Beauties, tidak ada orang tua yang ingin mendengar bahwa anaknya adalah pelaku bullying. Sungguh menyakitkan saat mengetahui anak melakukan tindakan hal yang tidak baik kepada teman sebayanya. Intimidasi merupakan masalah serius bagi si pelaku.
Jika anak dikatakan terlibat dalam perilaku intimidasi, baik secara fisik maupun verbal, itu mungkin merupakan sebuah tanda yang serius. Anak mungkin mengalami kecemasan atau depresi, dan mengalami kesulitan mengatur emosi dan perilakunya.
Mengapa Anak Mem-bully?
Alasan anak mem-bully/Foto: Pexels.com/ Mikhail Nilov |
Penting untuk diingat oleh orang tua bahwa anak-anak tidak mengintimidasi temannya karena mereka 'nakal'. Menurut laman Child Mind Institute, anak-anak bisa saja terlibat dalam semua jenis perilaku, tapi bukan berarti mencerminkan siapa sebenarnya mereka sebagai pribadi.
"Anak-anak terlibat dalam semua jenis perilaku yang tidak mencerminkan siapa mereka sebagai pribadi," kata Jamie Howard, PhD, direktur Stress and Resilience Program di Child Mind Institute.
Ada banyak alasan mengapa anak yang berperilaku baik mungkin mengintimidasi temannya. Beberapa di antaranya, termasuk:
- Anak merasa diganggu saat di rumah atau di sekolah, dan mencoba untuk mendapatkan kembali kekuatan dengan bertindak agresif kepada orang lain;
- Mencari perhatian dari guru, orang tua, atau teman sekelas, dan belum berhasil mendapatkannya dengan cara lain;
- Anak pada dasarnya lebih tegas dan impulsif daripada teman-temannya;
- Memiliki kecenderungan untuk menganggap perilaku anak-anak lain sebagai musuh;
- Anak tidak sepenuhnya memahami bagaimana perilakunya membuat korban merasa sakit.
Dengan berbicara dengan anak tentang perilaku bully tersebut, memahami apa yang terjadi dari sudut pandang anak, dan membimbingnya melalui perilaku persahabatan yang tepat, orang tua dapat berupaya untuk mengekang tindakan intimidasi dan mengatasi masalah yang mungkin menyebabkan hal itu terjadi.
Perilaku bullying di sekolah/ Foto: Pexels.com/ Rodnae Productions |
Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua?
Apabila Beauties mendengar dari guru atau ditegur orang tua lain atas tindakan bully si buah hati, hal pertama yang harus dilakukan adalah berbicara dengan anak tentang situasi tersebut. Bicaralah secara langsung tentang point masalahnya dan jelaskan bahwa Beauties terbuka untuk mendengarkan cerita apapun dari sisi anak.
Membicarakan situasi secara terbuka dengan anak dapat memahami mengapa tindakan bully tersebut terjadi dan langkah apa yang perlu diambil untuk menghentikannya.
Seringnya, anak memiliki harga diri yang sangat rendah dan perilaku bullying memberinya kekuatan dan kendali atas sesuatu. Mereka lebih senang dianggap "anak nakal" ketimbang menjadi anak yang tidak diperhatikan.
Setelah berhasil menyelidiki akar permasalahannya, Beauties bisa menyesuaikan respon kamu terhadap tantangan khusus yang dihadapi anak dalam proses interaksi sosialnya. Diskusikan beberapa hal yang mungkin sulit untuk dia tangani dan bimbing dia melalui respon yang tepat.
Korban bully/ Foto: Pexels.com/ Rodnae Productions |
Mendorong anak untuk mengambil sudut pandang anak yang di-bully juga dapat menjadi cara lain yang bermanfaat untuk mengatasinya. Tanyakan kepada anak seperti "coba deh kamu pikirkan bagaimana rasanya ketika kamu ditinggalkan atau sedih karena ada teman yang bersikap tidak baik? Perasaan yang kamu miliki itu adalah perasaan yang dimiliki temanmu karena kamu tidak bersikap baik kepadanya."
Sebaiknya hindari penggunaan kalimat "jangan jadi anak nakal" atau "jangan menganggu temanmu", karena anak akan merespon hal dengan lebih baik ketika dia diberitahu apa yang harus dilakukan daripada apa yang tidak boleh dilakukan.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!