Bukan Cuma Karier dan Standar Kecantikan, Ini 5 Tantangan Besar yang Masih Dihadapi Perempuan Modern

Aqida Widya Kusmutiarani | Beautynesia
Sabtu, 08 Mar 2025 11:30 WIB
Period Poverty
Period poverty masih sering dihadapi oleh perempuan (Period Poverty/Foto: pexels.com/Adrienn)

Jadi perempuan di zaman sekarang itu bisa dibilang penuh warna, banyak peluang, tapi juga nggak sedikit tantangannya. Dari urusan karier, standar kecantikan yang kadang bikin pusing, sampai perjuangan mendapatkan kesetaraan di berbagai aspek kehidupan. 

Meski dunia sudah semakin maju, masih ada hal-hal yang bikin perempuan harus berjuang ekstra keras. Nah di artikel ini, kita bakal bahas tantangan terbesar yang dihadapi perempuan saat ini. 

Ketidakadilan Rasial

Ketidakadilan rasial menjadi  salah satu tantangan perempuan
Ketidakadilan Rasial/Foto: pexels.com/CoWomen

Diskriminasi sudah jadi tantangan buat semua perempuan, tapi buat mereka yang berasal dari kelompok etnis minoritas, bebannya bisa dua kali lipat. Menurut laporan dari PBB, faktor ras dan gender sering kali tumpang tindih dalam banyak aspek kehidupan, mulai dari pekerjaan, perumahan, sampai masalah ekonomi. 

Contohnya, di Amerika Serikat, nggak ada kelompok perempuan yang gajinya setara dengan laki-laki kulit putih non-Hispanik. Mirisnya lagi, perempuan dari kelompok ras minoritas harus menghadapi kesenjangan upah yang lebih besar lagi. 

Kekerasan Berbasis Gender

Kekerasan berbasis gender masih sering dihadapi oleh perempuan (Kekerasan berbasis gender/Foto: pexels.com/Vinicius Wiesehofer)

Kekerasan berbasis gender atau gender-based violence (GBV) itu bukan cuma soal fisik, tapi juga bisa berupa kekerasan seksual atau bahkan tekanan psikologis yang bikin perempuan menderita. Mirisnya, lebih dari sepertiga perempuan dan anak perempuan di dunia pernah mengalaminya. 

Bentuk GBV yang paling sering terjadi adalah kekerasan dalam hubungan. Bayangkan, satu dari empat perempuan pernah mengalami kekerasan fisik atau seksual dari pasangannya sendiri. Nggak berhenti di situ, ada beberapa kelompok yang lebih rentan jadi korban, seperti anak muda, perempuan lanjut usia, pengungsi, dan etnis minoritas.

Perdagangan Manusia

Perempuan dan anak perempuan sering menjadi korban perdagangan manusai (Perdagangan manusia/Foto: pexels.com/ Pixabay)

Siapa pun bisa jadi korban perdagangan manusia, tapi perempuan dan anak perempuan jadi yang paling rentan. Melansir dari Human Rights Careers, menurut penelitian tahun 2017, 71% korban perdagangan manusia adalah perempuan. Lebih miris lagi, 96% dari mereka dijual untuk eksploitasi seksual.

Period Poverty

Period poverty masih sering dihadapi oleh perempuan (Period Poverty/Foto: pexels.com/Adrienn)

Menstruasi itu hal wajar yang dialami banyak perempuan, tapi sayangnya, masih ada sekitar 500 juta perempuan dan anak perempuan di dunia yang nggak punya akses ke pembalut, toilet bersih, edukasi, dan sumber daya lain yang mereka butuhkan, menurut OHCHR. Kondisi ini dikenal sebagai period poverty atau kemiskinan menstruasi.

Dampaknya nggak main-main. Nggak cuma bikin malu atau nggak nyaman, tapi juga bisa merenggut hak-hak mereka. Banyak anak perempuan yang terpaksa putus sekolah, menikah dini, bahkan mengalami kekerasan seksual dan kehamilan yang nggak direncanakan, hanya karena kurangnya akses dan edukasi soal menstruasi. 

Gaji yang Nggak Setara

Gaji yang nggak setara masih sering dihadapi oleh perempuan (Tantangan perempuan/Foto: pexels.com/Jopwell)

Dari dulu, pekerjaan yang dilakukan perempuan sering dianggap kurang bernilai dibanding pria. Bahkan sampai sekarang, perempuan masih dibayar lebih rendah untuk pekerjaan yang sama. Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), memang ada sedikit kemajuan, tapi kesenjangan upah berbasis gender masih ada, bahkan di beberapa bidang, jaraknya makin lebar.

Masalah ini bukan soal pendidikan, karena di banyak negara, pria tetap mendapat penghasilan lebih tinggi dibanding perempuan meskipun kualifikasinya sama. Masih dilansir dari Human Rights Careers, beberapa penyebab utamanya adalah segregasi pekerjaan berbasis gender di mana perempuan lebih banyak bekerja di sektor dengan gaji lebih rendah dan praktik pembayaran yang nggak adil. 

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

 

 

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE