
Alasan Kenapa Menyimpan Uang di Bank Bukan Cara yang Tepat untuk Investasi

Beauties, apakah yang terlintas di pikiran kamu pertama kali bila bicara soal investasi yang aman? Apakah tergolong aman bila meletakkannya saja di bank? Mungkin karena faktor bank itu lebih familier bagi kita untuk menyimpan uang dengan relatif nyaman dan aman.
Nah, memang nyaman dan praktis Beauties untuk meletakkan uang di sana, kamu pun bisa merasakan sendiri jadi bisa mengambil uangmu di bank cabang mana saja atau ATM sekehendakmu.
Tetapi ternyata, akan beda halnya bila bicara dengan investasi. Menurut Financial Planner Mitra Rencana Edukasi, Mike Rini dalam Closing Bell, CNBC Indonesia, 'investasi' di bank bukan ide yang baik.
![]() |
"Ingin (investasi) dengan menaruh di bank aja (karena dianggap) yang aman dengan pilih produk yang (dinilai) aman di bank, seperti tabungan, dan deposito, karena walaupun aman dia tidak bisa menyaingi inflasi, sehingga mau tidak mau Anda berisiko terkena dengan biaya kenaikan hidup di masa yang akan datang. Itu karena investasi Anda (di bank) tidak bisa mengejar itu (inflasi)," jelas Mike.
Ya Beauties, tujuan berinvestasi adalah untuk mengatasi inflasi salah satunya. Sementara bunga bank kurang bisa mengatasi hal ini. Solusinya menurut Mike sebaiknya melakukan diversifikasi investasi, artinya meletakkan aset kamu dengan cara disebar, Beauties.
"Jadi tidak semuanya taruh di tabungan saja, itu nggak menyelesaikan masalah. Tetapi mainnya komposisi saja. Kalau tipikal kamu adalah investor konservatif, maka sebagian besar atau 50-70 persen dana yang mau anda investasikan di tempat yang aman dan diversifikasi, misalnya dibagi di tabungan, deposito, dan obligasi seperti ORI. Sisanya 30 persen diletakkan di tempat yang punya pertumbuhan tinggi dan jangka panjang sehingga mengalahkan inflasi, seperti investasi berbasis saham," terang Mike.
![]() |
Hal ini juga sama dengan orang yang punya profil risiko lain seperti moderat dan agresif juga perlu melakukan diversifikasi.
Mengutip IDX Channel, ada beberapa tipe investor. Di antaranya ada konservatif (tipe investor dengan profil risiko paling rendah, sehingga lebih memilih investasi yang stabil), moderat (tipe investor dengan profil risiko sedang), dan agresif (tipe investor dengan profil risiko yang tinggi, yakni tipe yang siap jika investasi pokoknya berkurang atau hilang demi imbal hasil yang juga tinggi).
---------------
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!