Mengenal Nyadran, Tradisi Ziarah Kubur oleh Masyarakat Jawa Menjelang Bulan Ramadan, Kamu Lakukan juga?
Ada beberapa tradisi unik menjumpai bulan Ramadan yang kerap dilakukan masyarakat Indonesia. Mulai dari tradisi menyucikan diri, menyantap hidangan khusus, hingga berziarah dan memanjatkan doa untuk keluarga serta leluhur yang telah meninggal.
Bagi masyarakat Jawa, khususnya Jawa Tengah, mereka biasanya melakukan tradisi Nyadran menjelang bulan Ramadan atau tepatnya di bulan Syakban. Kata Nyadran berasal dari bahasa Sanskerta, ‘sraddha’, yang berarti keyakinan.
Nyadran adalah tradisi yang dilakukan dengan cara berziarah dan membersihkan makam leluhur, tabur bunga, dan menggelar kenduri atau selamatan. Tradisi ini menggabungkan konsep kepercayaan adat dengan ajaran agama Islam.
Hal yang Dilakukan Saat Menggelar Nyadran
Ilustrasi ziarah kubur/Foto: pexels.com/Ivan Samkov |
Ritual yang dijalankan secara turun temurun oleh masyarakat Jawa ini sebenarnya merupakan rangkaian budaya. Mengutip CNN Indonesia, saat Nyadran warga akan berziarah membersihkan makam, tabur bunga, dan mengirimkan doa bagi orang tua, sanak saudara, dan tokoh leluhur yang sudah meninggal.
Usai berziarah, acara dilanjutkan dengan menggelar kenduri atau makan bersama-sama di masjid, musala, atau rumah Kepala Desa setempat. Tak lupa, warga juga akan membaca Surat Yasin atau tahlil saat berdoa di makam leluhur dan di saat kenduri.
Mengenal Nyadran, Tradisi Ziarah Kubur oleh Masyarakat Jawa Menjelang Bulan Ramadan
Masyarakat Jawa menggelar tradisi Nyadran menjelang bulan Ramadan/Foto: Arsip Kapanewon Samigaluh Kabupaten Kulon Progo
Nilai Tradisi Nyadran sebagai Kearifan Lokal
Sekilas, Nyadran memang mirip ziarah. Tetapi, tradisi ini rupanya memiliki makna yang berbeda dengan ziarah kubur.
Pelaksanaan ritual Nyadran dapat menjadi wadah silaturahmi antar warga karena dilakukan secara kolektif, di mana seluruh warga desa turut terlibat. Nyadran juga kental akan nilai-nilai filosofis, di antaranya sebagai upaya melestarikan warisan nenek moyang serta mewujudkan sikap rukun, damai, saling mengasihi satu sama lain, dan kedewasaan dalam kehidupan beragama.
Selain itu, Nyadran dianggap sebagai bentuk penghormatan dan balas budi kepada para leluhur yang sudah meninggal. Ini sekaligus menjadi pengingat bagi orang-orang yang masih hidup bahwa semua manusia pasti akan menemui ajalnya.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Pilihan Redaksi |
Ilustrasi ziarah kubur/Foto: pexels.com/Ivan Samkov