Kontroversi Konten Iklan Rabbani Salahkan Pakaian Korban Pelecehan Seksual, Komnas Perempuan: Sesat dan Tindakan Misoginis!

Nadya Quamila | Beautynesia
Rabu, 11 Jan 2023 17:00 WIB
Kontroversi Konten Iklan Rabbani Salahkan Pakaian Korban Pelecehan Seksual, Komnas Perempuan: Sesat dan Tindakan Misoginis!
Kontroversi Konten Iklan Rabbani Salahkan Pakaian Korban Pelecehan Seksual, Komnas Perempuan: Sesat dan Tindakan Misoginis!/Foto: Dok. Instagram @rabbaniprofesorkerudung.

Beauties, beberapa waktu lalu perusahaan garment yang bergerak dalam bidang retail hijab dan busana Muslim, Rabbani, menuai kontroversi karena iklan yang diunggah di media sosial. Iklan berbentuk video yang diunggah di akun Instagram Rabbani @rabbaniprofesorkerudung menyebutkan hubungan pelecehan seksual dengan pakaian yang digunakan seseorang.

Rabbani menarasikan bahwa cara berbusana perempuan bisa menjadi penyebab terjadinya pelecehan seksual. Komnas Perempuan pun memberikan tanggapan soal konten iklan Rabbani, sebut bahwa pernyataan tersebut menyesatkan dan merupakan tindakan misoginis.

Isi Konten Iklan Rabbani yang Salahkan Korban Pelecehan Seksual

Konten Instagram brand hijab dan busana muslim, Rabbani kembali menjadi kontroversi di media sosial.Konten Instagram brand hijab dan busana muslim, Rabbani kembali menjadi kontroversi di media sosial./ Foto: Dok. Instagram @rabbaniprofesorkerudung.

"Ketika perempuan berpakaian minim. Jika terjadi pelecehan. Siapakah yang salah? Posisi wanita tidak salah jika dilihat dari sudut wanita karena setiap wanita berhak menggunakan pakaian apapun. Jadi laki-lakinya aja yang mesum," bunyi narasi di video yang diunggah Rabbani.

"Namun jika dilihat dari sudut pandangan pria. Wanita yang berpakaian terbuka itu bodoh. Tidak ada asap tidak ada api. Wanita yang berpakaian terbuka akan mengundang seorang pria yang berniat berpikiran buruk," lanjutnya.

Merek asal Bandung tersebut menyarankan bagi kaum pria untuk menjaga pandangan. Rabbani juga bertanya pada netizen dengan menyebut perempuan yang berpakaian terbuka 'bodoh.'

"Tidak berlaku untuk sebaliknya. Wanita sehendaknya menggunakan pakaian tertutup. Tidak memberikan kesempatan untuk pria yang berpikiran jorok. Pria seharusnya menjaga dan minimalisir pandangan yang mengundang syahwat. Pria yang salah atau wanitanya yang bodoh," tulis akun Instagram Rabbani meminta pendapat netizen.

Direktur Rabbani Beri Klarifikasi, Sebut Nama Lembaga Komnas Perempuan

Konten Rabbani tersebut menuai kontroversi dari kalangan netizen dan langsung banjir kritikan. Direktur Marketing Rabbani, Ridwanul Karim memberikan klarifikasi atas konten iklan tersebut melalui Podcast Kasisolusi yang diunggah di YouTube pada 6 Januari 2023 yang berjudul "Klarifikasi Video Iklan "Rabbani" Banjir Hujatan Netizen! Sebut: Wanita Tak Berhijab Itu Bodoh."

Dalam tayangan podcast tersebut Ridwanul Karim, Direktur Rabbani menyatakan bahwa pakaian perempuan yang terbuka menjadi faktor penyebab terjadinya kasus kekerasan seksual. Ia mengungkapkan bahwa hal tersebut berdasarkan data dari Komnas Perempuan.

"Wanita yang berpakaian terbuka itu akan mengundang seorang pria yang berniat berfikiran buruk. Tidak berlaku sebaliknya. Wanita sekehendaknya menggunakan pakaian tertutup. Tidak memberi kesempatan untuk pria yang berfikiran jorok," ungkapnya di menit ke 02.05 - 02.25. Ia menyebut bahwa pernyataan tersebut mengacu pada data yang ia ambil dari Komnas Perempuan.

