Orang yang menderita Antisocial Personality Disorder (ASPD), yang juga sering disebut sebagai sosiopat, memiliki kebiasaan untuk berperilaku tanpa mempertimbangkan kepentingan orang lain.
Beberapa orang juga menyebut orang yang suka menyendiri sebagai antisosial, padahal diagnosis resmi tentang ASPD harus berasal dari para profesional di bidang kesehatan.
Ada pula miskonsepsi yang membuat masyarakat percaya bahwa semua orang yang mengidap ASPD adalah pelaku kejahatan dan tindak kekerasan. Padahal hal itu tidak berlaku bagi semua pengidap ASPD.
Banyak mitos yang beredar mengenai mental health/Foto: Pexels/cottonbro |
Masih banyak mitos yang beredar di publik mengenai gangguan kepribadian ASPD ini. Padahal hal ini justru membuat para pengidap ASPD enggan mencari pertolongan ahli.
Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman yang baik mengenai ASPD demi membedakan antara mitos dan fakta. Beberapa di antaranya diungkapkan oleh The Recovery Village. Berikut ulasannya!
ASPD Tidak Bisa Diobati
Faktanya, pengobatan untuk gangguan kepribadian ASPD ini memang sulit, tetapi bukan berarti mustahil. Bahkan perawatan yang diberikan kepada penderita ASPD dapat memperbaiki gejala yang biasa ditunjukkan oleh penderitanya.
ASPD bisa diobati/Foto: Pexels/Ron Lach |
Perawatan yang biasa diberikan kepada penderita ASPD adalah obat-obatan penurun agresi seperti fenitoin, obat penstabil suasana hati seperti quetiapine, dan berbagai terapi yang meliputi terapi kognitif, terapi perilaku, terapi keluarga, dan kelompok terapi.
ASPD dan AVPD adalah Penyakit yang Sama
AVPD atau Avoidant Personal Disorder merupakan gangguan kepribadian yang termasuk dalam kluster C, sementara ASPD masuk ke dalam kluster B.
Pengelompokan tipe gangguan kepribadian itu sendiri dilakukan berdasarkan buku panduan profesional mengenai kesehatan mental, DSM-5.
Kedua tipe gangguan kepribadian itu memang sama-sama kesulitan melakukan interaksi sosial. Namun, keduanya memiliki gejala yang sangat berbeda.
Pengidap ASPD cenderung bertindak tanpa memikirkan perasaan orang lain, sedangkan penderita AVPD cenderung menghindar dari hubungan karena perasaan takut pada penolakan dan takut dihakimi.
ASPD adalah Alasan Seseorang Berperilaku Buruk
Pengidap ASPD juga memiliki common sense/Foto: Pexels/Elijah O'Donnell |
Pengidap ASPD bisa membedakan antara benar dan salah seperti orang normal, tetapi memilih untuk mengabaikan kesadarannya itu. Oleh karena itu, ASPD bukanlah alasan bagi seseorang untuk menunjukkan perilaku buruk.
Pengidap ASPD adalah Psikopat
Psikopat biasanya didefinisikan sebagai seseorang yang amoral. Sementara itu, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, orang yang mengidap ASPD masih memiliki hati nurani yang bekerja. Daripada psikopat, pengidap ASPD memiliki gejala yang lebih mirip dengan sosiopat.
ASPD Tidak Bisa Dicegah
ASPD bisa dicegah/Foto: Pexels/Pavel Danilyuk |
Pada beberapa individu, gangguan kepribadian ASPD ini bisa dicegah. Intervensi yang dilakukan oleh peneliti kepada sekelompok anak-anak yang pernah menunjukkan perilaku antisosial terbukti dapat mencegah terjadinya ASPD saat mereka berada pada usia remaja.
Dalam penelitian tersebut, kunci utama untuk mencegah ASPD adalah orang tua. Orang tua dengan anak-anak yang mengidap ASPD harus diberikan pelatihan tentang cara bermain dengan anak, cara memberikan pujian, cara memberi batasan, apa yang harus dilakukan ketika anak berperilaku buruk, serta hadiah apa yang tepat untuk diberikan.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!