Ramai Fenomena Oversharing, Ini 4 Alasan Psikologis Orang Gemar Mengumbar Masalah Pribadi di Media Sosial
Keberadaan media sosial memberikan banyak manfaat positif bagi penggunanya. Namun, di sisi lain, media sosial juga membawa dampak buruk dengan kemunculan konten-konten yang bersifat overshare atau berbagi berlebihan, hingga ke ranah kehidupan pribadi.
Fenomena overshare ini seolah meleburkan batasan antara data yang terbilang informasi personal dengan data yang layak dikonsumsi oleh publik. Sayangnya, mengumbar masalah pribadi di media sosial seolah diromantisasi oleh perhatian publik yang memberi like, komentar provokatif, hingga membagikan ulang unggahan pribadi tersebut.
Kecanduan mengumbar masalah di media sosial rupanya bisa dijelaskan dari sudut pandang keilmuan, yakni psikologi. Dilansir dari Buffer, inilah alasan psikologis yang membuat orang doyan mengumbar kehidupan pribadinya di ranah publik, termasuk media sosial.
Presentasi Diri
Alasan pertama yang membuat seseorang berbagi di media sosial adalah untuk menunjukkan jati diri dan semua hal yang mereka sukai kepada orang lain. Semua orang punya personal brand-nya masing-masing yang diwakili oleh konten yang mereka bagikan di sosial media.
Dengan membagikan konten di sosial media, biasanya orang-orang ingin menyasar citra diri tertentu yang diinginkannya, entah itu sosok yang baik, penuh perhatian, berkharisma, atau memiliki daya tarik unik. Alasan ini pun dibenarkan oleh setidaknya 68 persen orang, menurut The New York Times.
Menguatkan Hubungan
![]() Ilustrasi oversharing/Foto: Pexels/Samuel Figueroa |
Sementara itu, 78 persen orang berkata bahwa mereka mencoba untuk terhubung serta menjalin koneksi dengan orang-orang yang melihat konten mereka. Konten yang dibuat sendiri terkadang tidak menyasar kepada kelompok yang besar, tetapi lebih kepada kelompok dengan minat yang sama seperti si pembuat konten.
Pembuat konten biasanya berpikir bahwa mereka tidak akan bisa menarik atau terhubung dengan orang-orang dengan minat yang sama dengannya tanpa berusaha melakukan upaya untuk memperkenalkan dirinya.
Peningkatan Kelas Sosial
Ilustrasi media sosial/Foto: Freepik.com/Beststudio |
Sebanyak 62 persen orang setuju bahwa membagikan konten-konten tertentu membuat mereka meraih pengakuan publik yang bisa mengantarkan mereka kepada kelas sosial yang lebih tinggi. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan mereka bahwa mereka merasa bangga apabila orang lain menunjukkan reaksi positif terhadap konten yang mereka unggah di media sosial.
Respons publik yang bersifat positif, baik berupa komentar atau like akan membuat seseorang yang membagikan konten merasa eksistensinya di dunia ini berguna, punya arti, dan merasa berharga.
Menunjukkan Dukungan terhadap Suatu Isu
Ilustrasi media sosial/Foto: Freepik.com/tirachardz |
Manusia juga merupakan makhluk sosial yang suka berbagi mengenai isu atau kejadian yang mereka pedulikan. Ketika seseorang mendukung suatu hal atau isu tertentu, mereka akan cenderung termotivasi untuk menyebarluaskan rasa suka atau apresiasinya terhadap hal tersebut.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

Ilustrasi media sosial/Foto: Freepik.com/Beststudio
Ilustrasi media sosial/Foto: Freepik.com/tirachardz