Tuai Kecaman, UI Minta Maaf Usai Undang Pembicara Pro Israel di Orientasi Mahasiswa

Nadya Quamila | Beautynesia
Rabu, 27 Aug 2025 18:15 WIB
Tuai Kecaman, UI Minta Maaf Usai Undang Pembicara Pro Israel di Orientasi Mahasiswa
Tuai Kecaman, UI Minta Maaf Usai Undang Pembicara Pro Israel di Orientasi Mahasiswa/Foto: Humas UI

Heboh Universitas Indonesia (UI) jadi sorotan usai mengundang tokoh Peneliti Senior Tad and Dianne Taube di Hoover Institution, Universitas Stanford, Peter Berkowitz sebagai narasumber di Orientasi Program Pascasarjana, Sabtu (23/8). Peter Berkowitz diketahui memiliki latar belakang sebagai pendukung Israel atas serangan ke Palestina.

Kritik mengalir deras kepada UI, mempertanyakan keputusan mereka mengundang sosok pembicara pro-Israel di sebuah acara kampus. Menanggapi hal ini, UI memberikan klarifikasi, meminta maaf, dan mengaku khilaf.

Sosok Peter Berkowitz, Guru Besar Stanford yang Pro-Israel

Peter Berkowitz

Peter Berkowitz/Foto: Tangkapan layar YouTube Hoover Institution

Acara orientasi mahasiswa pascasarjana UI bertajuk "Pengenalan Sistem Akademik Universitas (PSAU) Pascasarjana UI 2025" diselenggarakan pada Sabtu (23/8). Acara tersebut mengundang beberapa pembicara, salah satunya Peter Berkowitz.

Bertugas memberikan orasi ilmiah, ada beberapa hal yang dibahas Berkowitz dalam acara tersebut. Misalnya soal peran pendidikan di demokrasi untuk melindungi hak asasi manusia hingga soal struktur kurikulum dan kesempatan yang mahasiswa bisa berikan untuk negara. Tak hanya itu, Berkowitz juga sempat menyinggung buku karya filsuf Yunani Aristoteles berjudul 'Politik', sebagaimana dikutip dari detikNews.

Lantas, siapa sosok Peter Berkowitz yang diketahui memiliki latar belakang sebagai pendukung Israel atas serangan ke Palestina?

Dilansir dari detikEdu, Prof Dr Peter Berkowitz merupakan Tad and Dianne Senior Fellows, Hoever Institution, Stanford University, AS. Berdasarkan laman resminya, Hoover Institution adalah lembaga pemikir kebijakan publik di Stanford University. Hoover Institution berfokus pada peningkatan kondisi manusia, dengan memajukan ide untuk membuka peluang dan kesejahteraan ekonomi, sambil mengamankan dan menjaga perdamaian bagi AS dan umat manusia.

Berkowitz meraih gelar BA bidang English Literature dari Swarthmore College, Amerika Serikat. Ia lalu memperoleh gelar MA bidang filosofi dari Hebrew University of Jerusalem, kampus riset negeri Israel yang didirikan Albert Einstein bersama Chaim Weizmann dan Judah Leon Magnes.

Berkowitz lalu meraih gelar profesional hukum Juris Doctor (JD) dan PhD bidang ilmu politik dari Yale University. Ia di antaranya meneliti dan menulis tentang pemerintahan konstitusional, konservatisme dan progresivisme, pendidikan liberal, keamanan dan hukum nasional, serta politik Timur Tengah, seperti dikutip detikEdu dari laman Public Interest Fellowship.

Ilmuwan politik ini juga tercatat aktif menjadi kolumnis pada media dan situs poling politik AS RealClearPolitics (RCP). Beberapa tulisannya antara lain menyoal tahap kesepakatan pertama Israel dan Hamas (9 Maret 2025), perang Iran terhadap Israel, Amerika, dan Barat (29 Juni 2025), dan dampak mempekerjakan profesor dengan pandangan konservatif bagi kaum konservatif (27 Juli 2025).

