tak mendorong mereka untuk bisa ekspresif. Hasilnya, anak pun akan merasa sulit juga aneh dalam mengekspresikan diri pada orang tuanya, seperti mengungkap rasa sayang lewat kata-kata.
6. Pentingnya Kerja Keras agar Masa Depan Bagus
Orang tua Asia memikirkan masa depan anaknya sejak jauh-jauh hari. Salah satu yang mereka yakini adalah kerja keras adalah segalanya. Inilah mungkin yang jadi alasan, kenapa misal anaknya tidak dapat nilai A dianggap tidak cukup bekerja keras.
7. Masih Terkesan Mengatur Anaknya yang Sudah Besar
Meski kamu merasa sudah bukan anak kecil lagi, tetapi seperti jadi khas orang tua Asia, yang terkesan masih mengatur anaknya.
Terlebih bagi mereka yang sudah berkeluarga tapi masih tinggal bersama, membuat orang tua masih merasa harus terlibat (dalam keluarga kecil si anak yang sudah berumah tangga).
Apakah kamu merasa valid dengan tujuh poin di atas, Beauties?
----------------
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
ilustrasi anak menangis /Foto: Unsplash/ Arwan Sutanto
Ilustrasi anak tidak diajarkan berbagai macam emosi. / Sumber: Freepik.com