Claudia Goldin, Profesor Ekonomi Harvard Perempuan Ketiga yang Menangkan Nobel Ekonomi 2023
Profesor ekonomi Harvard, Claudia Goldin, menjadi perempuan ketiga dalam sejarah yang memenangkan hadiah Nobel bidang ekonomi atas karyanya dalam menjelaskan kesenjangan upah berdasarkan gender.
Penghargaan tersebut diumumkan oleh Hans Ellegren, sekretaris jenderal Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia, sebagaimana dilansir dari Women's Agenda.
Penelitian Goldin selama puluhan tahun mengungkap bagaimana rata-rata perempuan dibayar lebih rendah dibandingkan pria, bahkan ketika mereka memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Penelitiannya juga mengungkapkan bahwa sebagian besar kesenjangan muncul setelah melahirkan.
![]() Claudia Goldin/Foto: Instagram.com/oko.press |
Dalam penelitiannya, Goldin melihat data yang mencakup 200 tahun partisipasi perempuan dalam angkatan kerja di Amerika Serikat dan menemukan bahwa peran perempuan di pasar kerja dan gajinya ditentukan oleh berbagai faktor, termasuk keputusan individu seperti pilihan pendidikan dan pekerjaan. perubahan sosial, dan ekonomi yang luas.
Goldin mengatakan dia terkejut dan sangat senang menerima penghargaan tersebut. Menjelaskan karyanya dengan kata-katanya sendiri, Goldin mengatakan, "Saya mengerjakan perubahan jangka panjang dalam sejarah ekonomi, khususnya evolusi peran ekonomi perempuan dan posisi kita saat ini.”
![]() Claudia Goldin/Foto: Instagram.com/live_mint |
“Fakta bahwa telah terjadi perubahan besar, namun masih terdapat perbedaan besar antara perempuan dan pria dalam hal apa yang mereka lakukan, bagaimana mereka diberi upah dan sebagainya. Dan pertanyaannya adalah mengapa hal ini terjadi?”
Dalam wawancara lain setelah kemenangannya, dia mengatakan bahwa dia berharap masyarakat akan menyadari betapa pentingnya perubahan jangka panjang dalam memahami pasar tenaga kerja. “Kami melihat sisa sejarah di sekitar kami,” katanya.
![]() Claudia Goldin/Foto: Instagram.com/dwnews |
“Kita tidak akan pernah mencapai kesetaraan gender sampai kita juga memiliki kesetaraan pasangan. Walaupun kita telah mengalami perubahan progresif yang besar, pada saat yang sama terdapat perbedaan-perbedaan penting yang disebabkan karena perempuan lebih banyak melakukan pekerjaan rumah tangga di rumah."
Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia mengatakan bahwa penelitian Goldin memberikan laporan komprehensif pertama mengenai pendapatan perempuan dan partisipasi pasar tenaga kerja selama berabad-abad.
“Penelitiannya mengungkap penyebab perubahan, serta sumber utama kesenjangan gender yang masih ada," ungkapnya.
![]() Claudia Goldin/Foto: Instagram.com/postopinions |
“Goldin menunjukkan bahwa partisipasi perempuan di pasar tenaga kerja tidak mengalami tren peningkatan sepanjang periode ini, namun membentuk kurva berbentuk U. Partisipasi perempuan menikah menurun seiring dengan transisi dari masyarakat agraris ke masyarakat industri pada awal abad ke-19, namun kemudian mulai meningkat seiring dengan pertumbuhan sektor jasa pada awal abad kedua puluh," tambahnya.
Goldin adalah pelopor dalam bidang yang sebagian besar didominasi oleh pria. Pada tahun 1989, dia adalah perempuan pertama yang ditawari jabatan di departemen ekonomi Harvard dan pernah menjabat sebagai presiden di American Economic Association dan Economic History Association.
Sepanjang kariernya, Goldin telah menulis beberapa buku dan makalah akademis tentang asal mula ketidaksetaraan di tempat kerja di Amerika. Bukunya yang terbit pada tahun 1992, Understanding the Gender Gap: An Economic History of American Women adalah sebuah judul yang mengubah keadaan yang menjelaskan bagaimana ketimpangan upah berkembang selama 250 tahun terakhir.
Buku tersebut juga membantah mitos bahwa kemajuan lapangan kerja bagi perempuan merupakan reaksi terhadap revolusi sosial, bukan reaksi jangka panjang.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!



