Ini Wajah Pelaku Tersangka Pencabulan Santriwati di Jombang, Jadi DPO dan Dilindungi Sang Ayah
Kasus pencabulan oleh Moch Subchi Azal Tzani (MSAT) alias Mas Bechi (42) terhadap santriwati kembali menjadi sorotan masyarakat. Kasus ini sebenarnya sudah bergulir sejak tahun 2017 silam, namun hingga saat ini, MSAT yang telah ditetapkan menjadi tersangka belum berhasil ditangkap oleh pihak polisi.
MSAT sendiri telah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) sejak Januari 2022. Pada Minggu (2/7) kemarin, sempat terjadi aksi kejar-kejaran ketika polisi berupaya menangkap MSAT. Namun, MSAT berhasil kabur.
Tak hanya itu, beredar pula sebuah video yang memperlihatkan ayah MSAT, seorang kiai dan pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Shiddiqiyyah, KH Muhammad Mukhtar Mukthi, meminta polisi tidak menangkap anaknya, MSAT. Menurutnya, kasus tersebut merupakan fitnah yang dilayangkan pada keluarga.
Ini Sosok MSAT Pelaku Pencabulan Santriwati di Jombang
MSAT anak kiai Jombang/ Foto: dok istimewa |
MSAT alias Mas Bechi berusia 42 tahun. MSAT menjabat sebagai pengurus Pondok Pesantren milik ayahnya. Saat ini, dia menjabat pengasuh ponpes atau Wakil Rektor Ponpes Majma'al Bachroin Hubbul Wathon Minal Iman Shiddiqiyyah, Desa Losari, Ploso, Jombang. Sebagai putra kiai, ia cukup disegani oleh para pengikut sang ayah.
Dilansir dari detikNews, ciri-ciri Bechi yang berusia 42 tahun dalam DPO itu disebut memiliki tinggi 168 cm dengan bentuk wajah oval. Rambut Bechi lurus berwarna hitam, senada dengan warna matanya.
Untuk warna kulit disebut sawo matang. Ciri-ciri lainnya disebutkan Bechi memiliki tahi lalat hitam di bawah mata dan pipi sebelah kiri.
MSAT Ahli Metafakta dan Anak Band
Terungkap fakta bahwa Bechi terkenal memiliki ilmu metafakta. Ilmu inilah yang dijadikan modus dalam melakukan pencabulan hingga persetubuhan pada santriwatinya. Selain itu, Bechi dikenal sebagai anak band.
Bahkan pada akhir Mei lalu, Bechi disebut-sebut akan menggelar konser musik jazz rakyat festival di Ponpes Majma'al Bachroin Hubbul Wathon Minal Iman Shiddiqiyyah, Desa Losari, Kecamatan Ploso. Namun, konser musik yang digelar 31 Mei tersebut tidak mendapatkan izin dari Polres Jombang, dilansir dari detikJatim.
Sebagai informasi, sebelum mencabuli korban, MSAT melakukan modus merekrut korban menjadi salah satu tim relawan kesehatan.
"Modusnya korban dimasukkan oleh seseorang, anak buahnya tersangka untuk menjadi salah satu tim kesehatan, metafakta," kata Kuasa Hukum korban Nun Sayuti, dilansir dari detikNews.
Saat seleksi tim, korban dijanjikan ditransfer ilmu. Namun, korban diminta untuk melepas semua pakaiannya agar ilmu tersebut bisa masuk. Korban sempat menolak karena hal ini tidak masuk akal.
MSAT menegaskan jika ilmu tersebut tidak akan sampai jika korban masih mengandalkan akal atau logika. "Nah salah satu prosedurnya melalui internal interview, saat itulah terjadi pemerkosaan itu," imbuh Nun.
Dugaan Pencabulan Sudah Terjadi Sejak 2017: MSAT Janji Akan Memperistri Korban
Ilustrasi korban pelecehan seksual/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Serghei Turcanu |
Kasus dugaan pencabulan MSAT terhadap santriwati ini telah dilakukan sejak 2017. Pada 2018, ada santri yang berani melapor ke Polres Jombang. Laporan ini atas dugaan pencabulan, persetubuhan hingga kekerasan seksual pada tiga santriwati, seperti dilansir dari detikJatim.
Pada Oktober 2019 Polres Jombang menerbitkan surat perintah penghentian penyidikan. Ini karena pelapor dianggap tidak memiliki bukti lengkap.
Usai penolakan laporan korban karena tak cukup bukti, akhirnya, korban lain pun melaporkan MSAT ke Polres Jombang. Laporan ini juga dilakukan pada tahun 2019. Hingga akhirnya Januari 2020, penyidikan kasus ini resmi diambil alih Polda Jatim.
Dilansir dari detikNews, saat melakukan aksinya, MSAT memiliki sejumlah modus, salah satunya berjanji akan memperistri korban. MSAT juga disebut mengancam korban agar mau disetubuhi.
Sulitnya Menangkap MSAT
Polisi dinasihati kiai di Jombang/ Foto: Tangkapan layar |
Beberapa kali MSAT hendak dijemput paksa tapi selalu gagal. Bahkan, pada Minggu (3/7) kemarin, upaya penangkapan MSAT oleh pihak kepolisian diwarnai aksi kejar-kejaran layaknya film koboi. Namun, MSAT gagal ditangkap, ia berhasil melarikan diri.
Kabar terakhir menyebutkan upaya negosiasi polisi untuk menangkap Bechi kandas setelah dihalangi ayahnya, KH Muhammad Mukhtar Mukthi. Kiai Mukhtar menolak permintaan polisi untuk menyerahkan putranya, MSAT. Karena ia menilai putranya menjadi korban fitnah dalam kasus pencabulan santriwati tersebut. Ia meminta polisi tidak memaksakan diri menangkap putranya.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
MSAT anak kiai Jombang/ Foto: dok istimewa
Ilustrasi korban pelecehan seksual/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Serghei Turcanu
Polisi dinasihati kiai di Jombang/ Foto: Tangkapan layar