Beauties, menstruasi adalah siklus alami yang terjadi pada perempuan setiap bulannya. Periode ini dimulai ketika seorang perempuan sudah memasuki umur pubertas. Ketika siklus menstruasi datang, kebutuhan utama yakni produk sanitasi seperti pembalut adalah hal yang sangat penting.
Namun sayangnya, kebutuhan ini sering kali tidak terpenuhi bagi sebagian orang karena terbatasnya akses yang disebabkan oleh kemiskinan. Kondisi ini disebut pula dengan istilah period poverty, di mana perempuan kesulitan untuk mendapatkan produk kebutuhan menstruasi.
Fenomena period poverty ini menggerakkan seorang perempuan bernama Amika George untuk mendorong pemerintah agar memberikan produk sanitasi di sekolah secara gratis. Yuk, intip perjuangannya berikut ini!
Berawal dari Isu Period Poverty di Inggris
![]() Berawal dari Masalah di Negeri Sendiri/Foto: pinklungi.com/Pinklungi |
Saat di sekolah menengah, Amika George membaca artikel tentang berapa banyak anak muda di Inggris yang terpaksa bolos sekolah karena stigma tentang menstruasi hingga masalah ketidakmampuan untuk membeli produk sanitasi.
Kemiskinan menstruasi atau period poverty adalah situasi yang dialami banyak perempuan ketika mereka tidak mampu membeli produk menstruasi yang mahal. Secara global, kemiskinan ini bersinggungan dengan bentuk ketidakberuntungan lainnya, termasuk kemiskinan dan geografi.
Hal ini juga akan berdampak pada kemampuan untuk memenuhi potensi mereka dan memengaruhi kemampuan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak serta mengangkat keluarga mereka keluar dari kemiskinan. Period poverty ini adalah masalah ketidaksetaraan gender yang masih menjerat berbagai negara di seluruh dunia.
![]() |
Untuk di Inggris, produk sanitasi diklasifikasikan sebagai “luxury, non essential item” dan dikenakan pajak sebesar 5 persen. Terinspirasi untuk mengambil tindakan, Amika mendirikan organisasi bernama Free Periods pada April 2017 dan memulai petisi online yang meminta pemerintah untuk menyediakan produk menstruasi gratis untuk semua anak. Petisi tersebut memperoleh lebih dari 200 ribu tanda tangan yang berarti bahwa petisi tersebut harus ditangani oleh Parlemen.
Kampanye Free Periods Dimulai
![]() Campaign Free Periods/Foto: ourwoke.com/Our Woke |
Melalui gerakannya, Amika juga menyoroti masalah kesehatan dan kebersihan yang terkait dengan period poverty dan sulitnya kaum muda ketika mereka tidak mampu membeli produk sanitasi. Ini termasuk menggunakan kain lap, pembalut gulungan atau menggunakan kembali tampon selama berhari-hari.
Ia juga memperjuangkan pendidikan yang lebih baik bagi pria seputar menstruasi yang dimulai di lingkungan sekolah, sehingga mereka lebih memahami menstruasi dan membantu mengakhiri stigma dan period poverty.
Dari apa yang dilakukan, Amika diberikan sejumlah penghargaan, termasuk dinobatkan dalam daftar Time Most Influential Teens of 2018, The Big Issue Top 100 Changemakers, dan Top 100 teen Vogue’s 21 under 21 list. Pada tahun 2018 ia juga dianugerahi Goalkeepers Campaigners Award dari Bill & Melinda Gates Foundation.
Suaranya Berhasil Mengubah dan Perlahan Mengakhiri Period Poverty
![]() Keberhasilan Free Periods/Foto: malala.org/Malala Organization |
Sejak Januari 2020, pemerintah telah memberikan dana kepada setiap sekolah di Inggris untuk penyediaan produk menstruasi gratis bagi siswa mereka. Sekarang, tidak ada yang harus bolos sekolah karena tidak memiliki akses ke produk sanitasi saat menstruasi.
Tidak sampai di situ, kampanye Free Periods kini telah berkembang menjadi gerakan global. Banyak para remaja yang bersemangat berjuang untuk mengakhiri kemiskinan menstruasi di negara-negara di seluruh dunia.
Gerakan ini mendorong pemerintah memahami bahwa di antara segudang manfaat lainnya, memastikan akses gratis atau terjangkau pada produk-produk sanitasi di sekolah adalah investasi dalam pendidikan, kesetaraan, dan masa depan kaum muda di mana pun itu.
"Generasi saya telah membuktikan bahwa kami tangguh dan bertekad untuk melawan ketidakadilan sosial dan menyerukan kelambanan politisi yang prioritasnya tampak jauh dan terlepas dari kita sendiri. Di atas segalanya, Free Periods telah mengajari saya bahwa aktivisme benar-benar dapat mengubah dunia. Itu sebabnya saya percaya semua orang bisa, dan harus, menjadi aktivis," tulis Amika George di Washington Post.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Pilihan Redaksi |