Ridwanul Karim Direktur Marketing Rabbani.Ridwanul Karim Direktur Marketing Rabbani./ Foto: Bima Bagaskara/detikJabar

Berkali-kali Ridwanul selaku narasumber dan host podcast tersebut menyebutkan nama "Komnas Perempuan" sebagai rujukan data yang dibahas, termasuk menyebutkan faktor-faktor terjadinya kekerasan, termasuk cara berpakaian perempuan.

Menanggapi pernyataan Rabbani tersebut, Komnas Perempuan pun langsung angkat bicara. Lembaga itu mengatakan bahwa pernyataan Ridwanul soal kekerasan seksual disebabkan oleh pakaian yang terbuka tidaklah benar dan menyesatkan.

"Penggunaan data Komnas Perempuan bahwa kekerasan seksual disebabkan oleh pakaian yang terbuka tidaklah benar, dan merupakan disinformasi atau menyebarkan informasi menyesatkan, hal yang dapat melanggar peraturan perundang-undangan," kata Komnas Perempuan, dikutip dari laman resminya.

Komnas Perempuan Sebut Iklan Rabbani Sesat dan Misoginis

Konten Instagram brand hijab dan busana muslim, Rabbani kembali menjadi kontroversi di media sosial.

Kontroversi Konten Iklan Rabbani Salahkan Pakaian Korban Pelecehan Seksual, Komnas Perempuan: Sesat dan Tindakan Misoginis!/Foto: Dok. Instagram @rabbaniprofesorkerudung.

Lebih lanjut, Komnas Perempuan mengatakan pandangan jika kekerasan seksual terjadi karena pakaian perempuan justru menggambarkan rape culture, di mana menempatkan perempuan sebagai penyebab terjadinya pelecehan seksual atau kekerasan seksual.

"Komnas Perempuan menyatakan dengan tegas menolak penyebutan data Komnas Perempuan untuk mendukung iklan yang disampaikan oleh Rabbani," ungkapnya.

Sebagai Lembaga Negara Hak Asasi Manusia, setiap tahunnya Komnas Perempuan meluncurkan Catatan Tahunan (CATAHU), yang merupakan kompilasi data kasus kekerasan terhadap perempuan di Indonesia. CATAHU Komnas Perempuan selama 20 tahun (2001 - 2022) tidak pernah menyebutkan bahwa pakaian perempuan yang terbuka menjadi pemicu terjadinya kekerasan seksual.

Konten Instagram brand hijab dan busana muslim, Rabbani kembali menjadi kontroversi di media sosial.Konten Instagram brand hijab dan busana muslim, Rabbani kembali menjadi kontroversi di media sosial./ Foto: Dok. Instagram @rabbaniprofesorkerudung.

"Berdasarkan pengaduan yang datang langsung ke Komnas Perempuan, pakaian perempuan tidak signifikan sebagai penyebab kekerasan seksual, semua dapat terjadi pada perempuan berpakaian terbuka hingga pakaian yang tertutup," papar Komnas Perempuan.

Demikian pula dalam hal usia, perempuan korban kekerasan seksual terentang mulai dari anak perempuan berusia 8 tahun sampai perempuan lansia. Dalam CATAHU Komnas Perempuan 2022 tercatat jumlah kekerasan seksual sebanyak 4.660 kasus, dengan pelakunya mayoritas orang-orang yang dikenal atau dekat dengan korban, bukan orang tak dikenal yang tertuju pada busana tertentu.

Woman bondage image blur , stop violence against Women, international women's dayIlustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Tinnakorn Jorruang

Komnas Perempuan pun menegaskan bahwa pernyataan dalam iklan Rabbani merupakan tindakan misoginis dan melekatkan stigma bahwa perempuan adalah penyebab terjadinya kekerasan seksual. Komnas Perempuan juga menyampaikan agar Rabbani dan Podcast Kasisolusi agar menarik iklan tersebut dan meminta maaf atas kesengajaan, termasuk penyebutan menyesatkan pemirsa seolah informasi iklan tersebut berasal dari "data Komnas Perempuan".

"Kami juga meminta media sosial YouTuber dan/atau influencer dalam mengutip data kekerasan terhadap perempuan mengacu pada sumber resmi Komnas Perempuan. Kami juga mengajak dunia usaha terlibat dalam upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan serta tidak menjadikan kekerasan terhadap perempuan sebagai komoditi iklan, terutama dengan menyampaikan informasi yang tidak benar," tutupnya.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE