Bosan Diet? Ini 3 Jenis Puasa yang Efektif untuk Menurunkan Berat Badan, Semua Orang Bisa Coba!
Demi mendapat berat badan yang ideal, banyak orang berbondong-bondong melakukan diet. Secara harfiah, dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, diet memiliki aturan makanan khusus untuk kesehatan dan sebagainya, biasanya atas petunjuk dokter.
Pada kenyataannya, diet sendiri memiliki banyak konsep yang disesuaikan oleh kebutuhan dan kemampuan tubuh seseorang. Selain diet, upaya menurunkan berat badan adalah dengan cara berpuasa. Ya, puasa yang erat kaitannya dengan kegiatan spiritual agama tertentu ini kini juga dilakukan untuk menghempas berat badan berlebih.
Intermiten fasting atau IF merupakan salah satu puasa yang cukup populer di kalangan orang-orang yang sedang mencoba menurunkan angka pada timbangan. Dikutip dari website Eat This, Not That!, variasi diet ini menawarkan pendekatan minimalis untuk menurunkan berat badan.
Ilustrasi diet. (Foto: Unsplash.com/Louis Hansel) |
"Setiap kali kita mengalami defisit kalori, akan ada penurunan berat badan," kata Jenny Fontana, NT, NCRC, NCFAC, seorang nutrisionis bersertifikat, kepada Eat This, Not That!. Selain penurunan berat badan, menurut sains, IF juga terbukti menawarkan banyak manfaat kesehatan.
Lebih lanjut, rupanya, puasa intermiten memiliki beberapa konsep yang berbeda. Sebuah studi yang baru-baru ini diterbitkan di JAMA Network meng-highligt tiga metode IF yang terbukti sangat efektif dalam penurunan berat badan. Apa saja? Dihimpun dari Eat This, Not That!, berikut ulasannya menurut Krista Varady, PhD, rekan penulis studi dan profesor nutrisi di University of Illinois, Chicago.
Puasa Alternatif
Ilustrasi puasa. (Foto: pexels.com/Mikhail Nilov)/ Foto: Zeyra Haya |
Jenis puasa ini memiliki metode bolak-balik antara makan dan puasa. Pelaku puasa ini secara bergantian melakukan satu hari makan bebas dan satu hari puasa, yang biasanya hanya makan 500 kalori.
"Triknya adalah memastikan kamu tetap makan sehat saat kamu tidak berpuasa, jika kamu terlalu banyak mengonsumsi kalori dari gula halus dan karbohidrat, kamu akan membuang kadar insulin dan hormon kelaparan dan akhirnya menyimpan lebih banyak glikogen daripada yang kamu bakar," kata Heather Hanks, MS CAM, ahli gizi dan penasihat medis di Medical Solutions BCN, kepada Eat This, Not That!.
Pola Makan 5:2
Ilustrasi puasa. (Foto: freepik.com) |
Berbeda dengan metode puasa alternatif, pelaku diet 5:2 menerapkan pola makan bebas selama lima hari dan dua hari sisanya berpuasa. Namun, Shadi Vahdat, MD, direktur medis di LiveWell Integrative Medicine, mengatakan bahwa metode puasa ini sangat menantang meski terbilang efektif dalam penurunan berat badan, pengurangan lemak tubuh, dan peningkatan metabolisme.
Makan dengan Batas Waktu
Dalam metode puasa ini, nggak ada batasan kalori ketika makan. Namun, pelaku puasa metode ini hanya makan selama 4-10 jam, selebihnya pelaku melakukan puasa.
Ilustrasi puasa. (Foto: Pexels.com/ SHVETS production) |
"Pilihan yang paling praktis dan layak bagi banyak orang ternyata adalah pemberian makan yang dibatasi waktu," kata Vahdat kepada Eat This, Not That!. "Jika dilakukan dengan benar, dengan puasa semalaman setiap hari antara 12-14 jam, maka manfaatnya bisa diperoleh dalam jangka panjang tanpa efek samping yang minimal," imbuhnya.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Ilustrasi diet. (Foto: Unsplash.com/Louis Hansel)
Ilustrasi puasa. (Foto: pexels.com/Mikhail Nilov)/ Foto: Zeyra Haya
Ilustrasi puasa. (Foto: freepik.com)
Ilustrasi puasa. (Foto: Pexels.com/ SHVETS production)