Jangan Diam, Ini 5 Contoh Pelecehan Verbal di Tempat Kerja dan Solusinya

Dewi Maharani Astutik | Beautynesia
Senin, 02 Dec 2024 17:00 WIB
Jangan Diam, Ini 5 Contoh Pelecehan Verbal di Tempat Kerja dan Solusinya
Jangan Diam, Ini 5 Contoh Pelecehan Verbal di Tempat Kerja dan Solusinya/Foto: Getty Images/iStockphoto/DragonImages

Pelecehan verbal di tempat kerja adalah masalah serius yang dapat merusak suasana kerja dan kesehatan mental karyawan. Tindakan tersebut bukan hanya merugikan individu yang menjadi sasaran, melainkan juga dapat mempengaruhi produktivitas dan suasana dalam tim secara keseluruhan.

Sayangnya, banyak orang masih merasa enggan untuk melaporkan pelecehan verbal di lingkungan kerja karena takut akan pembalasan atau kurangnya pemahaman bahwa yang mereka alami adalah pelecehan verbal itu sendiri. Oleh karena itu, penting untuk mengenali berbagai bentuk pelecehan verbal dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut seperti yang dilansir dari Happier Human berikut ini!

Panggilan yang Merendahkan

Ilustrasi/Foto: Freepik.com/krakenimages.com
Ilustrasi/Foto: Freepik.com/krakenimages.com

Panggilan nama yang merendahkan sering kali tidak disadari sebagai bentuk pelecehan verbal. Misalnya, jika rekan kerja memanggilmu dengan julukan seperti “bodoh” setelah kamu melakukan kesalahan, maka ini adalah bentuk pelecehan verbal yang nyata.

Baik julukan tersebut sengaja dimaksudkan untuk tujuan negatif atau hanya karena tidak sengaja terucap, hal tersebut tetap merupakan pelecehan verbal. Ketika julukan ini mulai melekat dan sering digunakan, kamu akan terus merasa dipermalukan dan direndahkan setiap kali mendengarnya.

Menertawakan Penderitaanmu

Ilustrasi/Foto: Freepik.com

Salah satu contoh pelecehan verbal yang paling halus adalah ketika seseorang menjadikanmu sebagai bahan lelucon di tempat kerja. Tindakan ini sangat tidak pantas karena mereka tertawa di atas penderitaanmu.

Lebih parahnya lagi adalah ketika kamu menyatakan ketidaknyamanan, sering kali kamu justru dinyatakan “terlalu serius” atau “tidak menjadi anggota tim yang baik”. Semua itu menunjukkan bahwa perasaanmu diabaikan, sebuah perilaku yang sering ditemukan pada orang dengan sifat narsistik.

 

Mengejekmu

Ilustrasi/Foto: Freepik.com

Setiap orang berhak untuk menyuarakan hal-hal yang mengganggu mereka di tempat kerja. Namun, jika kamu melakukannya dan malah diejek oleh rekan kerja atau atasan dengan komentar seperti “Ah, dia lagi sensitif”, itu adalah bentuk pelecehan verbal.

Dengan mengejekmu, mereka secara tidak langsung merundungmu sehingga kamu akan tetap diam jika kejadian yang sama terulang di masa depan. Perilaku mengejek ini meliputi, tanggapan sinis saat kamu berbicara, memutar mata setiap kali kamu memberikan saran, atau respons-respons lainnya yang bertujuan membuatmu merasa gugup dan cemas.

 

Berteriak atau Meninggikan Suara

Ilustrasi/Foto: Unsplash/engin akyurt

Orang sering kali terbawa emosi dalam sebuah diskusi, tetapi jika atasan atau rekan kerjamu berteriak atau meninggikan suara tanpa alasan yang jelas, itu merupakan bentuk pelecehan verbal. Terlebih lagi, mereka menggunakan suara keras dan nada yang menekan itu untuk membuatmu merasa terintimidasi dan akhirnya diam.

Ketika seseorang tidak bisa memenangkan argumen dengan cara yang wajar, mereka cenderung menggunakan volume suara dan nada yang kasar sebagai cara primitif untuk menekanmu agar patuh. Perilaku ini bertujuan untuk memaksamu patuh atau menyerah dalam diskusi.

 

Menyindir

Beberapa tipe kepribadian MBTI yang dikenal paling toxic (Kepribadian toxic/Foto: freepik.com/rawpixel.com)

Ilustrasi/Foto: freepik.com/rawpixel.com

Sindiran sering digunakan sebagai cara halus untuk menyampaikan pesan negatif tanpa mengungkapkan secara langsung. Pelaku mungkin membantah bahwa mereka bermaksud negatif, tetapi pesan yang tersirat dari pernyataan mereka tetap sangat jelas.

Meskipun pelaku tidak secara terang-terangan merendahkanmu, tanda yang diberikan secara tidak langsung tetap saja menunjukkan pandangan yang sangat meremehkan. Tindakan seperti ini sering kali digunakan untuk menghindari tanggung jawab atas pernyataan yang merugikan, tetapi dampaknya terhadap korban tetap sangat merusak dan menyinggung.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE