Heboh Oxford University Tuai Kritik Gegara Tak Sertakan Nama Peneliti Indonesia dalam Temuan Rafflesia Hasseltii
Bunga langka bernama Rafflesia hasseltii baru-baru ini ditemukan sedang mekar di Hutan Sukaraya Baru, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan (Sumsel). Penemuan tanaman yang dilindungi ini menjadi sorotan dunia dan viral di berbagai media sosial.
Penemuan Rafflesia hasseltii di Sumatera ini merupakan kolaborasi The University of Oxford Botanic Garden and Arboretum dan Program RIIM Ekspedisi. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berkolaborasi dengan dua lembaga riset dari Universitas Bengkulu dan Komunitas Peduli Puspa Langka Bengkulu.
Ada tiga nama peneliti Indonesia yang terlibat dalam ekspedisi ini, yaitu Joko Witono (peneliti BRIN), Septi Andriki (aktivis konservasi dan pemandu lapangan), dan Iswandi (Lembaga Pengelola Hutan Nagari Sumpur Kudus). Namun, tiga nama peneliti ini tak dicantumkan oleh Oxford University saat mengumumkan temuan Rafflesia hasselti. Akibatnya, Oxford University menuai kritik tajam dari netizen di media sosial.
Heboh Oxford University Tuai Kritik Gegara Tak Sertakan Nama Peneliti Indonesia dalam Temuan Rafflesia Hasseltii
Penemuan Rafflesia hasseltii/Foto: Dok. Pribadi Septian Andriki/detikcom
Oxford University mengumumkan temuan tanaman langka Rafflesia hasseltii di Sumatera melalui akun X (dulu Twitter). Mereka menyebut nama peneliti dari Kebun Raya Oxford dalam ekspedisi tersebut, tapi tidak menyebut nama peneliti Indonesia yang padahal juga terlibat di dalamnya.
"Rafflesia hasseltii: Tumbuhan yang lebih sering dilihat harimau daripada manusia. Kemarin, @thorogoodchris1 dari Kebun Raya Oxford adalah bagian dari tim yang menjelajahi hutan hujan Sumatera (sebuah pulau di Indonesia) yang dijaga harimau siang dan malam untuk menemukan Rafflesia hasseltii," tulis akun @UniofOxford, Rabu (19/11).
Sontak, cuitan Oxford University tersebut menuai kritik dari netizen. Tak sedikit yang bertanya mengapa universitas tersebut tidak menyertakan nama peneliti Indonesia yang juga ikut menemukan Rafflesia hasseltii.
"Halo, bisakah Anda menyebutkan nama peneliti Indonesia dari Indonesia? Mengapa institusi besar seperti Oxford tidak bisa menghargai peneliti lokal dan tidak menyebutkannya? Bukan hanya peneliti dari Oxford, tetapi juga peneliti dari Indonesia," tulis akun @luk***.
"Hai @UniofOxford sebagai institusi yang sangat kredibel, Anda wajib menyebutkan nama-nama peneliti Indonesia yang terlibat dalam proyek ini. Mohon berikan penghargaan yang sepantasnya kepada para peneliti lokal yang tanpanya proyek ini tidak akan berhasil!" tulis akun @soc***.
Bahkan, Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan juga turut buka suara terkait hal ini, Beauties.
"Dear @UniofOxford, para peneliti Indonesia kami—Joko Witono, Septi Andriki, dan Iswandi—bukanlah NPC (karakter non-pemain). Sebutkan juga nama mereka," tulis Anies di akun X-nya, @aniesbaswedan, Minggu (23/11).
Berdasarkan pantauan Beautynesia, Rabu (26/11), pengumuman ini juga diunggah Oxford University di akun Instagram mereka, yaitu @oxford_uni. Caption unggahan tersebut sudah diperbaikidengan mencantumkan nama Septian Andriki sebagai peneliti yang terlibat dalam temuan Rafflesia hasseltii. Namun, cuitan di X belum diubah.
"Rafflesia hasseltii: Tumbuhan yang lebih sering dilihat harimau daripada manusia. Kemarin, Dr. Chris Thorogood (@illustratingbotanist) dari @oxfordbga adalah bagian dari sebuah tim – termasuk Septian Andriki (@bujangpalala44), yang juga ada di video – yang menjelajahi hutan hujan Sumatra (sebuah pulau di Indonesia) yang dijaga harimau siang dan malam untuk menemukan Rafflesia hasseltii. Hanya sedikit orang yang pernah melihat bunga ini, dan luar biasanya, tim tersebut menyaksikannya mekar di malam hari," bunyi caption Oxford University di unggahan Instagram.
BRIN Pastikan Peneliti Indonesia Penulis Utama Temuan Rafflesia Hasseltii
Penemuan Rafflesia hasseltii/Foto: Dok. Pribadi Septian Andriki/detikcom
Menanggapi soal unggahan Oxford University yang tidak menyertakan peneliti Indonesia di pengumuman temuan Rafflesia hasseltii, Kepala BRIN Arif pastikan peneliti Indonesia akan jadi penulis utama dalam publikasi ilmiah dari temuan tersebut.
"Dalam publikasi ilmiah yang sedang dipersiapkan, insyaallah periset BRIN yang lead," kata Arif kepada wartawan, Selasa (25/11), dikutip dari detikcom.
Arif mengatakan publikasi ilmiah itu akan menjadi rujukan bagi ilmuwan dunia. Publikasi akan menyertakan nama-nama yang terlibat dalam penemuan Rafflesia hasseltii.
"Publikasi Ilmiah ini yang akan jadi rujukan ilmiah bagi para ilmuwan dunia," ujarnya.
"Publikasi internasional tentunya yang menyertakan semua periset, baik luar maupun dalam. Dan periset BRIN menjadi penulis utama," lanjut Arif.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!