Buku dan karya tulis Berkowitz antara lain Explaining Israel: The Jewish State, the Middle East, and America; Constitutional Conservatism: Liberty, Self-Government, and Political Moderation; Israel and the Struggle over the International Laws of War; Virtue and the Making of Modern Liberalism; dan Nietzsche: The Ethics of an Immoralist.

UI Minta Maaf dan Akui Khilaf Undang Tokoh Pro-Israel

Kampus UI

UI Minta Maaf dan Akui Khilaf Undang Tokoh Pro-Israel/Foto: Nikita Rosa/detikedu

UI mengaku khilaf dan meminta maaf atas kehadiran Peter Berkowitz sebagai narasumber di Orientasi Program Pascasarjana. 

Direktur Humas, Media, Pemerintah, dan Internasional UI, Arie Afriansyah, membenarkan acara yang dihadiri oleh Peter Berkowitz berlangsung kemarin, Sabtu (23/8). UI menyebut akan menerima kritik dari publik terkait kekeliruan itu.

"Universitas Indonesia (UI) menyampaikan terima kasih kepada semua pihak atas kritik dan masukan sebagai bagian dari kebebasan menyampaikan pendapat yang bersifat konstruktif," ucap Arie dalam keterangan kepada media, Minggu (24/8), dilansir dari detikNews.

Arie menegaskan UI memegang penuh konstitusi negara untuk mendukung kemerdekaan bangsa Palestina. Ia menyebut sikap UI itu ditunjukkan saat rektor menemui Duta Besar Palestina pada Januari 2025.

"UI tetap konsisten pada sikap dan pendirian berdasarkan konstitusi Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, yang terus memperjuangkan agar penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, termasuk terdepan dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina menghadapi penjajahan yang dilakukan Israel," kata Arie.

"UI mendukung penuh Kemerdekaan bagi bangsa Palestina. Hal ini disampaikan langsung oleh Rektor UI kepada Duta Besar Palestina saat kunjungannya ke UI pada 17 Januari 2025 yang lalu," tambahnya.

Ia menyebut kasus ini akan menjadi pembelajaran ke depan. UI menekankan akan lebih selektif dalam mengundang seorang narasumber ke acara kampus.

"Kami memahami reaksi dan keprihatinan publik yang mungkin muncul akibat orasi yang disampaikan oleh salah seorang akademisi tamu pada kegiatan PSAU tersebut. Kasus ini menjadi sebuah pembelajaran sekaligus bentuk perhatian positif untuk UI agar lebih selektif dan sensitif dalam mempertimbangkan berbagai aspek saat mengundang akademisi internasional pada masa yang akan datang," ungkapnya.

Pihaknya menyebut tak ada maksud negatif dari kehadiran Peter Berkowitz sebagai orator ilmiah. Arie mengatakan narasumber yang diundang dalam acara itu, semata-mata hanya sesuai dengan bidang yang didalami.

"Saat pemilihan kandidat pembicara, UI menilai bahwa Prof. Peter Berkowitz (The Hoover Institutions - University of Stanford) dan Dr. Ir. Sigit P. Santosa (PT Pindad, Alumni terkemuka MIT di Indonesia) adalah di antara nama-nama terbaik dari luar negeri dan dalam negeri dalam bidang terkait," kata Arie.

UI juga meminta maaf dan mengaku khilaf atas peristiwa yang terjadi. Pihaknya menegaskan akan lebih berhati-hati.

"Adapun tentang latar belakang pembicara dari luar negeri, Prof. Peter Berkowitz (The Hoover Institutions - University of Stanford), dengan segala kerendahan hati UI mengakui kurang hati-hati," kata Arie.

"Dan untuk itu UI meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat Indonesia atas kekhilafan dalam kekurangcermatan saat melakukan background check terhadap yang bersangkutan," imbuhnya.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE