STATIC BANNER
160x600
STATIC BANNER
160x600
BILLBOARD
970x250

Suka Bergantung Pada Orang Lain, Ini Penyebab Orang Dewasa Mengalami Peter Pan Syndrome alias Sindrom Anak Mami!

Cica Rahmania | Beautynesia
Kamis, 21 Apr 2022 13:45 WIB
Suka Bergantung Pada Orang Lain, Ini Penyebab Orang Dewasa Mengalami Peter Pan Syndrome alias Sindrom Anak Mami!

Peter Pan dalam kartun animasi Disney menggambarkan sosok anak laki-laki yang tidak pernah menua. Dalam dunia nyata, rupanya sosok ini benar adanya. Namun, ketidakdewasaan yang terjadi bukan dalam hal fisik, melainkan emosional.

Dengan kata lain, ada orang-orang yang tidak benar-benar beranjak dewasa seperti usianya, baik dalam pola perilaku maupun pola pikir. Untuk menggambarkan hal ini, seorang psikologis asal Amerika Serikat bernama Dan Kiley menyebutnya dengan sindrom Peter Pan.

Hal ini biasanya ditandai dengan ketergantungan seseorang pada orang lain, terutama orang tua atau keluarga, dan ketidakmampuan menghadapi konflik. Lebih parah lagi, orang dengan Peter Pan syndrome tidak bisa mengambil keputusan untuk dirinya sendiri dan acap kali lari dari masalah.

Sikap manja zodiak GeminiIlustrasi manja. (Foto: Freepik.com/ nakaridore)/ Foto: Ni Made Dwi Agustina

Sesungguhnya, hal itu terjadi bukan tanpa sebab. Seringnya, kehidupan masa kecil berpengaruh dan semakin kompleks dari waktu ke waktu. Dihimpun dari Health Line, berikut penyebab seseorang mengalami sindrom Peter Pan atau populer di kalangan sosial dengan sebutan anak mami.

Pengalaman Masa Kecil

Seorang psikologi asal Portland, Oregon, bernama Patrick Cheatham, mengatakan bahwa kondisi ini didukung oleh faktor gaya pengasuhan di masa kecil. Di mana seorang anak tidak diajarkan mandiri.

Ilustrasi anak-anak yang sedang belajarIlustrasi masa kecil. (Foto: Pexels/ Tima Miroshnichenko) 

"Gaya pengasuhan tertentu dapat mengakibatkan orang yang tidak mempelajari keterampilan hidup tingkat orang dewasa, cerdik dalam menghindari tanggung jawab dan komitmen, terlalu fokus pada pencarian sensasi dan hedonisme, dan meromantisasi kebebasan dan pelarian," kata Cheatham.

Pola Asuh

Setiap orang menginginkan yang terbaik bagi anaknya. Hal itu tidak salah, tapi terkadang cara mereka membiarkan anak melakukan apa saja tanpa aturan dengan dalih eksplorasi membuat anak tumbuh dengan keyakinan bahwa tidak apa-apa untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan.

Pola asuh anak/Foto: Pexels.com/Ketut SubiyantoPola asuh anak. (Foto: Pexels.com/Ketut Subiyanto)

Ditambah lagi, ketika anak salah, orang tua selalu membela di garda terdepan, sehingga anak tidak pernah belajar bahwa tindakan tertentu memiliki konsekuensi. Termasuk ketika orang tua masih mendukung finansial anak di usia dewasa awal. Hal ini bisa bikin mereka terlena dan bergantung pada orang tua

Pengasuhan yang Protektif

Sebaliknya, pola asuh yang terlalu mengekang juga tidak baik bagi kehidupan anak memasuki usia dewasa. Alih-alih melindungi anak dari hal-hal yang membuat mereka terluka, sesekali orang tua perlu mengajarkan anak tentang baik dan buruk serta mengajarkan keterampilan hidup.

Nggak Hanya Protektif Sebagai Orang Tua, Ibu Juga Bisa Menjadi Sahabat Baikmu Lho/Freepik.comIlustrasi protektif. (Foto: Freepik.com/freepik)/

Sebut saja membersihkan rumah dan piring bekas makannya sendiri. Hal ini bisa menanamkan konsep tanggung jawab pada anak di usia dewasa.

Faktor Ekonomi

Cheatham juga mengatakan bahwa kesulitan ekonomi dan stagnasi finansial juga dapat berkontribusi terbentuknya sindrom Peter Pan  pada generasi muda. "Saya pikir dibutuhkan lebih banyak kesibukan, motivasi diri, dan keterampilan sosial untuk memandu karier daripada di masa lalu," katanya.

Upah yang rendah dan persaingan karier yang tinggi menghambat motivasi seseorang yang sudah rendah untuk mengejar karir yang lebih baik. Hasilnya, beberapa orang menghindari tanggung jawab finansial sepenuhnya.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI

(fer/fer)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE