Pernah Jadi Korban saat Kecil, Perempuan Ini Bikin Kampanye Merajut Topi #HatNotHate untuk Akhiri Bullying

Salsabila Pratiwi | Beautynesia
Minggu, 17 Jul 2022 23:00 WIB
Pernah Jadi Korban saat Kecil, Perempuan Ini Bikin Kampanye Merajut Topi #HatNotHate untuk Akhiri Bullying
Shira Blumental/Foto: hatnothate.org/ Hat Not Hate

Bullying atau perundungan adalah isu serius yang sayangnya hingga kini masih marak terjadi. Namun pengalaman bullying yang pahit, tidak membuat Shira Blumenthal terpuruk. Sebaliknya, dari rasa sakit yang dialami karena bullying pada masa sekolah, membuatnya berinisiasi untuk menyudahi bullying.

Melalui campaign #HatNotHate, Shira menyadarkan banyak orang tentang dampak bullying dan menyuarakan baik anak maupun orang dewasa, tidak seharusnya menerima perlakuan yang buruk.

Dihimpun dari People, yuk simak kisah Shira Blumenthal dalam memberantas bullying dengan menciptakan kampanye #HatNotHate yang menginspirasi berikut ini!

Pernah Menjadi Korban Bullying saat Kecil

Pernah di Bully Saat Kecil, Shira Blumenthal Mengampanyekan #HatNotHate untuk Mengakhiri Tindak Bullying
Shira Kecil/Foto: hatnothate.org/Hat Not Hate

Saat berusia 9 tahun, penampilan Shira dijadikan lelucon bagi teman sekelasnya. Tidak jarang, Shira menangis karena perundungan yang dilakukan berulang kali. Temannya tersebut mengolok bentuk rambut, berat badan, penampilan, hingga gayanya. Dari satu teman, ejekan tersebut membuat seluruh teman kelasnya mengejek penampilan Shira kecil.

Walaupun ibunya telah melaporkan kejadian tersebut kepada pihak sekolah, namun perundungan tidak juga mereda. Bahkan lebih parah hingga akhirnya pindah sekolah adalah keputusan yang harus diambil saat itu.

“Aku ingat saat berada di ruang tunggu bersama Ibu ketika ingin melaporkan perundungan yang dialami. Ibu memberikan cincin perak yang memiliki mutiara kecil dengan dua aksen bola emas. Ibu berkata, “Shira, cincin ini akan memberimu keberanian saat kamu membutuhkannya dan aku tidak bisa berada di sana. Saat kamu membutuhkanku, gosok saja cincin itu dan ketahuilah bahwa aku mengirimimu keberanian"," tutur Shira, dilansir dari situs resmi #HatNotHate.

Peluncuran #HatNotHate

Pernah di Bully Saat Kecil, Shira Blumenthal Mengampanyekan #HatNotHate untuk Mengakhiri Tindak Bullying
Topi Biru Sebagai Simbol/Foto: harnothate.org/Hat Not Harge

Pada tahun 2018, Shira memutuskan untuk membuat kampanye anti bullying yang disebut #HatNotHate. Selain dari pengalaman pribadinya, ia juga menemukan fakta bahwa sekitar satu dari empat anak di Amerika Serikat mengalami bullying dan intimidasi. Hal ini jika terjadi berulang dapat menyebabkan depresi, kecemasan, dan perilaku bunuh diri.

Konsep #HatNotHate adalah orang-orang merajut, merenda dan membuat topi biru. Warna biru mewakili kesadaran dan solidaritas serta merupakan warna untuk dipakai dalam mendukung pencegahan bullying. 

[Gambas:Instagram]

Dari menyumbangkan topi biru, gerakan #HatNotHate tidak hanya sampai di situ. Shira dan tim akan bekerja sama dengan Direktur Pendidikan untuk membuat program pertemuan yang akan dipresentasikan di sekolah-sekolah di seluruh AS selama bulan Oktober, yakni pada National Bullying Prevention Month

Topi yang dikumpulkan akan dibawa ke acara untuk dipakai siswa sepanjang bulan, memberdayakan mereka untuk menjadi kuat dan melawan intimidasi, serta merasa terdorong oleh cinta dan tujuan pembuatan topi buatan tangan ini. 

Kampanye #HatNotHate pun sukses berkembang secara global. Di tahun 2019, kampanye ini menerima lebih dari 23 ribu topi dari para perajut di seluruh dunia. Tak hanya mengirim topi, orang-orang juga sering mengirim surat kepadanya dan memceritakan pengalaman bullying yang mereka alami.

Bukan Hanya Sekadar Simbol

Pernah di Bully Saat Kecil, Shira Blumenthal Mengampanyekan #HatNotHate untuk Mengakhiri Tindak Bullying
Edukasi Siswa/Foto: hatnothate.org/Hat Not Hate

Bukan hanya sebagai simbolisme, tujuan #HatNotHate adalah untuk mendidik siswa tentang anti bullying dan memberi tahu mereka bagaimana mereka sendiri dapat membuat perubahan, serta dapat membuat perbedaan di hari seseorang yang telah diintimidasi hanya dengan bersikap baik.

“Ketika aku memulai ini untuk Shira yang berusia sembilan tahun, aku melakukannya hanya karena aku tidak ingin orang lain merasakan apa yang aku rasakan. Aku ingat berada di pelukan ibu dan bertanya 'Mengapa aku?'. Tentu saja, aku tidak dapat membayangkan kejadian buruk tersebut bisa berubah menjadi bentuk gerakan dinamis yang telah menyentuh dan membantu ribuan orang. Dan mereka bukan hanya mahasiswa. Orang dewasa yang pernah di-bully atau yang pernah di-bully saat kecil ikut serta membuat topi sebagai sumber terapi bagi diri mereka sendiri," tutur Shira.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
CERITA YUK!
Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE