Memahami Budaya Patriarki di Indonesia, Apa Penyebab dan Dampaknya Bagi Perempuan?
Beauties, apakah kamu pernah mendengar istilah budaya patriarki? Istilah ini bukan istilah baru, namun semakin gencar terdengar akhir-akhir ini. Apalagi dengan semakin digencarkannya kampanye-kampanye mengenai kesetaraan gender.
Patriarki sendiri artinya sebuah sistem sosial yang menempatkan pria memegang kekuasaan lebih tinggi dibandingkan perempuan dalam setiap aspek. Budaya yang mengutamakan pria ini sayangnya masih mengakar kuat di masyarakat, tak terkecuali di Indonesia. Jika dibiarkan, bisa berdampak buruk bagi perkembangan dan kemajuan kaum perempuan.
Lantas, apa yang dimaksud dengan budaya patriarki dan dampaknya bagi perempuan?
Penjelasan Budaya Patriarki dan Penyebabnya
![]() Ilustrasi Pemimpin Perempuan/foto: pexels.com/alena-darmel |
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah patriarki merujuk pada sebuah perilaku yang mengutamakan pria ketimbang perempuan dalam sebuah masyarakat atau kelompok sosial tertentu. Melansir dari Wolipop, Komisioner Komnas Perempuan, Masruchah, menambahkan bahwa patriarki adalah sebuah sistem yang menempatkan pria sebagai pemegang kekuasaan yang utama dan mendominasi dalam berbagai peran.
Budaya patriarki sudah berlangsung turun menurun di Indonesia, bahkan dunia. Adanya pemahaman bahwa perempuan tidak mendapatkan hak yang sama dengan pria menjadikan posisi pria menjadi lebih dominan.
Contohnya saja di satu era di Indonesia ketika hanya pria yang berhak menempuh pendidikan, sebelum akhirnya pahlawan perempuan R.A. Kartini menempatkan posisi perempuan di Indonesia menjadi sejajar dengan pria dalam memperoleh hak yang sama. Karena sudah berlangsung secara turun temurun dan membudaya, akhirnya patriarki dapat menjadi sebuah sistem yang sulit dihapuskan dan dapat merugikan kaum perempuan.
Budaya Patriarki dan Kekerasan Terhadap Perempuan
![]() Women Support Women/foto: pexels.com/liza-summer |
Di satu sisi, perasaan dominan yang dimiliki oleh seorang pria berhasil menempatkan dirinya setingkat lebih tinggi dibanding perempuan. Hingga akhirnya memandang bahwa perempuan hanyalah sebuah objek yang bisa ditindas, dimanipulasi bahkan dimanfaatkan. Kondisi inilah yang menjadi dampak budaya patriarki terhadap perempuan yang masih banyak terjadi.
Kasus kekerasan terhadap perempuan dalam data Komnas Perempuan masih terbilang tinggi dalam beberapa dekade ini. Kasus yang terbanyak, dilakukan oleh orang terdekat yaitu pasangan. Data kekerasan yang dialami oleh perempuan yang masih menjalin hubungan pacaran terbilang tinggi, bahkan meningkat.
Budaya patriarki ini bisa menyebabkan kesenjangan gender, baik dari sisi karier, kehidupan bermasyarakat, dan berbagai kesempatan lainnya. Selain itu, budaya patriarki juga dapat memicu diskriminasi, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), hingga pelecehan dan kekerasan seksual terhadap kaum perempuan.
Lakukan Ini untuk Berantas Budaya Patriarki
![]() Pemimpin Perempuan/foto: pexels.com/rodnae-productions |
Menjadi perempuan yang berdaya, perlu untuk memahami apa yang harus diperjuangkannya dalam memperoleh hak-haknya. Melawan budaya patriarki bukan berarti kamu menempatkan dirimu setingkat lebih tinggi di atas pria, Beauties. Namun, dengan menjadikan dirimu setara dalam mencapai semua tujuan tanpa ada batasan terhadap gender, dengan tetap memperhatikan kewajiban dan tanggungjawab.
Perempuan bisa menjadi pemimpin, perempuan bisa sekolah tinggi, perempuan berhak menentukan apa yang terbaik bagi dirinya tanpa harus membatasi diri dengan predikat bahwa perempuan hanya bisa mengurusi urusan dapur, sumur, dan kasur.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Pilihan Redaksi |


