Sudah Tahu? Begini Cara Mendidik Anak Tentang Consent!
Pendidikan seks di Indonesia mungkin masih terkesan tabu untuk dibicarakan. Namun, mengajarkan seorang anak tentang consent, tidak ada hubungannya dengan mengajari mereka tentang seks. Consent adalah tentang menghormati batasan. Ketakutan akan serangan seksual dan pemerkosaan menjadi perhatian utama banyak orang.
Tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual. Untuk itu, penting bagi kita sebagai orang tua untuk mencari cara mendidik anak yang benar tentang consent atau persetujuan sedari dini.
Inilah beberapa tips mendidik anak tentang consent yang dapat kamu lakukan agar mereka dapat memahami dan membuat batasan yang jelas mengenai tubuh mereka.
Ajari Anak Untuk Meminta Izin Jika Ingin Menyentuh Atau Memeluk Teman Bermainnya
![]() Memeluk teman bermain/Foto: pexels/anna shvet |
Konsep utama dari sebuah consent adalah mendapatkan persetujuan untuk melakukan sesuatu. Ajari anak agar mereka dapat mengerti dan menghargai jika temannya menolak untuk disentuh seperti dalam bentuk pelukan, dekapan, ciuman, maupun gelitikan.
Begitupun jika hal itu terjadi pada dirinya sendiri. Ia berhak menolak jika ia merasa tak nyaman. Ajari mereka bahwa kata “tidak” dan “berhenti” adalah kata penting yang harus dihargai.
Ajari Tentang Batasan
![]() Pemeriksaan dokter/Foto: freepik.com/DCStudio |
Mengajari anak tentang consent artinya mengajari mereka tentang batasan. Ajari anak mengenai otonomi tubuh mereka. Semakin anak bertambah usia, jelaskan bahwa orang-orang tertentu bisa mendapatkan akses yang berbeda tentang tubuhnya.
Seperti, tidak masalah jika seorang Ibu atau Ayahnya memeluknya, tapi tidak dengan orang asing. Atau, tidak masalah jika seorang dokter memeriksa bagian tertentu tubuhnya di bawah pengawasan orang tua, tapi tidak dengan orang asing, secara diam-diam.
Baca Juga : Seks Edukasi untuk Anak, Apa Manfaatnya? |
Ajak Sang Anak Untuk Membaca Ekspresi Wajah atau Situasi
![]() Bermain ekspresi wajah/Foto: pexels/artem podrez |
Jelaskan pada sang anak bahwa kadang-kadang, kita merasa aneh di dalam hati ketika kita merasakan bahwa seseorang atau situasi tidak benar, bahkan jika kita tidak dapat mengatakan alasannya. Beri tahu mereka bahwa mereka harus selalu mendengarkan suara hati itu, bahwa sebagai manusia, otak kita terhubung dengan cara itu untuk melindungi kita dari bahaya.
Tekankan bahwa mereka harus menghormati naluri mereka. Permainan tebak-tebakan dengan ekspresi adalah cara yang bagus untuk mengajari anak-anak cara membaca bahasa tubuh.
Jadilah Pendengar yang Baik dan Berikan Respon yang Bijak
![]() Respon dengan bijak/Foto: pexels/ketut subiyanto |
Masa anak-anak adalah masa-masa di mana pemikiran kritis anak mulai berkembang dan ingin mengetahui banyak hal. Tak menutup kemungkinan mereka mempunyai rasa ingin tahu yang besar seputar masalah seksualitas yang tak jarang membuat orang tua terkejut saat mendengarnya.
Alih-alih mengalihkan pembicaraan atau menyuruh mereka berhenti membahasnya, dengarkan apa yang mereka katakan dan jawablah dengan tepat dan tidak perlu terlalu mendetail. Namun, dengan cara yang bijak dan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh sang anak.



